Aksesibilitas Sebagai Kunci Menuju Pariwisata yang Inklusif dan Berkelanjutan – Aksesibilitas merupakan aspek penting dalam pariwisata yang sering terabaikan. Kurangnya aksesibilitas dapat membatasi partisipasi masyarakat dalam kegiatan pariwisata. Aksesibilitas suatu daya tarik wisata ataupun suatu daerah sangat mempengaruhi jumlah kunjungan wisatawan ke daya tarik wisata ataupun daerah tersebut. Selain itu, aksesibilitas di lokasi wisata juga sangat penting. Terutama aksesibilitas bagi penyandang disabilitas, lansia, ibu hamil, dan keluarga dengan anak kecil. Buruknya aksesibilitas dapat berakibat pada hilangnya peluang ekonomi dan sosial bagi masyarakat setempat. Maka penting untuk dilakukan penelitian atau kajian mengenai hal ini.
Aksesibilitas mengacu pada kemudahan dan kenyamanan dalam mencapai suatu tempat. Dalam konteks pariwisata, aksesibilitas mencakup berbagai aspek, seperti:
- Transportasi: Ketersediaan dan kualitas moda transportasi yang menghubungkan destinasi wisata dengan tempat asal wisatawan.
- Informasi: Kemudahan mendapatkan informasi tentang destinasi wisata, termasuk cara mencapainya, akomodasi, dan atraksi yang tersedia.
- Fasilitas: Ketersediaan fasilitas yang mendukung wisatawan dengan berbagai kebutuhan, seperti lansia, penyandang disabilitas, dan keluarga dengan anak kecil.
Salah satu contoh akibat kurangnya aksesibilitas adalah pariwisata di Kabupaten Kulonprogo dan kaitannya dengan Bandara YIA atau Yogyakarta International Airport. Pembangunan bandara ini diperkirakan dapat meningkatkan perekonomian dan pariwisata Kabupaten Kulonprogo. Meski ekonomi memang meningkat, namun pembangunan Bandara YIA tidak begitu berdampak pada pariwisata di Kabupaten Kulonprogo. Hal ini salah satunya akibat dari minimnya aksesibilitas dari Kota Yogyakarta dan sekitarnya ke Kabupaten Kulonprogo, serta ke daya tarik wisata di dalamnya.
Di sisi lain terdapat contoh nyata dampak positif dari adanya aksesibilitas yang baik. Salah satunya ada di Kabupaten Sumedang, tepatnya di Desa Cilangkap Kecamatan Buahdua. Dikatakan bahwa sejak Tol Cisumdawu beroperasi penuh, ditambah lagi diperbaikinya jalan Legok-Conggeang-Buahdua membuat kunjungan wisatawan ke Mata Air Cigirang melonjak drastis. Bahkan pengunjung yang awalnya hanya berasal dari Kabupaten Sumedang dan sekitarnya, meningkat hingga pengunjung dari luar daerah. Setelah aksesibilitas diperbaiki, banyak pengunjung dari Jakarta, Majalengka, Indramayu, Bandung, Bekasi, dan lainnya.
Oleh karena itu, penting untuk meningkatkan aksesibilitas dalam pariwisata. Hal ini dapat dilakukan dengan:
- Memperbaiki infrastruktur transportasi: Pemerintah perlu membangun dan memelihara infrastruktur transportasi yang memadai, seperti jalan raya, bandara, dan stasiun kereta api.
- Mengembangkan teknologi informasi: Teknologi informasi dapat digunakan untuk menyediakan informasi yang mudah diakses tentang destinasi wisata, termasuk cara mencapainya, akomodasi, dan atraksi yang tersedia.
- Membangun fasilitas yang ramah disabilitas: Fasilitas wisata, seperti akomodasi, atraksi, dan transportasi, perlu dirancang agar dapat diakses oleh semua orang, termasuk lansia dan penyandang disabilitas.
Baca juga : Indeks Perjalanan dan Pariwisata Forum Ekonomi Dunia 2024
Aksesibilitas Sebagai Kunci Menuju Pariwisata yang Inklusif dan Berkelanjutan – Dengan meningkatkan aksesibilitas, pariwisata dapat menjadi sektor yang lebih inklusif dan berkelanjutan. Pariwisata yang didukung oleh aksesibilitas yang baik akan dapat lebih berkembang serta mengoptimalkan seluruh potensi yang dimiliki. Hal tersebut kemudian dapat memberikan manfaat bagi semua orang.
No responses yet