Desa Wisata Kebon Agung Berbasis Keunikan Sumber Daya Budaya Lokal

Desa wisata kebon agung terletak di wilayah kecamatan imogiri, kabupaten bantul, daerah istimewa Yogyakarta. Desa wisata kebon agung terbagi menjadi 5 pedukuhan yaitu kanten, mandingan, kalangan, tlogo. Jumlah RT 23 dengan jumlah penduduk 3376 jiwa, dengan jumlah 1368 kepala keluarga (KK). Luas wilayah 187, 11 Ha dengan lahan pertanian 117,670 ha, 70,435 ha sisanya lahan perumahan dan lain-lain. Selain itu, desa wisata kebon agung memiliki beberapa daya tarik yang ada, antara lain:

  • Wisata Tani

Dimana desa wisata kebon agung memiliki daya tarik sebagai desa wisata tani, dimana kegiatan wisatawan mengamat dan ikut merasakan cara membajak sawah, menanam padi, menyemrpot, memanen, menumbuk padi dengan lesung, serta menanak nasi secara tradisional. Selain itu, wisatawan juga dapat merasakan mengangon atau mengembala bebek dan cara berternak sapi.

  • Wisata air

Wisata air merupakan salah satu paket wisata yang dapat dinikmati wisatawan. Keberadaan Bendungan Tegal yang membendung aliran Kali Opak menjadi daya tarik utama dari wisata ini. Di tempat ini para wisatawan dapat menikmati pemandangan sambil berwisata air dengan menggunakan perahu naga. Selain itu, wisatawan juga dapat menyaksikan para penggemar olahraga dayung melakukan latihan serta lomba perahu aga yang sering digelar ditempat ini.

  • Wisata budaya

Terdapat beberapa wisata budaya di desa wisata kebon agung yaitu kenduri yang dimana suatu kegiatan yang biasa dilakukan masyarakat setempat untuk merayakan atau memperingati momen-momen tertentu seperti perayaan selamatan menempati rumah baru, upacara tujuh bulanan bagi ibu hamil, serta dpa atau tahlilan kematian. Wiwit atau labuh, yaitu upacara pemberian sesajen berupa hasil pertanian sebagai ungkapan rasa syukur atas segala karunia yang diberikan Tuhan Yang Mahakuasa kepada seluruh warga sekaligus sebagai pengharapan agar mereka mendapat keselamatan dan kedamaian dalam melakukan aktivitas sehari-hari, termasuk permohonan kesuburan atas tanaman mereka. Dan yang terakhir Wisata kesenian daerah, wisatawan yang berkunjung ke Desa Kebon Agung selain menikmati berbagai pertunjukkan Laporan Akhir 3 – 9 seni juga dapat belajar cara menabuh gamelan serta tembang-tembang yang sering dilantunkan oleh masyarakat setempat misalnya: seni karawitan/gamelan, macapat, solawatan/ shalawatan, jathilan/kuda kepang dan gejok lesung.

  • Wisata kerajin tangan

Salah satu paket wisata yang ditawarkan Desa Kebon Agung ini adalah belajar membuat kerajinan dari desa ini antara lain: tatah sungging, natik tulis, batik keramik, batik topeng kayu dan wisata kuliner.

  • Wisata museum

Selain berbagai sajian paket wisata tersebut diatas, wisatawan juga dapat mengunjungi sebuah Museum Tani Jawa yang berlokasi di Dusun Candran. Di dalam museum ini dipajang berbagai jenis alat pertanian tradisional Jawa misalnya: ani-ani, jodang, luku, ganco, tlenyem, garu, singkal,kejen, dan gosrok. Selain itu museum ini juga dipamerkan berbagai alat dapur tradisional seperti tungku, keren, anglo, kendil, telenan potong, sothil, serta pipisan (batu untuk membuat jamu). Museum yang dikepalai oleh Kristya Bintara ini juga kerap menyelenggarakn berbagai festival, seperti Festival Ngliwet dan Festival Memedi Sawah.

  • Aksesbilitas

Desa wisata kebon agung terletak sekitar 17 kilometer arah selatan kota Yogyakarta atau sekitar 3 kilometer dari ibu kots kecamatan imogiri. Lokasi ini dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan roda empat maupun roda dua dari arah Kota Yogyakarta dengan waktu tempuh sekitar 25 menit.

  • Kelembagaam dan SDM

Kualitas SDM pengelola Desa Wisata Kebonagung tergolong rendah dilihat dari latar belakang pendidikan dan pengalaman yang minim, pekerjaan, serta usia yang sudah tidak muda lagi, kemampuan dan pengetahuan dalam bidang IT pun juga sangat rendah. Kualitas SDM sangat berpengaruh dalam strategi pemasaran dan pelayanan suatu desa wisata. Kualitas SDM pengelola Desa Wisata Kebon Agung tergolong rendah sehingga strategi pemasaran dan pelayanannya pun sulit berkembang, karena minimnya pengetahuan yang mereka miliki, sehingga tidak adanya inovasi yang coba dibuat dalam strategi pemasaran dan pelayanan Desa Wisata Kebonagung sendiri.

No responses yet

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

5 × four =

Latest Comments