Legenda Singa Barong dalam Reog Ponorogo –Reog adalah salah satu seni pertunjukan tradisional Indonesia yang berasal dari daerah Ponorogo, Jawa Timur. Pertunjukan ini melibatkan tarian yang menggabungkan gerakan lincah, akrobatik, dan kostum yang megah. Sejarah Reog dapat ditelusuri kembali ke abad ke-16 atau 17, meskipun asal-usulnya tidak jelas.
Ada beberapa versi legenda yang berkembang mengenai asal-usul Reog. Salah satu versi yang populer adalah legenda “Singa Barong”. Menurut legenda ini, pada zaman dulu, ada seorang raja yang bernama Brawijaya. Ia mengalami gangguan dari makhluk supranatural yang disebut “Macan Putih” (Harimau Putih) yang mengganggu keamanan kerajaannya. Untuk menghadapinya, raja memerintahkan penari-penari pemberani dari desa-desa sekitar untuk membawakan pertunjukan tarian dan boneka hewan-hewan mistis yang megah. Pertunjukan ini kemudian dikenal sebagai Reog.
Pada awalnya, Reog dimainkan hanya oleh kelompok tertentu yang disebut “Warok” yang terdiri dari pria-pria yang kuat dan terampil dalam seni bela diri. Namun, seiring berjalannya waktu, Reog menjadi lebih populer dan terbuka bagi siapa saja yang ingin mempelajarinya.
Dalam pertunjukan Reog, penari utama atau “Jatil” mengenakan topeng kuda yang sangat besar yang disebut “Singa Barong”. Topeng ini terbuat dari kulit kerbau yang dilapisi dengan kain dan dihiasi dengan bulu merak, kaca, dan cermin. Jatil mengenakan topeng tersebut sambil menari dengan gerakan akrobatik yang lincah.
Selain Jatil, ada juga penari lainnya yang disebut “Bujang Ganong” yang mengenakan topeng wajah manusia dan kostum khas Jawa. Pertunjukan Reog juga melibatkan musik gamelan tradisional yang dimainkan oleh sekelompok musisi.
Baca juga : Training Center: Tempat Mengasah Keterampilan dan Mengembangkan Potensi
Seiring dengan perkembangan zaman, Reog terus bertahan dan menjadi bagian tak terpisahkan dari warisan budaya Indonesia. Pertunjukan ini tidak hanya mempertahankan nilai-nilai tradisional, tetapi juga terus mengalami inovasi dalam penyajian dan tampilan. Reog telah menjadi bagian penting dari budaya Ponorogo dan sering ditampilkan dalam berbagai acara, seperti perayaan hari kemerdekaan, pernikahan, dan festival budaya. Pertunjukan ini tidak hanya menghibur, tetapi juga menjadi simbol keberanian, kekuatan, dan keindahan seni tradisional Indonesia.
Kami selaku konsultan pariwisata mengucapkan terimakasih kepada Instansi terkait atas kepercayaan dan kerjasamanya. Demikian artikel penelitian pariwisata ini disusun, semoga bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders) dalam pembangunan pariwisata setempat. Untuk informasi mengenai penelitian pariwisata, berupa kajian atau pendampingan lebih lanjut dapat menghubungi Admin kami di 0812-3299-9470.
Kata kunci: Konsultan pariwisata, kajian pariwisata, RIPPARDA, Bisnis Plan.
No responses yet