Kembali Pulih Dengan Sistem Revenge Traveling

Kembali Pulih Dengan Sistem Revenge Traveling – Munculnya fenomena baru “revenge travel” atau “revenge tourism” membuat masyarakat melakukan balas dendam jalan-jalan. Fenomena muncul sebagai tanggapan atas rasa terpenjara atau defisit mobilitas akibat pembatasan pergerak fisik semasa pandemi. Terjadinya pembatasan mobilitas akibat pandemi covid 19 dengan melakukan isolasi, karantina, pembatasan sosial, larang berpergian, penutupan suatu negara dari wisata asing yang menyebabkan perekonomian pariwisata begitu menurun drastis. Pandemi covid 19 yang menghantam dunia selama lebih dari dua tahun membuat orang-orang merasa terpenjara dengan keadaan. Dengan sistem pemerintah yang menerapkan berbagai kebijakan PPKM baik penutupan kedatangan internasional tersebut menjadi salah satu alternatif mencegah peneluran virus covid 19. Aktivitas masyarakat menjadi terhambat dengan adanya pandemi, masyarakat lebih sering menghabiskan waktu didalam rumah mulai dari bekerja, sekolah, berolahraga hingga berlibur.

Vaksinasi booster yang dikeluarkan oleh pemerintah dan menurunnya angka covid-19 membuat para masyarakat berbondong-bondong untuk melakukan liburan keluar kota dan bahkan negeri. Munculnya fenomena revenge traveling atau revenge tourism menjadi salah satu hal yang dimaklumi karena kebebasan sehingga berlomba untuk mengupayakan memulihkan kebebasannya. Adanya fenomena revenger traveling atau revenge tourism memprediksi terjadinya titik puncak dari balas dendam jalan-jalan terjadi dalam tahun ini saat orang-orang berbondong-bondong untuk berwisata kedalam maupun keluar negeri. Gejala revenge traveling sudah mulai nampak dengan banyaknya postingan sanak saudara atau teman berfoto-foto bersama, makan bersama di restoran atau liburan dalam kota.

Kembali Pulih Dengan Sistem Revenge Traveling – Menanggapi adanya fenomena revenge traveling menjadi salah satu hal yang sangat dampak positif terutama dari aspek ekonomi, apalagi bagi daerah yang perekonomian penduduknya bergantung pada pariwisata yang turun drastis 2 tahun belakang ini. Terbukanya kembali pintu internasional, menerima wisatawan mancanegara berlibur ke Indonesia, membiarkan masyarakat keluar negeri menjadi salah satu revenge traveling yang sudah terlaksanakan. Pembukaan kembali sektor pariwisata favorit dengan adanya fenomena revenge travel memungkinkan masyarakat untuk travelling. Dampak dari fenomena revenge traveling membuat tingginya kunjungan wisata domestik dan internasional pada pintu masuk kedatangan. Revenge tourism mampu meningkatkan okupansi hotel hingga 40% pada hari kerja dan 90% pada akhir pekan.

Hasil survei asosiasi penerbangan International Air Transportation Assosiation (IATA) pada 23 maret 2022, pemerintah menetapkan kebijakan bebas karantina bagi warga negara asing, kedua libur Idul Fitri pada tahun 2022 berlangsung memancing animo masyarakat yang tinggi untuk menjalankan tradisi mudik atau pulang kampung, diperkiran jumlah pemudik mencapai 85 juta orang. Dampak fenomena revenge traveling menjadi akibat kenaikan industri pariwisata terutama pada sektor ekonomi yang paling berdampak akibat kebijakan pembukaan perjalanan domestik dan internasional. Momentum fenomena revenge traveling yang paling melonjak kenaikan pada wisata bahari, wisata alam, dan wisata kuliner dengan jenis wisata yang paling diminati oleh masyarakat.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno dan Presiden RI Joko Widodo mengingatkan jika fenomena revenge traveling terus industrial, pengelola maupun wisatawan tetap menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Dia juga meminta agar masyarakat tidak kendor prokes. “Penanganan PPKM level yang sudah dilakukan menunjukkan hasil yang baik. Sandiaga Uno menyampaikan kepada masyarakat bahwa situasi sekarang sudah baik terkendali, dan kasus covid-19 terus menurun”, senin (6/9/2021).

Baca juga : Potensi Sustainable Tourism Setelah Pandemi

Dampak adanya fenomena revenge traveling, pemerintah akan terus intervensi meningkatkan angka vaksinasi dan menurunkan level PPKM. Selain itu, dengan penerapan PPKM level dua pembukaan tempat wisata dilakukan secara bertahap. Kata Sandiaga Uno, untuk daerah yang sudah mencapai level 2, tidak bisa secara langsung membuka tempat wisata akan tetapi melalui proses secara bertahap, karena tidak ingin terjadinya peningkatan kasus secara drastis. Selain itu, Menparekraf juga mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada dengan varian virus corona selama menerapkan fenomena revenge traveling atau revenge tourism.

Kembali Pulih Dengan Sistem Revenge Traveling – Penerapan fenomena revenge traveling mengakibatkan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia mencapai 510.246 kunjungan pada agustus 2022 (capaian tertinggi dalam setahun terakhir). Jumlah kunjungan wisman meningkat sekitar 330,46% dibandingkan periode yang sama tahun lalu (year-on-year/yoy). Pada agustus 2021, kunjungan wisman ke Indonesia hanya sebanyak 118.533 kunjungan. Pada bulan juli 2022, jumlah kunjungan wisata mancanagara ke Indonesia naik akibat adanya fenomena revenge traveling sebesar 6,97% (month-on-month/mom).

Pada saat terjadinya fenomena revenge traveling mayoritas wisata mancanegara ke Indonesia menggunakan moda transportasi udara, yakni sebanyak 422.500 kunjungan pada agustus 2022. Kemudian wisatawan yang lewat moda angkutan laut sebanyak 82.414 kunjungan, dan moda transportasi darat sebanyak 5.332 kunjungan.

Untuk informasi lebih lanjut mengenai kajian atau konsultasi Pariwisata dapat menghubungi Admin kami di 081215017910

No responses yet

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

18 + four =

Latest Comments