mostbet az casinolackyjetmostbet casinopin up azerbaycanpin up casino game

Harmonisasi Antara Islam dan Kristen di Tana Toraja

Secara filosofis, Tana Toraja dapat digambarkan sebagai representasi dari kearifan lokal dan kesadaran kosmologi tentang kesatuan antara manusia, alam semesta dan Tuhan. Pada masayarakat Toraja, dalam satu keluarga behkan satu rumah dapat ditemukan penganut agama yang berbeda, namun mereka tetap rukun dan damai berkat adat dan filosofi kearifan lokal Tongkonan. Tradisi Tongkonan berintikan rasa persaudaraan yang pebuh kasih sayang tetap dijalin, walaupun agamanya berbeda.

Tradisi Tongkon (duduk bersama) adalah tradisi musyawarah untuk membahas dan menyelesaikan persoalan bersama, dimana proses ini adalah sisi persaudaraan tertinggi dalam kekerabatan orang Toraja. Aluk dan adat orang Toraja membentuk satu kesatuan kosmologis. Aluk sendiri merupakan keyakinan mengenai keberadaan dan upaya memahami dunia secara mitologis-transedental, sedangkan adat dan kebudayaan adalah menifestasi konkret aluk transendental.

Suku Toraja memmpunyai mitos bahwa nenek moyang berasal dari surga menggunakan tangga. Suku Toraja mempunyai kepercayaan dewa pencipta yang disebut Puang Matua. Menurut aluk bahwa bumi itu terbagi menjadi dua, yaitu Atas (Surga) dan bawah (bumi). Pada awalnya, langit dan bumi menikah dan menciptakan kegelapan, perpisahan dan kemudian terang muncul.

Secara sosiologis, Tana Toraja memiliki karakteristik yang unik, selainkuatnya budaya Aluk Todolo yang menjadi agama lokal, juga fakta keturunan antar umat Islam, Protestan, Katolik, Hindu, Budha dan Aluk Todolo telah berlangsung lama, dan masih dilestarikan sampai sekarang. secara kosmologi, Toraja telah merepresentasikan kosmologi kuno masyarakat Pra-Asia Tenggara yang sekarang mulai menghilang. Sekarang upacara adat lebih banyak dilakukan hanya sekedar meneruskan budaya yang telah diwariskan secara turun temurun, bahkan telah dikomodifikasikan dan kehilangan kesakralannya.

Dalam praktik keagamaan, ajaran suatu agama yang muncul ke permukaan biasanya berwajah ganda dimana aspek das sallen (pemikiran moral) sering kali berseberangan dengan fakta-fakta sosial-keagamaan di lapangan (das sein). Dalam konteks ini, intoleransi yang ditampilkan oleh kelompok Muslim garis keras telah merusak citra Islam yang bersifat rahmatan lil’alamin. Namun tidak demikian dengan di kabupaten Toraja Utara yang merupakan kawasan mayoritas beragaman Kristen yang sangat berterima kasih kepada umat Islam yang sangat membantu dalam menjaga toleransi beragama di Kabupaten Toraja.

Terwujudnya harmonisasi dalam masyarakat Toraja Pola adaptasi dalam masyarakat dimana terjadi sebuah penyesuaian pribadi terhadap lingkungan dalam bermasyarakat, dalam kehidupan sehari-hari sudah terlihat terjalin dengan damai, nyaman dalam masyarakat. Harmonisasi Muslim dan Kristen tidak dapat dilepaskan dari Konsep Kebudayaan. Bahasa daerah sebagai alat komunikasi sehari-hari memiliki kekuatan integratif untuk melakukan interaksi antara satu kelompk dengan kelompok lainnya dalam kehidupan sehari-hari. Kesamaan antar warha dalam pemakaian bahasa menciptakan hubungan yang saling berdekatan antara warga masyarakat yang berbeda agama dan etnis.

Masyarakat Toraja menggunakan bahasa lokal dalam komunikasi sehari-hari. Komunikasi ini sangat mempengaruhi kedekatan emosi dalam pergaulan dan hubungan dengan pihak yang diajak berkomunikasi. Bahasa  lokal ini dapat dijadikan sebagai alat perekat dan kekerabatan dalam masyarakat.

Selain faktor bahasa, hal yang merekatkan masyarakat Toraja adalah hal pekerjaan dan ekonomi. Hubungan ini saling mengikat dalam kebersamaan, dijauhkan dari perbedaan agama dan etnis. Dalam hal ini kedua belah pihak saling membutuhkan dan akan mengalami kesulitan jika ditinggalkan atau tidak mendapatkan bantuan oleh pihak lain.

Ada juga perkumpulan-perkumpulan Sosial yang menimbulkan partisipasi, solidaritas dan kekerabatan, dalam hal ini adalah keikutsertaan dan kepedulian warga masyarakat yang didasari oleh perasaan persaudaraan sebagai sesama masyarakat Toraja. Tolong menolong antar masyarakat yang lebih luas adalah salah satu sarana kekuatan integratif sosial di Toraja dan sekitarnya. Selain kegiatan bermasyarakat, ada juga pasar yang juga menunjang perekonomian warga masyarakat.

Kerukunan dalam komunikasi antar sesama pemeluk agama merupakan tujuan kerukunan umat beragama unutk mewujudkan masyarakat yang bebas dari ancaman, kekerasan dan konflik agama. Setiap orang membutuhkan rasa aman, nyaman, harmonis dan damai.

No responses yet

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Latest Comments

Tidak ada komentar untuk ditampilkan.