Gegar Budaya dan cara mengatasinya – Teori kejutan budaya atau gegar budaya pertama kali dikembangkan oleh Hall (1959). Hall menyatakan bahwa Kejutan budaya atau gegar budaya adalah pengalihan dari semua hal yang biasanya ditemui di rumah karena sangat berbeda dengan hal-hal yang ditemui di tempat baru dan asing. Gegar budaya menggambarkan reaksi dan petunjuk yang mendalam adanya cedera yang diderita oleh individu di lingkungan baru mereka
Keterkejutan ini terjadi pada area kognitif, yang berujung pada gangguan Identitas Kejutan budaya adalah reaksi emosional terhadap perbedaan budaya yang tidak terduga dan kesalahpahaman dari pengalaman yang berbeda yang menimbulkan perasaan tidak berdaya, mudah terpancing perasaan dan ketakutan, pihak akan merasa dia dibohongi, disakiti dan diabaikan.
Kejutan budaya juga bisa dijelaskan sebagai kesenjangan antara budaya lama dan budaya baru yang dialami menyebabkan kebingungan dan kemudian mengarah ke pemikiran negatifdengan kondisi baru. Adapun aspek kejutan budaya; (1)Ketegangan muncul dari upaya penyesuaian psikologis, (2) rasa kehilangan kepada teman, status, pekerjaan dan kekayaan. (3) Ditolak atau ditolak anggota budaya baru, (4) Kebingungan dalam peran, harapan dan nilai. (5) Bersemangat dengan rasa jijik dan marah, ketika menyadari perbedaan budaya, (6) perasaan tidak berdaya karena kekurangan atau bahkan tidak mampu menghadapi lingkungan baru.
Sedangkan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi orang mengalami gegar budaya dari satu orang, seperti kesepian, kesulitan keuangan, kesalahpahaman budaya, ketidakpercayaan dan pengawasan akademik. Kejutan budaya yang dialami oleh orang luar daerah yang berbeda bahasa. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan komunikasi (bahasa) dengan masyarakat adatdan sebaliknya, ada perbedaan budaya dan keyakinan agama yang diamati. kejutan yang dialami individu) meliputi fleksibilitas budaya, etnosentrisme, dan reaksi.
Kejutan budaya bisa untuk menarik bakat dan kemampuan pribadi setiap individu, bakat dan keterampilan pribadi yang sangat penting adalah bakat adaptasi, toleransi, harmoni dan sinergi dalam budaya. Seseorang beradaptasi dengan lebih baik maka semakin tinggi nilainya, semakin sedikit kejutan budaya yang dialami seseorang di daerah tersebut
Hal yang perlu dilakukan dalam menangani kejutan budaya adalah mengasah kemampuan untuk memahami dan mempelajari kefasihan berbahasa daerah, pendekatan sosialisasi dengan masyarakat sekitar dan harus ada keterbukaan dan keinginan untuk belajar tentang budaya lokal. Kemampuan beradaptasi dengan keadaan, bahkan di lingkungan baru dapat mengurangi kejutan budaya yang datang dengan pengungkapan diri mampu meningkatkan adaptasi individu. Di samping penyesuaian yang membantu meminimalkan kejadian kejutan budaya adalah dukungan sosial yang memainkan peran yang sangat pentin karena ini tentang semua kondisi yang dihadapi makhluk hidup. Sosial energi dari lingkungan eksternal juga dibutuhkan untuk menyajikan kegembiraan yang dialami individu dari lingkungan barunya.
Baca juga : Faktor Penghambat dan Pendukung UKM Kuliner
Kami selaku konsultan pariwisata mengucapkan terimakasih kepada Instansi terkait atas kepercayaan dan kerjasamanya. Demikian artikel penelitian pariwisata ini disusun, semoga bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders) dalam pembangunan pariwisata setempat. Untuk informasi mengenai penelitian pariwisata, berupa kajian atau pendampingan lebih lanjut dapat menghubungi Admin kami di 0812-3299-9470.
No responses yet