Pulau Pari memiliki sebuah permasalahan yang kompleks secara kewilayahan, salah satunya adalah permasalahan wilayah dan administratif. Dalam kepengurusan yang berhubungan dengan fasilitas administratif, Kelurahan atau sarana puskesmas atau insfrastuktur Pulau Pari terdapat di Pulau Lancang, dimana jarak yang ditempuh juga tidak singkat. Dikarenakan Pulau Lancang adalah pulau yang diperuntukkan sebagai pulau administratif, menjadikan Pulau Pari lambat menerima informasi. Dengan kata lain sebagai pulau adminsitratif, Pulau Lancang memiliki insfrastuktur yang lebih lengkap dibanding Pulau Pari, hal ini membuat masyarakat memiliki jiwa kemandirian yang tinggi untuk mengembangkan potensi perekonomian dari sektor wisata maupun lainnya. Sebagai salah satu gugusan pulau yang ada di wilayah adminstrasi Kepulauan Seribu, Pulau Pari dikembangkan sebagai destinasi wisata alam. Pulau Pari saat ini menjadi perbincangan publik karena memiliki keanekaragaman hayati yang melimpah seperti jenis-jenis ikan, terumbu karang, wisata bakau dan lainnya. Area wisata Pulau Pari sangat luas dan terdapat berbagai jenis wisata serta penginapan untuk menunjang pariwisaa di Pulau Pari.
Perluasan Community Based Tourism Pulau Pari pada pariwisata berbasis budaya local tidak sebatas keindahan alamnya menjadi focus dalam penelitian ini. Tujuannya adalah mengidentifikasi potensi pengembangan potensi tersebut dalam pengembangan pariwisata masyarakat yang berada dalam wilayah kepulauan seperti pulau Pari. Dengan demikian bisa memberi dampak terhadap pengetahuan, kemampuan dan kesejahteraan masyarakat tanpa kehilangan akar budayanya. Untuk itu, Penjabaran kondisi wisata pulau Pari didahulukan sebelum bagaimana strategi Community Based Tourism dideskripsikan. Pembahasan lebih lanjut adalah bagaimana wisata budaya di situ berjalan. Masyarakatnya hingga saat ini masih bergantung kepada hasil laut dan kegiatan pariwisata untuk keberlangsungan hidupnya. Berbagai ancaman yang bisa saja terjadi terhadap keberlangsungan hidup masyarakat Pulau Pari seperti terbatasnya luas pulau, sumber daya alam dan juga lingkungan. Terbatasnya luas pulau dan sumber daya mengakibatkan terancamnya keberadaannya yang seiring dengan meningkatnya angka populasi sumber daya manusia dan meningkatknya angka kebutuhan pokok. Kemudian, ancaman lingkungan menjadi perhatian serius karena luas wilayah Pulau Pari yang masuk sebagai kategori pulau sangat kecil akan lebih mudah terjadinya bencana alam seperti kenaikan permukaan air laut serta perubahan iklim yang tidak menentu saat ini.
Dengan demikian, pengembangan dalam pengelolaan Pulau Pari secara terpadu dan berkelanjutan harus melihat pertimbangan segala aspek seperti ekologi, ekonomi dan sosial (Wouthuyzen 2020). Tanaman Mangrove yang berada di Pulau Pari memiliki peranan yang sangat penting untuk menjaga kestabilan ekosistem. Tanaman mangrove berfungsi untuk pengendali abrasi, stabilasi iklim mikro dan menjaga keanekaragaman ekosistem laut. Manfaat dari tanaman mangrove dapatmenjadi produsen primer yang dapat digunakan sebagai jejaring makanan ekosistem laut di pesisir. Tanaman mangrove berfungsi juga sebagai mitigasi bencana karena bagian tanaman tersebut berfungsi untuk mengendali dan menahan ombak laut jika sewaktu-waktu terjadi tsunami ataupun abrasi pantai. Proses pembuatan cadangan makanan atau fotosintesis pada mangrove dapat menekan penyerapan gas rumah kaca yang diakibatkan oleh gedung-gedung dan asap pabrik dan lainnya dengan menyimpan dalam bentuk biomassa karbon. Jika tanaman mangrove dapat dimanfaatkan secara maksimal maka bisa menekan efek gas rumah kaca dengan menyimpan karbon terbesar di dunia bahkan bisa lebih besar dari hutan tropis yang berfungsi untuk menekan gas rumah kaca (Neksidin, Fahrudin, dan Krisanti 2021). Ragam Wisata di Pulau Pari Pulau Pari menyajikan keindahan alam yang indah untuk dikunjungi oleh wisatawan. Berbagai keanekaragaman yang ada seperti flora dan fauna menjadi daya tarik untuk mengunjungi Pulau Pari. Keindahan alamnya yang disuguhkan wilayah pesisir yang terdiri dari sumber daya hayati dan non hayati. Wilayah pesisir yang terdiri dari berbagai ekosistem laut bisa dimanfaatkan sebagai objek wisata yang dapat menarik minat wisatawan.
Ekosistem alam tersebut yang dimiliki oleh pulau kecil seperti Pulau Pari terdiri dari pantai (berpasir, berbatu dan berlumpur), hutan mangrove, terumbu karang dan laguna. Tempat-tempat tersebut selain digunakan sebagai obyek wisata juga menjadi tempat habitat dari beragam jenis flora dan fauna yang ada untuk bereproduksi, tempat untuk berkembang biak dan tempat mencari makanan. Mayoritas wisata yang ada di Pulau Pari memanfaatkan sumber daya alam yang sudah ada seperti Pantai Pasir Perawan dan Pantai Bintang. Kemudian terdapat beberapa jenis wisata seperti snorkeling dengan melihat keindahaan dalam laut. Taman Mangrove menjadi wisata yang diminati juga karena mangrove menjadi program masyarakat dan pemerintah untuk menjaga wilayah pesisir pantai agar tidak abarasi serta mencegah tsunami.
Kami selaku konsultan pariwisata mengucapkan terimakasih kepada Instansi terkait atas kepercayaan dan kerjasamanya. Demikian artikel penelitian pariwisata ini disusun, semoga bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders) dalam pembangunan pariwisata setempat.
Kata kunci: Konsultan pariwisata, kajian pariwisata, RIPPARDA, Bisnis Plan.
Untuk informasi mengenai penelitian pariwisata, berupa kajian atau pendampingan lebih lanjut dapat menghubungi Admin kami di +62 812-3299-9470.
No responses yet