Mengenal Lebih Dekat Adat Nyuci Negeri Soya : Tradisi Pembersihan yang Berakar Kuat – Negeri Soya adalah sebuah desa adat tertua di Pulau Ambon, Maluku. Desa ini terletak di Kecamatan Sirimau, Kota Ambon, sekitar 3 (tiga) kilometer dari pusat kota. Dahulu, Negeri Soya adalah sebuah kerajaan yang terdiri dari 9 (sembilan) Negeri Kecil dengan kekuasaan Raja Soya. Negeri Soya terkenal dengan sejarahnya yang panjang, adat istiadat yang masih dilestarikan, dan keindahan alamnya yang masih alami.
Tradisi yang masih lestari hingga saat ini yaitu Adat Nyuci Negeri Soya. Nyuci Negeri Soya adalah sebuah tradisi pembersihan yang unik dan menarik dari Desa Negeri Soya yang dilakukan setiap tahun pada minggu kedua bulan Desember.
Prosesi tradisi Cuci Negeri Soya terdiri dari mengadakan rapat Saniri Besar, pembersihan negeri, naik ke Gunung Sirimau, upacara Naik Baileo Samasuru, Pesta Negeri, dan Cuci Air. Pada tanggal 1 Desember, masyarakat Negeri Soya mengadakan Rapat Saniri Besar yang dihadiri oleh laki-laki dewasa (Badan Saniri Negeri) dan Tua-Tua Adat untuk mendiskusikan tentang Negeri. Setelah rapat Saniri, dilanjutkan perjalanan rombongan tokoh adat ke Gunung Sirimau. Dari atas Gunung Sirimau, akan ditiup bia untuk mengumumkan pelaksanaan tradisi cuci Negeri Soya.
Pada minggu kedua, tepatnya pada hari Rabu, seluruh masyarakat diharuskan untuk melakukan kegiatan pembersihan Negeri secara bergotong-royong, dimulai dari depan Gereja hingga Batu Besar, pekuburan, dan Baileo. Menurut penelitian dalam Kajian Sastra Lisan tentang Tradisi Cuci Negeri Soya (Tomasoa, 2022), saat proses pembersihan berlangsung, para Tokoh Adat mengajukan permohonan kepada Sang Pencipta agar Negeri Soya terhindar dari ancaman bahaya dan penyakit.
Acara puncak Cuci Negeri dimulai dengan kedatangan rombongan dari Gunung Sirimau, yang kemudian disambut dengan sirih pinang dan minuman sopi, serta diiringi nyanyian Suhat. Seluruh komunitas berkumpul di Baileo untuk mendengarkan pidato dari raja. Proses pembersihan dilakukan menggunakan sapu lidi sambil ditemani oleh musik totobuang dan nyanyian Suhat. Pada akhirnya, peserta adat akan dilingkari dengan kain putih panjang sebelum masuk ke dalam pesta Negeri.
Kajian oleh Pattiasina (2022), menjelaskan bahwa tradisi Cuci Negeri Soya ini tidak lepas dari peran alam dan relasi antara manusia dengan alam. Masyarakat lahir dari kesatuan antara hidup masyarakat Negeri Soya dan alam sehingga timbul relasi dan rasa untuk saling menghargai dan menghormati dengan alam. Tradisi Cuci Negeri Soya menjadi ciri khas dan simbolisme masyarakat Negeri Soya untuk menjaga keseimbangan alam sebagai ruang kehidupan.
Adat Nyuci Negeri Soya merupakan salah satu warisan budaya yang perlu dilestarikan. Tradisi ini bukan hanya sebagai ritual pembersihan, tetapi juga mengandung nilai-nilai budaya dan spiritual yang penting.
Untuk informasi mengenai penelitian pariwisata, berupa kajian atau pendampingan lebih lanjut dapat menghubungi Admin kami di (0812-3299-9470).
Baca juga : Eksplorasi Keindahan Alam di Ekowisata Kali Talang
Sumber:
https://kantorbahasamaluku.kemdikbud.go.id/2022/10/sastra-lisan-dalam-tradisi-cuci-negeri-soya/
Pattiasina, S. M. O. (2022). Cuci Negeri: Ekofeminis Dalam Sentralitas Ritual Pembersihan Negeri di Soya, Maluku. SOPHIA: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen, 3(2), 95-111.
No responses yet