Di antara riuhnya kegiatan perekonomian pusat Kota Yogyakarta, berderet pertokoan-pertokoan yang menampakkan ciri bangunan Cina. Ya Kampung Ketandan, sebuah Kampung bercorak Cina atau sering disebut sebagai Pecinan di tengah Kota Yogyakarta tepatnya berada di Ketandan, sepanjang Jalan Malioboro, Beskalan, dan Pajeksan. Kampung Ketandan secara administratif berada di Kelurahan Ngupasan, Kecamatan Gondomanan, Kodya Yogyakarta. Rumah-rumah Cina di Ketandan yang terletak di sebelah utara Pasar Beringharjo serta di daerah sekitar Malioboro dibangun pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20.
Nama Ketandan berasal dari kata ka-tanda-an, yang berarti tempat seorang tanda (seorang penarik pajak). Sementara kata “pecinan” berkaitan erat dengan tempat tinggal orang-orang Cina. Keberadaan pecinan mempunyai karakteristik atau keunikan secara fisik berupa arsitektur rumah tinggal, berbagai ragam hias, tata ruang bangunan, dan fasilitas peribadatannya. Di kawasan ini masih bisa disaksikan rumah-rumah dengan nuansa tempo dulu. Bangunan-bangunan khas etnis tionghoa dengan lampion merah tergantung di depan pintu misalnya. Sebagian rumah-rumah didesain memanjang. Bagian depan dari rumah ini biasanya digunakan untuk berjualan. Ada jamu, obat, kelontong, dan lain sebagainya. Namun, mulai tahun 1950-an sebagian besar memilih untuk berpindah menjadi pedagang emas.
Kami selaku konsultan pariwisata mengucapkan terimakasih kepada Instansi terkait atas kepercayaan dan kerjasamanya. Demikian artikel penelitian pariwisata ini disusun, semoga bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders) dalam pembangunan pariwisata setempat.
Kata kunci: Konsultan pariwisata, kajian pariwisata, RIPPARDA, Bisnis Plan.
Untuk informasi mengenai penelitian pariwisata, berupa kajian atau pendampingan lebih lanjut dapat menghubungi Admin kami di +62 812-3299-9470.
No responses yet