Indonesia adalah negara yang memiliki potensi besar terutama dalam bidang pariwisatanya. Hanya saja hingga saat ini potensi-potensi tang ada tersebut belum dimanfaatkan secara maksimal. Faktanya Indoonesia dapat menjadikan potensi pariwisata sebagai pilar pembangunan. Dengan kata lain, pariwisata juga menjadi aspek penting dalam membangun suatu daerah. Dengan mengembangkan kepariwisataan secara tidak langsung akan meningkatkan jumlah pendapatan devisa baik devisa negara maupun devisa daerah. Salah satu daya tarik kepariwisataan adalah objek wisata, tidak dapat dipungkiri bahwa setiap daerah di Indonesia memiliki objek wisata yang beragam termasuk daerah Jawa Tengah.
Provinsi ini termasuk provinsi besar yang berada di Pulau Jawa dan menjadi tempat destinasi wisatawan untuk berwisata. Dengan berkunjung ke provinsi ini, wisatawan diberikan pilihan untuk dapat mengunjungi setiap kota-kotanya. Kota Surakarta menjadi satu kota pilihan yang dijadikan tempat tujuan wisata.
Hal ini terbukti pada data yang diperoleh dari Dinas Pariwisata Kota Surakarta tahun 2014 yaitu wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Kota Surakarta sejumlah 23.446 orang sementara wisatawan nusantara mencapai 2.339.061 orang Berdasarkan data dari Dinas Pariwisata Kota Surakarta terdapat sembilan objek wisata yang hingga saat ini masih menjadi tempat tujuan utama wisatawan jika berkunjung ke Kota Surakarta. Adapun jenis objek wisata tersebut terdiri dari wisata alam, wisata budaya, wisata belanja, wisata religius dan sekarang muncul jenis wisata baru yaitu wisata kuliner. Pada hakikatnya potensi yang ada di Kota Surakarta ini dapat dimanfaatkan secara maksimal yaitu untuk meningkatkan pendapatan daerah.Dengan kata lain, pariwisata adalah kegiatan multi sektor yang memiliki keterkaitan dengan sektor lain. Kondisi pariwisata yang ada saat ini pastinya akan lebih baik jika dikembangkan untuk menggerakan perekonomian daerahnya. Analisis hasil pembangunan kepariwisataan baru sebagian dan dilakukan secara terpisah- pisah saat ini dengan menggunakan metodologi serta indikator yang sederhana, sehingga hasilnya tidak konsisten serta kurang akurat apabila diaplikasikan kedalam kebijakan, akan terjadi kebijakan yang menyesatkan (misleading). Untuk mengetahui dan mempelajari kaitan sektor satu dengan yang lain di bidang pariwisata diperlukan sebuah alat analisis berupa tabel input-output (I-O), yaitu tabel yang menyajikan hubungan sektor-sektor yang saling terkait di dalam pariwisata baik di dalam, maupun di luar kegiatan pariwisata.
