Definisi Sejarah – Sejarah berasal dari bahasa Arab, “Syajara” yang artinya terjadi, “Syajaratun” artinya pohon kayu. Pohon menggambarkan pertumbuhan terus-menerus dari bumi ke udara dengan mempunyai cabang, dahan dan daun, kembang atau bunga serta buahnya. Karena didalam kata sejarah sendiri tersimpan makna pertumbuhan atau kejadian (Yamin, 1958:4).
Menurut beberapa ahli, sejarah didefinisikan sebagai berikut:
a. Roeslan Abdulgani
Ilmu sejarah merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang meneliti dan menyelidiki secara sistematis keseluruhan perkembangan masyarakat serta kemanusiaan di masa lampau beserta kejadian-kejaduan dengan maksud untuk kemudian menilai secara kritis seluruh hasil penelitian tersebut, untuk selanjutnya dijadikan perbendaharaan pedoman bagi penilaian dan penentuan keadaan sekarang serta arah proses masa depan.
b. R. Moh. Ali
Dalam bukunya Pengantar Ilmu Sejarah Indonesia, mempertegas pengertian sejarah sebagai berikut:
- Jumlah perubahan-perubahan, kejadian atau peristiwa dalam kenyataan di sekitar kita.
- Cerita tentang perubahan-perubahan, kejadian, atau peristiwa dalam kenyataan di sekitar kita.
- Ilmu yang bertugas menyelidiki perubahan-perubahan, kejadian, dan atau peristiwa dalam kenyataan di sekitar kita
c. W. H. Wals
Sejarah itu menitikberatkan pada pencatatan yang berarti dan penting saja bagi manusia. Catatan itu meliputi tindakan-tindakan dan pengalaman-pengalaman manusia di masa lampau pada hal-hal yang penting sehingga merupakan cerita yang berarti.
Para ahli sejarah umumnya sepakat untuk membagi peranan dan kedudukan sejarah menjadi tiga hal, yakni:
d. Sejarah sebagai peristiwa
Ini adalah sesuatu yang terjadi pada masyarakat manusia di masa lampau. Sebenernya hal ini memiliki arti yang sangat luas dan beraneka ragam. Keleluasan itu sama dengan luasanya kompleksitas kehidupan manusia. Beberapa aspek kehidupan kita seperti aspek sosial, budaya, ekonomi, pendidikan, politik, kesehatan, agama, keamanan, dan sebagainya semuanya terjalin dalam peristiwa sejarah. Dari berbagai rangkaian ini maka akan tercapai suatu cerita yang akan menguji kemampuan sejarawan. Menurut Wood Gray, (1956:9), untuk menyusun suatu cerita dan eksplanasi sejarah setidaknya ada enam langkah penelitian:
- Memilih satu topik yang sesuai
- Mengusut semus evidensi (bukti) yang relevan dengan topik
- Membuat catatan tentang apa saja yang dianggap penting dan relevan dengan topik yang ditemukan
- Mengevaluasi secara kritis semua evidensi yang telah dikumpulkan
- Menyusun hasil-hasil penelitian (catatan fakta-fakta) ke dalam suatu pola yang benar dan berarti yaitu sistematika tertentu yang telah disiapkan sebelumnya
- Menyajikan dalam suatu cara yang dapat menarik perhatian dan mengkomunikasikannya kepada para pembaca sehingga dapat dimengerti sejelas mungkin.
e. Sejarah sebagai Ilmu
Bury (Teggart, 1960:56) menegaskan bahwa “History is science; no les, and no more” sejarah itu adalah ilmu, tidak kurang dan tidak lebih. Daniel dan Banks (Sjamsuddin, 1996:6) mengemukakan pengertian sejarah dari segi materi yang disajikan dalam obyek penelitian. Daniel berpendapat bahwa “sejarah adalah kenangan pengalaman umat manusia”. Sedangkan Banks mengatakan bahwa sejarah dapat membantu para siswa untuk memahami perilaku manusia pada masa lampau, masa sekarang, dan masa yang akan datang. Sejarah dikategorikan sebagai ilmu karena dalam sejarah juga memiliki batang tubuh keilmuan (the body of knowledge), metodologi yang spesifik. Sejarah juga memiliki struktur keilmuan tersendiri, baik dalam: fakta, konsep, maupun generalisasinya (Banks, 1997: 211-219, Sjamsuddin, 1996: 7-19). Kedudukan sejarah dalam ilmu pengetahuan digolongkan kedalam dua hal, yaitu:
- Ilmu sosial
- “seni” dan “art”
f. Sejarah sebagai cerita, pada hakikatnya sejarah merupakan hasil rekonstruksi sejarawan terhadap sejarah sebagai peristiwa berdasarkan fakta-fakta sejarah yang dimilikinya. Dengan demikian terdapat pula penafsiran sejarawan terhadap makna suatu peristiwa. Bahkan buku-buku sejarah yang kita baca merupakan bentuk konkrit sejarah sebagai peristiwa (Ismaun, 1993: 280)
Baca juga : Jumlah Kelompok Sosial Pendukung Pariwisata di Desa Giripurwo
Untuk informasi mengenai penelitian pariwisata, berupa kajian atau pendampingan lebih lanjut dapat menghubungi Admin kami di(0812-3299-9470).
No responses yet