Grebeg penjalin adalah salah satu bentuk kesenian tradisional yang lahir dari akulturasi antara budaya dan industri oleh masyarakat di Desa wisata Rotan Trangsan Sukoharjo. Wujud kesenian tradisional “Grebeg Penjalin” adalah kirab budaya dengan menggunakan gunungan yang berisi hasil kerajinan rotan yang berisi hasil kerajinan rotan dalam rangka lounching Desa Wisat arotan pada tahun 2016, dan event ini ditetapkan menjadi agenda rutin setiap tahun sebagai media promosi dan menarik pengunjung ke Desa Wisata Rotam.
Tradisi grebeg penjalin merupakan ekspresi pembauran budaya antara tradisi industri bertemu dengan tradisi buday ajawa. Pada dasarnya, tradis grebeg ini telah menjadi sebuah tradisi yang sejak lama mengakar dalam budaya jawa yang biasa dilakukan di lingkungan Keraton Surakarta dan Yogyakarta. Dalam tradisi di kedua Keraton yang dibagikan atau diperebutkan biasanya berup apalawijam sayur-sayuran, dan buah-buahan. Namun dalam grebeg penjalin yang dibagikan atau diperebutkan adalah hasil industri kerajinan rotan.
Filosofi dari grebeg penjalin ini adalah , istilah grebeg atau garebeg yang berasal dari kata gumrebeg yang memiliki filosofi sifat riuh, ribut, dan ramai. Sehingga filosofi kegiaatan grebeg penjalin ini untuk menciptakan suasana ramai dan riuh. Bentuk acara “grebeg penjalin” adalah sebuah kirab budaya dengan menggunakan gunungan. Gunungan tersebut merupakan sebutan untuk kumpulan hasil kerajinan rotan yang diproduksi di sentra industri Trangsan, yang disusun sedemikian rupa hingga menyerupai gunung.
Makna dan tujuan “grebeg penjalin” ini adalah sebagai media promosi dan menarik para wisatawan baik dari lokal maupun internasional agar datang dan mengunjungi Desa Wisata Rotan Trangsan di Sukoharjo. Menurut Brata (2009) Tradisi grebg sebenarnya merupakan hajat Raja dan hanya diselenggarakan oleh kraton-kraton Jawa. Akan tetapi seiring perkembanagn jaman maka di ikut-ikutkan mengadakan ritual grebeg sebagai tradisi baru yang dilahirkan demi alasan pariwisata budaya.
Grebeg penjalin pertama diselenggarakan dengan meriah di Trangsan, Sukoharjo bertepatan dengan lounching Desa Wisata Rotan Trangsan pada tanggal 13 Oktober 2016, yang digunakan sebagai media promosi dan branding Desa Wisata Trangsan. Salah sau strategi untuk mewujudkan “Grebeg Penjalin” sebagai komoditifikasi budaya dalam pemberdayaan masyarakat di Desa Wisata Rotan Trangsan-Sukoharjo adalah dengan menggandeng pihak media. Komodifikasi ini berkaitan denganproses transformasi barang dan jasa dari nilai gunanya menjadi komoditas yang berorientasi pada nilai gina menjadi nilai tukar yang melibatkan peran media massa.
No responses yet