KAJIAN KEBERADAAN WISATA BELANJA MALIOBORO

Pariwisata merupakan bagian dari budaya bagi masyarakat yang berkaitan dengan pemanfaatan waktu yang dimiliki, dengan tujuan untuk menyenangkan diri sendiri maupun orang lain. Istilah wisata termuat dalam UU No.10 Tahun 2009, Pasal 1 ayat 1, yang menyebutkan bahwa wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara. Wisata belanja merupakan bagian dari kegiatan pariwisata yang dilakukan bagi sebagian orang yang melakukan perjalanan wisata.

Kegiatan pariwisata identik dengan aktivitas berbelanja yang memberikan pengaruh cukup besar bagi pertumbuhan ekonomi kota, melalui sumber pendapatan devisa, pemasukan pajak-pajak dan jasa retribusi lainnya. Kegiatan pariwisata sebagai salah satu sektor yang berperan dalam memberikan konstribusi pendapatan daerah. Kota Yogyakarta sebagai salah satu destinasi pariwisata di Indonesia yang memiliki keunikan dan ciri khas sendiri dibandingkan dengan destinasi-destinasi lainnya. Berada di jalur lintas selatan sehingga menguntungkan bagi perkembangan potensi pariwisata, salah satunya dengan adanya pusat-pusat aktivitas perkotaan yang berkembang setiap tahun.

Yogyakarta sebagai daerah tujuan wisata ke dua di Indonesia dengan berbagai macam potensi. Adanya berbagai macam atraksi wisata yang ditawarkan dapat menarik minat wisatawan untuk berkunjung. Jenis wisata yang diminati wisatawan Yogyakarta adalah Malioboro, kegiatan pariwisata identik dengan berbelanja. Adanya wisata belanja Malioboro menjadi daya tarik bagi wisatawan. Malioboro menawarkan atraksi belanja, dihuni oleh aktivitas para PKL yang menawarkan berbagai produk, seperti souvenir, pernak-pernik, kaos, batik, kerajinan, dan lainnya. Keadaan tersebut menjadi daya tarik bagi wisatawan. Perkembangan Malioboro sebagai wisata belanja yang banyak dikunjungi oleh wisatawan, membawa pengaruh pada pertumbuhan jasa akomodasi di Jalan Sosrowijayan dan Dagen. Secara tidak langsung berkembangnya Malioboro berpengaruh pada pertumbuhan jasa akomodasi yang dimaksudkan untuk menunjang aktivitas wisata.

Keberadaan pariwisata membutuhkan sarana dan prasarana penunjang untuk melayani wisatawan dalam melakukan perjalanan wisata. Para wisatawan yang berkunjung ke Yogyakarta memilih Malioboro sebagai tolak ukur dalam menentukan lokasi tujuan wisata. Jalan Sosrowijayan dan Dagen berada di lokasi yang strategis dan potensial sebagai wadah dalam menampung sarana dan prasarana kebutuhan wisatawan dalam memenuhi kebutuhan jasa akomodasi berupa hotel, losmen, wisma dan homestay yang dibutuhkan oleh wisatawan. Tingginya pergerakan jasa komersial dalam mendukung kegiatan pariwisata. Sejak berkembangnya Malioboro, menyebabkan pertumbuhan jasa akomodasi di Jalan Sosrowijayan dan Dagen, hingga saat ini jumlah jasa akomodasi yang ada mengalami peningkatan setiap tahun. Jalan Sosrowijayan dan Dagen menjadi kawasan komersial yang ramai. Hampir sulit untuk menemukan penduduk asli kampung ini, karena adanya perubahan dan alih fungsi bangunan. Keberadaan jasa akomodasi sebagai penunjang wisatawan membawa pengaruh pada pemanfaatan lahan.

Kami selaku konsultan pariwisata mengucapkan terimakasih kepada Instansi terkait atas kepercayaan dan kerjasamanya. Demikian artikel penelitian pariwisata ini disusun, semoga bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders) dalam pembangunan pariwisata setempat.

Untuk informasi mengenai penelitian pariwisata, berupa kajian atau pendampingan lebih lanjut dapat menghubungi Admin kami di 081232999470.

No responses yet

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

four × 2 =

Latest Comments