Balekambang: Ekspresi Cinta Kasih Orang Tua Kepada Anak

Taman Balekambang menjadi monumen bukti cinta kasih orang tua kepada anak. Adalah Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Aryo Mangkunegara VII yang bertahta di Praja Mangkunegaran (1916-1944), yang membangun Taman Balekambang. Mangkunegara VII, dikenal pada zamannya sebagai bangsawan modern yang berkontribusi banyak terhadap kelangsungan kebudayaan Jawa dan gerakan kebangkitan nasional Indonesia. Ia sempat mengenyam pendidikan di Universitas Leiden di Belanda selama tiga tahun.

Berkat pendidikan yang ditempuh di Eropah itu menjadi inspirasi semua kebijakan saat memegang tampuk pemerintahan di Praja Mangkunegaran termasuk dalam pembangunan infrastruktur kota. Taman Balekambang merupakan wujud dari serangkaian kebijakan pembaharuan wilayah Mangkunegaran di masa silam. Di sini keharuman nama Mangkunegara VII masih hidup di dalam batin masyarakat luas. Hingga hari ini, tiang-tiang pancang pembangunan yang dilakukan Mangkunegara VII memang masih berdiri kokoh dan berfungsi sebagaimana dahulu. Angin perubahan yang dibawa Mangkunegara VII di banyak bidang, membawa Jawa pada sebuah zaman baru. Tidak saja pembangunan infrastruktur, tetapi juga hasanah intelektual. Mangkunegara VII memang cukup fenomenal dalam catatan sejarah Jawa.

Taman Balekambang yang dibangun oleh Mangkunegara VII merupakan taman yang merupakan konsep akulturasi antara Eropa dan Jawa.  Taman ini menjadi simbol besarnya kecintaan seorang ayah (Mangkunegara VII) kepada kedua putrinya. Taman Balekambang yang didirikan pada 26 Oktober 1921 merupakan persembahan Kanjeng Gusti Pangeran Aryo Adipati Mangkunegoro VII kepada kedua putrinya, Gusti Raden Ayu Partini Husein Djayadiningrat dan Gusti Raden Ayu Partinah Sukanta. Ketika awal didirikan, taman yang asri ini belumlah dinamakan Taman Balekambang. Ada dua nama yang disematkan pada taman ini, karena taman ini memang terdiri dari dua bagian. Yang pertama adalah Partini Tuin (Taman Air Partini), sementara yang kedua adalah Partinah Bosch (Hutan Partinah). Pada awal dibangun, Taman Balekambang hanya dapat diakses oleh anggota keluarga kerajaan. Baru pada masa pemerintahan Kanjeng Gusti Pangeran Aryo Adipati VIII taman ini dibuka untuk umum. Secara keseluruhan, Taman Balekambang memiliki luas 9,8 hektare. Sampai saat ini, baru bagian barat taman yang selesai direvitalisasi (seluas 5,4 hektare).

No responses yet

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

nineteen − twelve =

Latest Comments