Kemantren Jetis

Kota Yogyakarta lahir dari rangkaian peristiwa sejarah di masa lampau. Hal itu menjadikan kota Yogyakarta memiliki banyak kisah-kisah sejarah baik mengenai asal-usul nama tempat maupun kisah perjuangan kemerdekaan. Di kawasan Kota Yogyakarta sendiri terdapat jejak peninggalan sejarah masa klasik (Mataram Kuna), Mataram Islam, Kolonial, Pergerakan nasional, dan revolusi. Yang tidak hanya menyajikan cerita sejarahnya saja, melainkan terdapat pula bangunan, tempat, bahkan kawasan yang menjadi saksi bisu terjadinya peristiwa tersebut. monumen atau tetenger dibangun untuk menjadikan penanda bahwa di lokasi tersebut pernah berlangsung sebuah peristiwa penting yang berpengarung bagi Kota Yogyakarta. Adapun maksud dan tujuan dari penulisan kajian ini adalah sebagai berikut:

  1. Menginventarisasi monumen dan tetenger penanda bersejarah di Kota Yogyakarta.
  2. Mendokumentasikan monumen dan tetenger penanda sejarah yang ada di Kota Yogyakarta.
  3. Menggali latar belakang sejarah didirikannya setiap monumen dan tetenger penanda sejarah tersebut.

Adapun monumen/ tetenger yang berada di kawasan Kemantren Jetis antara lain sebagai berikut:

  1. Gedung Harian Jogja, berlokasi di Jl. A.M Sangaji No 41, Jetis, Kota Yogyakarta. Tetenger ini berbentuk bangunan dan berklasifikasi dulu bangunan ini digunakan sebagai kantor departmen yang mengurusi perdagangan dan pekerjaan umum. Setelah masa kemerdekaan, gedung ini digunakan sebagai kantor pusat Koperasi Pegawai Negera Yogyakarta mulai 1954-1958. Sebelum menjadi kantor redaksi Harian Jogja bangunan ini juga digunakan sebagai kantor Dinas Perdagangan dan perindustrian Yogyakarta.
  2. KODIM 0724 Yogyakarta, berlokasi di Jl. A.M Sangaji No 55, Jetis,Kota Yogyakarta. Tetenger ini berbentuk bangunan dan berklasifikasi landmark. awalnya bangunan ini didirikan sebagai tangsi militer Belanda dan juga kantor ajen Rem. Pada tahun 1991 digunakan sebagai Markas Komando Distrik Militer (KODIM) 0734 Kota Yogyakarta. Saat ini bangunan ini digunakan untuk kantor Komandan KODIM, lobby, ruang kasdim, dan staff Dandim.
  3. Markas Pusat Tentara Pelajar, berlokasi di Jl. Pakuningratan No. 40, Jetis, Kota Yogyakarta. Tetenger ini berbentuk bangunan dan berklasifikasi rumah ini diperkirakan dibangun pada awal abad ke-20. Rumah ini berada di wilayah Jetis, dimana disini banyak rumah dengan gaya arsitektur Indis yang berdiri sebagai tempat tinggal para pegawai pemerintahan, anggota militer, atau guru-guru yang berasal dari kalangan masyarakat Eropa maupun bangsawan pribumi. Pada masa perang Kemerdekaan, rumah ini menjadi Markas Tentara Pelajar Pusat yang di wilayah Yogyakarta. Sekarang, bangunan ini berfungsi sebagai bangunan komersil berupa restoran.
  4. Monumen Gelora Rakyat Mataram, berlokasi di Jl. Tentara Rakyat Mataram No. 11, Jetis, Kota Yogyakarta. Tetenger ini berbentuk relief dan berklasifikasi sebagai monumen. Salah satu badan perjuangan yang muncul di Yogyakarta pasca proklamasi adalah BPRI Mataram yang merupakan cikal bakal terbentuknya TRM ( Tentara Rakyat Mataram). Aktifitas laskar TSM ini semata-mata adalah anti penjajahan. Pada prinsipnya keberadaan TRM adalah membantu tentara reguler dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
  5. SMAN 11 Yogyakarta, berlokasi di Jl. A.M. Sangaji No. 50, Jetis, Kota Yogyakarta. Tetenger ini berupa bangunan dan berklasifikasi sebagai bangunan ini didirikan oleh Belanda untuk digunakan sebagai Kweekschool Voor Inlandsche Onderwijzen Djokjakarta (Sekolah Guru zaman Belanda). Bangunan ini didirikan pada 1894 dan mulai dibuka pada 7 april 1897. Bangunan ini juga dikenal sebagai sekolah raja yang segala biaya operasionalnya ditanggung oleh pemerintah Kolonial Belanda. Pada 3-5 Oktober 1908 bangunan ini sempat digunakan sebagai tempat penyelenggaraan kongres Budi Utomo pertama.
  6. SMKN 2 Yogyakarta, tetenger ini berbentuk bangunan dan berklasifikasi sebagai bangunan ini didirikan pada 1919 dengan nama awal Princes Juliana School (PJS) yang merupakan sekolah tingkat pertama. Pada masa perjuangan kemerdekaan RI, bangunan ini digunakan sebagai Asrama Tentara Pelajar.
  7. Tugu Pal Putih Yogyakarta, berlokasi di Jl. Jend. Soedirman, Jetis, Kota Yogyakarta. Tetenger ini berbentuk monumen dan berklasifikasi tetenger. Teteenger ini dibangun pada tahun 1757 yang di prakarsai oleh Sultan Hamengkubuwana I yang memiliki makna simbolis dan termasuk garis yang bersifat magis sebab menghubungkan laut selatan, Keraton Yogyakarta, dan Gunung Merapi. Pembangunan tugu ini menggambarkan konsep Manunggaling Kawula Gusti dan juga juga simbol bersatunya rakyat dan penguasa untuk melawan penjajah. Awalnya tugu ini bernama Tugu Golong Gilig karena puncak tugu tersebut berebentuk golong (bulat), sedangkan gilig (silinder). Tugu ini setinggi 25m, yang sayangnya runtuh pada 10 Juni 1867 karena terdampak gempa besar. Kemudian tugu ini di renovasi oleh Belanda pada masa pemerintaha Sri Sultan HB VII dengan mengubah bntuk dan tinggi yang berbeda dengan aslinya. Tugu tersebut diberi nama De Wittle Paal atau Tugu Pal Putih.

No responses yet

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

one × three =

Latest Comments