Penelitian Pariwisata – Dilatarbelakangi kondisi ekologis dan potensi sumber daya alam tanaman kelapa yang melimpah, produksi gula kelapa menjelma menjadi sektor industri rumah tangga yang telah diwariskan secara turun-temurun di Desa Hargotirto. Sektor industri rumah tangga ini merupakan salah satu usaha pokok bagi masyarakat Desa Hargotirto, karena banyak keluarga penderes dan pengrajin gula kelapa yang hidupnya bergantung dari industri rumah tangga ini. Seiring berjalannya waktu, gula kelapa berkembang menjadi komoditas utama sekaligus makanan tradisional yang menjadi identitas Desa Hargotirto, dan dalam skala yang lebih besar, menjadi makanan khas dari Kabupaten Kulon Progo.
Gula kelapa merupakan jenis gula yang dihasilkan melalui penyadapan nira (bunga kelapa) yang belum mekar setelah melalui proses pengurangan kadar air dengan cara pemasakan dan pencetakan dalam bentuk padat. Hingga saat ini, terdapat dua macam gula kelapa yang diproduksi di Kabupaten Kulon Progo, khususnya Desa Hargotirto, Kapanewon Kokap, yakni gula kelapa cetak (bathok) dan gula semut. Terdapat nilai budaya, tradisi, dan kepercayaan yang bersumber pada budaya lokal dalam pembuatan gula kelapa oleh masyarakat Desa Hargotirto, mulai dari proses menderes nira kelapa hingga penyajian gula kelapa.
Terdapat beberapa nilai kebudayaan terkait tradisi nderes kelapa. Selain memperhatikan waktu pengambilan nira, terdapat kepercayaan yang diwariskan secara turun-temurun oleh penderes generasi-generasi sebelumnya dan masih dilakukan oleh para penderes di Desa Hargotirto hingga saat ini. Pertama, terdapat hari baik untuk mengambil nira kelapa, yakni hari apapun yang masuk dalam weton pasaran Pahing. Kedua, pisau atau golok yang digunakan untuk menderes tidak diperkenankan untuk memotong benda atau untuk keperluan lain. Berdasarkan kepercayaan, jika pisau untuk menderes nira kelapa digunakan untuk keperluan yang lain, nira yang dihasilkan tidak akan berkualitas baik. Oleh karenanya, pada saat mengiris pangkal bunga kelapa pun penderes harus melakukannya dengan penuh perasaan. Ketiga, terdapat sebuah sistem nilai kebudayaan yang menarik antara penderes nira kelapa dan pengepul gula. Para pengepul gula, selaku pemilik modal, “menanamkan” modalnya kepada penderes hanya berlandaskan asas kepercayaan.
Selanjutnya, gula kelapa memiliki fungsi sosial sebagai hidangan yang disajikan oleh tuan rumah sebagai suguhan pada acara perjamuan atau disuguhkan kepada tamu yang berkunjung ke rumah. Hal ini selaras dengan makna filosofis dari gula kelapa, yakni simbol kemurnian dan keselarasan yang ada di alam semesta. Lebih jauh, masyarakat Desa Hargotirto memperkenalkan identitas wilayah mereka sebagai sentra produksi gula kelapa di Kulonprogo, dan mereka merasa malu jika sajian gula kelapa tersebut tidak dapat dihidangkan kepada tamu. Selain itu, gula kelapa merupakan komoditas yang sangat membantu perekonomian para penderes dan pengrajin gula kelapa. Saat ini, industri gula kelapa mempunyai prospek yang cukup bagus dan diharapkan mampu meningkatkan pendapatan rumah tangga pembuat gula kelapa itu sendiri dan juga masyarakat sekitar.
No responses yet