Manuskrip merupakan koleksi langka yang dipunyai oleh setiap bangsa di belahan dunia. Masyarakat bisa mempelajari perjalanan hidup leluhurnya melalui naskah lama yang telah dianggit leluhurnya. Manuskrip sangat penting utuk dikaji dan dijaga kelestariannya karena ini merupakan jejeak sejarah yang sangat penting. Ini juga merupakan warisan masa lampau yang memuat pengetahuan yang berkaitan dengan realitas atau kondisi sosiokultural yang berlainan dengan kondisi sekarang.
Manuskrip juga mengandung informasi yang tak sembarangan dari bidang sastra, agama, hukum, adat istiadat, dan lannya. Informasi yang berada di manuskrip dapat membantu atau menjadi panduan bagi penekun sejarah maupun peneliti di bidang humaniora tatkala mempelajari topik yang dikajinya. Contohnya adalah gambar songsong karaton surakarta.
Gambar songsong karaton surakarta ini telah didaftarkan oleh Yatini Wahyuningsih, SE, M.Si pada tanggal 28 Juni 2021 di Surakarta. Songsong merupakan istilah dalam bahasa Jawa yang digunakan untuk menyebut payung. Gambar songsong karaton surakarta menampilkan gambar berbagai payung yang dilengkapi dengan siapa orang yang berhak menggunakannya. Gambar songsong terbagi menjadi empat bagian, bagian pertama (1-55) menampilkan gambar songsong tertutup di Keraton Kasunanan yang digunakan oleh keluarga dan beberapa abdi dalem yang berpangkat tinggi. Bagian kedua (56-70) menampilkan gambar songsong di Mangkunegara yang digunakan di keluarga. Bagian ketiga (71-86) menampilkan gambar dan penggunaan payung di Keraton Yogyakarta. Sedangkan bagian keempat (87-98) menampilkan gambar dan penggunaan payung bagi orang-orang Belanda maupun orang-orang bumiputera yang bekerja untuk Belanda, layaknya adipati hingga Guru Bantu.
Sampai sekarang, serat ini masih bertahan dengan upaya pelestariannya dari mulut ke mulut. Selain itu ada juga bentuk dokumentasinya berupa naskah, mikrofilm, dan foto digital.