Makanan Tradisional “Lempah Kuning”

Lempah kuning merupakan hidangan khas Bangka Belitung, ciri khas makanan ini berwarna kuning dengan bahan dasar dari ikan hasil laut. Lempah kunning merupakan makanan yang  telah ada sejak dulu yang sampai saat ini masih dihidangkan. Lempah kuning merupakan penggabaran kehidupan masyarakat Bangka Belitung yang tinggal di wilayah kepulauan yang dekat dengan laut dan sebagian besar masyarakatnya memiliki mata pencaharian sebagai nelayan. Lempah kuning merupakan wujud dari ekspresi masyarakat pulau Bangka Belitung dalam menggambarkan lingkungan tempat mereka tinggal. Rasa yang asam dan sedikit pedas sangat menggambarkan cuaca panas yang ada di daerah pulau Bangka Belitung.

Hampir seluruh masyarakat Pulau Bangka Belitung cukup sering memasak makanan tradisional ini, hal ini dikarenakan rasanya yang lezat dan bahan-bahannya yang mudah didapat. Selain disajikansebagai masakan rumahan, biasanya Lempah Kuning ini disajikan dalam acara pernikaha, acara adat dan lain sebagainya.

Lempah kuning dimasak menggunakan alat yang cukup sederhana, yaitu cukup peralatan seperti kompor, panci atau wajan, dan spatula. Sedangkan bahan yang digunakan untuk sekali masak yaitu, 3 ekor ikan kakap ukuran sedang, masing-masing dipotong menjadi 2-3 bagian, 1 buah nanas dipotong tipis-tipis, 2 sendok makan air asam jawa, 1 setengah liter air, dan gula pasir secukupnya. Dan tambahan bumbu halus secukupnya.

Adapun cara untuk memasak hidangan lempah kuning ini cukup mudah, pertama bumbu yang telah dihaluskan dicampur dengan air yang sudah diberi perasan asam jawa, kemudian rebus air masukkan bumbu dan masukkan lengkuas dan potongan nanas, rebus hingga mendidih, setelah itu masukkan ikan dan masak hingga ikan matang. Jangan lupa koreksi rasa, setelah ikan matang dan rasanya sudah pas, matikan api dan lempah kuning siap dihidangkan.

Nilai budaya yang terkandung dalam lempahkuning adalah nilai-nilai kekeluargaan dan kebersamaan. Lempah kuning selalu hadir sebagai menu utama dalam berbagai aktifitas adat, baik upacara adat, hajatan, maupun kehidupan sehari-hari masyarakat pulau Bangka Belitung. Lempah kuning pada akhirya menjadi makanan yang dimakan secara bersama-sama oleh sebagian besar individu dalam masyarakat dan menjadi pengikat dolidaritas individu dalam masyarakat pulau Bangka Belitung.

Ditengah kehidupan masyarakat Bangka Belitung sendiri, lempah kuning memiliki nilai kiasan yang dikaitkan dengan ritual tertentu. Makanan yang disajikan dalam suatu ritual menjadi perlambang dari rasa syukur, rasa gembira, kebersamaan dan bahkan menjadi ungkapan untuk menyampaikan harapan mulia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *