Bakalan merupakan istilah yang digunakan oleh masyarakat etnis Jawa dan Madura pada Kabupaten Jember Jawa Timur. Bakalan (tunangan) menggambarkan prosesi khitbah yang dilaksanakan beberapa bulan sebelum pernikahan. Prosesi bakalan ini merupakan sebuah tradisi untuk melamar seorang gadis. Prosedur yang digunakan yaitu datangnya seorang laki-laki beserta keluarga kerumah seorang gadis yang dicintainya dengan membawa makanan khas untuk sajian serta sebagai bentuk interaksi simbolik. Beraneka makana yang dibawa menggambarkan bentuk perasaan serta maksud dan tujuan. Setelah prosesi selesai, satu minggu kemudian pihak keluarga perempuan mendatangi keluarga laki-laki yang disebut dengan balasan.
Makanan yang dibawa ketika bakalan ini memiliki makna simbolik yang berbeda-beda. Proses bakalan identik dengan rasa bahagia dan senang sehingga makanan yang dibawa juga mengarah pada rasa bahagia, setia, cinta dan kasih sayang. Adapun makanan yang disajikan adalah sebagai berikut:
- Kue jadah (tetel), merupakan makanan yang terbuat dari ketan yang dikukus lalu ditaburi kelapa parut dan garam, kemudian ditumbuk sampai halus. Proses penumbukan ini dilakukan oleh dua orang secara bergantian dan membutuhkan waktu lama serta ketelatenan agar hasilnya lembut dan cantik dilihat. Proses panjang dalam pembuatannya ini merupakan penggambaran keadaan yang harus dilakukan secara sabar dan telaten menghadapi persoalan. Proses inilah yang membutuhkan ketelatenan dan kerja sama yang ingin disampaikan kepada calon penganting pada prosesi bakalan bahwa pernikahan yang bahagia adalah hasil kerja sama dan ketelatenan suami dan istri. Selain itu, ketan bersifat lengket diharapkan mampu dimaknai oleh calon pengantin agar keduanya selalu lengket sampai kakek nenek.
- Kue dodol, ini merupakan satu jenis kue hantaran bakalan yang diwajibkan ada. Kue ini berbahan dasar tepung beras dan tepung ketan. Rasanya manis dan gurih karena menggunakan santan. Kue ini bertekstur lengket dan lembek, rasanya manis dan berwarna coklat terang hinga gelap, tergantung perasan gula jawa nya. Dalam pembuatan kue ini dibutuhkan waktu berjam-jam untuk mengaduknya. Proses pembuatan yang lama ini mengandung makna bahwa rumah tangga harus dihadapi dengan tidak mudah putus asa. Dodol juga dibuat dengan gotong royong, bermakna bahwa pasangan pengantin harus bergotong royong dalam mengarungi rumah tangga.
- Kue wajik, kue ini mirip dengan jenang dan tetel yang membedakan adalah bahan dasar utamanya yang masih berbentuk beras ketan, selain itu perbedaannya adalah kue yang harum karena aroma pandan ada di dalamnya. Keharuman mengarah pada kesenangan dan kebahagiaan, sehingga aroma harum juga menggambarkan makna simbolik kebahagiaan.
- Kue lapis, kue ini dibuat berlapis-lapis terdiri dari dua warna yang berbeda yang ditumpuk, namun dalam hantaran ini kue lapis dibuat warna-warni. Warna beragam ini menggambarkan kebahagiaan yang sedang dialami. Proses pembuatan kue ini lama dan dibutuhkan kesabaran ekstra mempunyai makna kesabaran menghadapi persoalan akan menghasilkan kebahagiaan.
- Panggang buceng, secara umum panggang buceng adalah ayam panggang dengan aneka macam lauk. Ini memiliki simbol sebagai makanan di saat kondisi yang membahagiakan. Buceng atau tumpeng dimaknai sebagai harapan yang menggunung tentang kebahagiaan yang akan diperoleh saat pernikahan nanti. Tumpeng berbentuk gunung bermakna kebahagiaan yang menggunung.
- Kueku kacang hijau (Kue Tok), kue ini mengandung makna kebahagiaan. Kue ini memiliki rasa yang manis dan legit, hal ini sebagai ungkapan perasaan dan suasana senang saat lamaran. Biasanya kue ini berbentuk mirip kura-kura yang dipercaya melambangkan kemakmuran serta kebahagiaan.
No responses yet