Daerah Istimewa Yogyakarta telah menetapkan brand “jogja istimewa” sebagai brand daerah yang berhasil menarik banyak wisatawan. Brand jogja istimewa juga dibuat guna mensinergikan semua pemangku kepentingan dan menjadikan masyarakatnya istimewa. Salah satu hal yang telah disiapkan untuk menuju pengakuan internasional adalah sumbu filosofi. Sumbu filosofi ini memiliki banyak kelebihan yang tidak ditemukan di negara lain melalui tata ruang yang mengandung nilai makna budaya. Keberadaan tugu yang dulu berbentuk golong giling menggambarkan bentuk kerja sama, sistem menyatu. Tugu juga merupakan wujud dari perubahan zaman yang menghasilkan karya. Maka dari itu, pemerindah daerah Yogyakarta saat ini sedang mengupayakan pengajuan sumbu filosofi untuk menjadi salah satu warisan budaya tak benda ke UNESCO. Seperti yang diketahui, bahwa sumbu filosofi merupakan sumbu lurus yang menghubungkan antara Tugu Pal Putih, Keraton Yogyakarta, dan Panggung Krapyak. Hal ini yang menjadikan DIY menjadi satu-satunya perwakilan Indonesia untuk pengajuan warisan dunia, karena dianggap layak.
Pemerintah daerah terus berupaya menjadikan target kota warisan dunia. Hal itu diajukan ke UNESCO dengan tujuan agar seluruh kalangan masyarakat menghargai situs budaya yang ada di Yogyakarta. Target besarnya Heritage lalu sumbu imaginer. Garis filosofi dari tugu sampai Krapyak melewati 22 titik kawasan heritage bahkan lebih. Masalahnya, situs budaya yang ada di Yogyakarta ini dianggap biasa-biasa saja oleh masyarakat. Padahal semestinya semakin tua situs, harus semakin kita junjung tinggi.
Ditilik dari aspek ekonomi, sumbu filosofi akan memberikan dampak yang baik bagi masyarakat. Banyak legenda dan mitos yang mendukung kapitalisasi. Objek wisata menjual mitos, kisah, dan sejarah, sehingga menarik untuk dikunjungi. Melalui kisah mitologi dan filosofi sumbu imajiner, bisa menjadi destination of history jika dikelola dengan baik. Masyarakat jawa memiliki kecenderungan untuk memuja onjek tertentu. Jika itu diyakini berkembang menjadi asumsi, maka bisa menjadi “industri budaya” dengan mengerahkan pikiran dan tindakan manusia sehingga menjadi peluang ekonomi yang prospektif.
Diajukannya Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai city of philosopy ini bertujuan untuk melestarikan nilai luhur yang dapat diwariskan ke masyarakat jogja, bangsa indonesia, bahkan dunia. Salah satunya dengan menjadikan Yogyakarta sebagai warisan budaya dunia. Yogyakarta memenuhi kriteria menjadi warisan budaya yang akan ditujukan ke UNESCO. Yang mana, Yogyakarta memiliki ke-khasan dan keistimewaan dalam penataan kota yang didasari sumbu filosofi keraton Yogyakarta, yakni Tugu Pal Putih – Keraton – Panggung Krapyak. Nilai filosofi dari Panggung Krapyak ke utara melambangkan perjalanan manusia sejak dilahirkan hingga meninggal dunia, menikah dan melahirkan anak, sedang dari Tugu Pal Putih ke selatan melambangkan perjalanan manusia menemui Sang Penciptanya.
Adapun kriteria yang membuat Kota Yogyakarta terdaftar menjadi The Historical City Centre of Yogyakarta adalah:
- Merupakan mahakarya dan kreativitas manusia yang mencerminkan perencanan pusat kota dengan menggambarkan siklus hidup manusia, sejak lahir sampai kembali ke Tuhan.
- Perencanaan pusat kota yang dirancang berdasarkan filosofi jawa yang merupakan produk dari interaksi budaya yang panjang antara budaya asli dan peradaban lainnya.
- Kota Yogyakarta merupakan satu-satunya kota bersejarah yang mewujudkan pemikiran filosofi tentang sifat kehidupan manusia di dunia.
City branding merupakan upaya untuk membentuk citra suatu kota yang dapat mempengaruhi persepsi masyarakat mengenai kota tersebut. City branding sendiri merupakan satu hal yang perlu dilakukan mengingat Yogyakarta sendiri merupakan kota wisata. Hal ini perlu dilakukan karena adanya faktor internal dan eksternal. Faktor internalnya terletak pada pesatnya perkembangan kota Yogyakarta dan kondisi masyarakatnya yang dinamis. Sedangkan faktor eksternalnya adalah karena kota-kota lain di luar daerah sudah melakukan city branding.
