Kota merupakan suatu bentukan fisik yang dapat dikenali melalui bentuk ruang dan kualitas nilai suatu tempatnya. Pemahaman nilai pada suatu tempat adalah melalui kekhasan dan karakteris-tiknya. Makna dari suatu kota akan memberikan identitas bagi kota tersebut, sedangkan identitas dari suatu kota akan memberikan arti sebagai pembentuk citra suatu tempat. Sejarah kota Solo dipengaruhi oleh keberadaan Kasunanan dan Mangkunegaran sebagai pusat Pemerintahan. Benteng Vastenburg seba-gai pusat pengawasan pemerintahan kolonial Belanda terhadap Surakarta dan Pasar Gedhe sebagai pusat perekonomian kota. Kota Solo memiliki nilai-nilai keagungan dankeindahan perencanaan tata ruang kota dengan berbagai warisan pusaka (heritage). Keasrian penataan kota lama Solo nampak dari peninggalan peninggalan bangunan kuno yang mencerminkan budaya sejarah dan arsitektur bangunan pada lingkungan tradisional. Penataan lingkungan (masterplan) mulai taman kota (villapark) yang mengadopsi kosep “garden city”, alun-alun kota, pusat pemerintahan dan pertahanan (benteng vastenburg), pemukiman Kauman di sekitar Masjid Agung, pasar dan tempat wisata hiburan (taman bonrojo).
Lima tahun terakhir ini pemerintah Kota Surakarta cukup gencar dalam penataan kota sebagai icon kepariwi-sataan berbasis budaya. Pengembangan suatu kawasan wisata khususnya wisata budaya diarahkan sesuai dengan potensi dan karakteristik yang dapat dikembangkan sebagai potensi wisata yang terdapat di dalamnya menjadi atraksi yang menarik tanpa harus meninggalkan nilai-nilai tradisi dan budaya lokal. Pemerintah Daerah Surakarta membuat branding tersendiri bagi kota budaya yang memiliki potensi yang cukup besar. Slogan “Solo, The Spirit of Java”, mencerminkan karakteristik dan potensi Kota Surakarta.
Baca juga: Wisata Warung Kopi Merapi
Program untuk mengembangkan Solo sebagai kota wisata yang diminati oleh wisata-wan, baik dari dalam maupun luar negeri perlu direncanakan. Salah satu potensi yang dimiliki Surakarta adalah identitas budaya yang selama ini menjadi andalan. Destinasi wisata harus dikembangkan dengan dilandasi basis budaya setempat, sehingga diharapkan menjadi potensi yang dapat `dijual` kepada wisatawan. Pembangunan pariwisata berbasis budaya sudah saatnya dikembangkan sebagai gerakan penyadaran bagi pemangku kepentingan pariwisata. Untuk itu, mereka harus kembali ke basis awal, bahwa pembangunan pariwisata tidak boleh melupakan akar budaya masyarakat setempat. Pariwi-sata Surakarta hidup dan berkembang bersama budaya setempat.
Kami selaku konsultan pariwisata mengucapkan terimakasih kepada Instansi terkait atas kepercayaan dan kerjasamanya. Demikian artikel penelitian pariwisata ini disusun, semoga bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders) dalam pembangunan pariwisata setempat. Untuk informasi mengenai penelitian pariwisata, berupa kajian atau pendampingan lebih lanjut dapat menghubungi Admin kami di 081232999470.
No responses yet