Neraca Satelit Pariwisata adalah suatu sistem, konsep dan metode tampilan informasi kuantitatif yang menyediakan perangkat analisis yang menyeluruh (general), kompak (compact), saling berkait (interconnected), konsisten (consistent) dan kontrol (control). Melalui perhitungan Neraca Satelit Pariwisata Daerah (NESPARDA) tabel I-O merupakan instrumen penting untuk mengukur dampak permintaan akhir terhadap output yang meliputi pengeluaran konsumsi rumah tangga, pengeluaran konsumsi pemerintah, pembentukan modal tetap bruto, perubahan stok serta eksport barang dagangan sehingga bisa dikatakan bahwa kegiatan pariwisata dapat diukur besar pengeluaran wisatawan baik mancanegara maupun nusantara dalam beraktivitas wisata selama 2016. Sasaran kegiatan penyusunan Nesparda Kota Surakarta 2016 ini adalah tersusunnya Neraca Satelit Pariwisata Daerah Kota Surakarta. Berdurasi 60 hari dan dibiayai dari sumber pendanaan: Pemerintah Daerah Kota Surakarta Tahun Anggaran 2016
Indonesia adalah negara yang memiliki potensi besar terutama dalam bidang pariwisatanya. Hanya saja hingga saat ini potensi-potensi tang ada tersebut belum dimanfaatkan secara maksimal. Faktanya Indoonesia dapat menjadikan potensi pariwisata sebagai pilar pembangunan. Dengan kata lain, pariwisata juga menjadi aspek penting dalam membangun suatu daerah. Dengan mengembangkan kepariwisataan secara tidak langsung akan meningkatkan jumlah pendapatan devisa baik devisa negara maupun devisa daerah. Salah satu daya tarik kepariwisataan adalah objek wisata, tidak dapat dipungkiri bahwa setiap daerah di Indonesia memiliki objek wisata yang beragam termasuk daerah Jawa Tengah. Provinsi ini termasuk provinsi besar yang berada di Pulau Jawa dan menjadi tempat destinasi wisatawan untuk berwisata. Dengan berkunjung ke provinsi ini, wisatawan diberikan pilihan untuk dapat mengunjungi setiap kota-kotanya. Kota Surakarta menjadi satu kota pilihan yang dijadikan tempat tujuan wisata. Hal ini terbukti pada data yang diperoleh dari Dinas Pariwisata Kota Surakarta tahun 2014 yaitu wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Kota Surakarta sejumlah 23.446 orang sementara wisatawan nusantara mencapai 2.339.061 orang
Berdasarkan data dari Dinas Pariwisata Kota Surakarta terdapat sembilan objek wisata yang hingga saat ini masih menjadi tempat tujuan utama wisatawan jika berkunjung ke Kota Surakarta. Adapun jenis objek wisata tersebut terdiri dari wisata alam, wisata budaya, wisata belanja, wisata religius dan sekarang muncul jenis wisata baru yaitu wisata kuliner. Pada hakikatnya potensi yang ada di Kota Surakarta ini dapat dimanfaatkan secara maksimal yaitu untuk meningkatkan pendapatan daerah.
Dengan kata lain, pariwisata adalah kegiatan multi sektor yang memiliki keterkaitan dengan sektor lain. Kondisi pariwisata yang ada saat ini pastinya akan lebih baik jika dikembangkan untuk menggerakan perekonomian daerahnya. Analisis hasil pembangunan kepariwisataan baru sebagian dan dilakukan secara terpisah- pisah saat ini dengan menggunakan metodologi serta indikator yang sederhana, sehingga hasilnya tidak konsisten serta kurang akurat apabila diaplikasikan kedalam kebijakan, akan terjadi kebijakan yang menyesatkan (misleading).
Untuk mengetahui dan mempelajari kaitan sektor satu dengan yang lain di bidang pariwisata diperlukan sebuah alat analisis berupa tabel input-output (I-O), yaitu tabel yang menyajikan hubungan sektor-sektor yang saling terkait di dalam pariwisata baik di dalam, maupun di luar kegiatan pariwisata.
Neraca Satelit Pariwisata adalah suatu sistem, konsep dan metode tampilan informasi kuantitatif yang menyediakan perangkat analisis yang menyeluruh (general), kompak (compact), saling berkait (interconnected), konsisten (consistent) dan kontrol (control). Melalui perhitungan Neraca Satelit Pariwisata Daerah (NESPARDA) tabel I-O merupakan instrumen penting untuk mengukur dampak permintaan akhir terhadap output yang meliputi pengeluaran konsumsi rumah tangga, pengeluaran konsumsi pemerintah, pembentukan modal tetap bruto, perubahan stok serta eksport barang dagangan sehingga bisa dikatakan bahwa kegiatan pariwisata dapat diukur besar pengeluaran wisatawan baik mancanegara maupun nusantara dalam beraktivitas wisata selama 2016.
No responses yet