Goa Gajah merupakan pusaka tangible (benda) yang berasal dari peninggalan masa lalu yang terletak di Desa Bedulu, Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar, Bali. Keberadannya diperkirakan sudah ada pada abad ke 11 masehi.
Situs ini membelah daerah perbukitan yang mendominasi keadaan alam sekitarnya. Di sebelah selatan sungai Petanu dan cabangnya, di sebelah timur dan barat perbukitan dan di utara adalah jalan raya. Suhu udara di situs ini berkisar antara 25-30 derajat celcius dengan curah hujan rata-rata tiap tahun mencapai 3.500 mm.
Pura Gua Gajah ditemukan pada tahun 1924 dan sudah pernah dipugar pada tahun 1975 sampai tahun 1997. Situs Goa Gajah ini disucikan oleh masyarakat dengan dilakukannya upacara agama. Ditemukan prasasti didalam goa yang berbunyi “Kumon” dan “Sahywangsa” yang merupakan tipe huruf diduga dari abad 11 M. Merupakan situs yang menyimpan peninggalan sejarah berupa benda-benda purbakala, seperti penemuan benda purbakala dalam bentuk artefak Siwa dan Budha.
Situs Goa Gajah terdiri dari empat komplek, meliputi;
- Area gua beserta peninggalan didalamnya
- Area di depan goa berupa dua buah arca Dwarapala (Arca penjaga) yang terletak di depan gua, arca Hariti, arca Ganesha
- Area pentirtaan berupa kolam dengan enam buah arca pancuran dan arca Ganesha
- Area tukad pangkung terdapat peninggalan relief dan dua arca Budha.
Goa Gajah ini memiliki struktur bangunan layaknya tempat suci lainnya di Bali, yang memiliki struktur pembagian halaman pura dengan konsep Tri Mandala yaitu Nista Mandala atau Jaba Sisi, Madya Mandala atau Jaba Tengah dan Utama Mandala atau Jeroan.
Adapun upaya yang dilakukan untuk mengatasi kerusakan dan pelapukan supaya bisa menjaga kelestarian situs Goa Gajah sebagai cagar budaya adalah sebagai berikut:
- Pembersihan mekanis kering dan basah, pembersihan kering bertujuan untuk membersihkan semua debu dan jasad-jasad renik yang mudah lepas. Sementara pembersihan basah hampir sama dengan pembersihan kering, hanya disertai guyuran air memakai alat kompresor agar kotoran-kotoran hanyut bersama air.
- Pembersihan chemis, pembersihan ini dilakukan ketika pembersihan menggunakan metode kering dan basah tidak bersih, maka pembersihan dilanjutkan menggunakan bahan kimia, diantaranya; Amonium bicarbonate, Sodium bicarbonate, Sodium CMC, Arkopal dan Aquamolin ditambah air secukupnya. Aplikasi bahan ini dilakukan dengan cara diolesi agar semua jasad-jasad renik beserta sporanya mati.
- Perbalikan, ini dilakukan dalam upaya untuk memperpanjang kondisi fisik dari objek yang diperbaiki.
- Konsolidasi, yakni suatu usaha untuk memperkuat ikatan struktur benda dengan menggunakan bahan konsolidasi agar kekuatan benda lebih terjamin.
Kami selaku konsultan pariwisata mengucapkan terimakasih kepada Instansi terkait atas kepercayaan dan kerjasamanya. Demikian artikel penelitian pariwisata ini disusun, semoga bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders) dalam pembangunan pariwisata setempat.
Kata kunci: Konsultan pariwisata, penelitian pariwisata, kajian pariwisata
Untuk informasi mengenai penelitian pariwisata, berupa kajian atau pendampingan lebih lanjut dapat menghubungi Admin kami di +62 812-3299-9470