Branding bukan hanya mengenai ubikuitas, visibiltas, dan fungsi. Tetapi mengenai penciptaan ikatan emosional dengan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Yogyakarta sendiri merupakan kota yang mampu menawarkan pengalaman emosional bagi masyarakat maupun wisatawan yang berkunjung. Disini wisatawan bukan hanya sekedar melepas penat, tetapi juga mendapatkan pengalaman kontemplatif karena merasakan aura positif dan mententramkan.
Baca Juga : Mengenal Konsep Tourism Economic Development
Salah satu upaya membangun top of mind adalah dengan membangun brand experience. Brand experience sendiri merupakan reaksi dan perilaku dari konsumen. Konsumen akan mendapatkan pengalaman yang tak terlupakan dan membangun kepercayaan, komitmen, dan preferensi terhadap merek.
Sumbu filosofi dibentuk atas dasar kosmologi ini harus dilestarikan. Salah satu upaya pelestarian ini adalah dengan konservasi. Menurut Sidharta, konservasi tidak lepas dari kegiatan perlindungan dan penataan serta tujuan perencanaan kota yang bukan hanya secara fisik saja, tetapi juga stabilitas penduduk dan gaya hidup yang serasi. Adapun prinsip dari konservasi sendiri adalah sebagai berikut:
- Konservasi dilandasi atas penghargaan terhadap keadaan semula dari suatu tempat dan sesedikit mungkin melalui intervensi fisik bangunannya.
- Konservasi bermaksud untuk menangkap kembali makna kultural dari suatu tempat dan harus menjamin keamanan dan pemeliharaannya di masa mendatang.
- Konservasi di suatu tempat harus dipertimbangkan segenap aspek yang berkaitan dengan makna kulturalnya.
- Suatu bangunan atau hasil karya bersejarah harus tetap berada pada lokasi historinya.
- Konservasi menjaga terpeliharanya latar visual yang cocok seperti bentuk, skala, warna, tekstur, dan bahan bangunan.
Dari hal diatas, sumbu filosofi harus didudukkan tisak hanya pada keberadaan tempatnya saja, namun juga makna kultural di area sumbu tersebut. Adapun poros pembentuk pola ruang di Yogyakarta sendiri adalah sebagai berikut:
- Sumbu imajiner, kota Yogyakarta dibentuk melalui sebuah acuan utama yang berbentuk poros atau sumbu yang menghubungkan titik utara dan selatan dan sebagai pusat yang berada di tengahnya adalah keraton Yogyakarta.
- Sumbu filosofis, dalam rangkaian sumbu imajiner terdapat sumbu yang membentang dari arah utara – selatan kota membentuk suatu jalur linear dan menghubungkan beberapa simbol-simbol fisik yang mempunyai makna nilai filosofis.
- Pola ruang kawasan, secara umum kawasan sumbu filosofis memiliki pola grid dimana pada pola tersebut terdapat satu sumbu yang menjadi acuan, yaitu sumbu berupa garis khayal dari Tugu Pall Putih hingga Panggung Krapyak.
- Tata massa bangunan, massa bangunan yang berada di kawasan sumbu filosofis ini menunjukkan adnaya keragaman-keragaman volume. Hal ini ditandai dengan adanya blok-blok massa yang kecil dan besar.
- Langgam arsitektur kawasan, ada tiga langgam pada koridor ini, yaitu: langgam arsitektur indish, langgam arsitektur kolonial, dan langgam arsitektur jawa.
Branding dilakukan untuk memberikan informasi kepada masyarakat yang berada di kawasan sumbu filosofi khususnya masyarakat DIY bahwa Yogyakarta merupakan daerah warisan budaya dunia. Sumbu filosofi ditetapkan sebagai kawasan yang akan mewakili Yogyakarta sebagai warisan budaya dunia karena memiliki tiga filosofi yang menjadi dasar kuat berlandaskan sistem religi, kebudayaan, sosial dan interaksi antar ketiga sistem. Oleh karena itu, ada gambaran sumbu filosofi yang mengarahkan pada:
- Identifikasi publik, sasaran utamanya adalah masyarakat sepanjang sumbu filosofi yang beragam individunya.
- Merumuskan positioning, tindakan untuk merancang citra serta nilai yang di tawarkan oleh promosi ini harus ditemukan posisi yang tepatnya.
- Merumuskan pesan, ini dilakukan dengan harapan agar masyarakat tidak hanya paham, tetapi juga bangga ketika Yogyakarta menjadi kebanggaan satu dunia.
- Merancang media, media ini akan menjadi kendaraan untuk dapat menempatkan pesan sampai pada masyarakat yang menjadi target sasaran.
Branding ini sebuah kontrak kualitas yang membutuhkan komitmen penuh dan dukungan riil dari seluruh stakeholders untuk menyampaikan produk dan jasa seperti yang dijanjikan. Branding ini sangat penting karena merek tumbuh dari dalam lalu mengakar keluar dan pada akhirnya berkontribusi pada pertumbuhan pendapatan.
No responses yet