Selain gaya Indish Jawa dan kolonial, Kota Yogyakarta juga memiliki banyak bangunan lama bergaya Arsitektur Pecinan, apa itu pecinan, Pecinan dalam beberapa definisi diartikan sebagai bangunan dengan gaya china yang berpadu atau beralkulturasi dengan gaya arsitektur Yogyakarta, di beberapa sudut Kota Yogyakarta bangunan tersebut masih bisa dijumpai yaitu di kawasan Ketandan, Jalan Beskalan, Jalan Dagen, Jalan Pajeksan, Jalan KH. Ahmad Dahlan, dan Jalan, Brigjen. Katamso.
Ciri yang sangat menonjol dari bangunan Pecinan adalah atap pelana dengan bubungan atap sejajar jalan di depan bangunan dengan akhiran dinding yang menonjol dan diselesaikan dengan list di kanan kiri atap. Jenis atap pelana yang dimaksud dalam bahasa china dinamai dengan sebutan ngang shan. Atap model ini adalah variasi bentuk atap dalam bangunan di Cina yang paling banyak dijumpai di Indonesia. Sedangan akhiran dinding menonjol yang dimaksud di atas sering disebut dalam bahasa China dengan nama feng huo qiang, komponen ini dalam bahasa teknik disebut dengan tembok gable, dan di Jawa disebut dengan Gunungan. Penonjolan dimaksudan selain sebagai ornament juga sebagai penahan api yang bertujuan mencegah merambatnya kebakaran.
Ciri lain yang sering dijumpai dari rumah pecinan ini adalah pintu dan jendela yang simetris, ventilasi berpola tumbuhan atau ventilasi berjeruji garis-garis, konsol berpola tumbuhan, balkon berpola tertentu, dan lisplang berpola lengkung.
No responses yet