Mengenal Sekilas Tentang Arsitektur Joglo

Indonesia merupakan negara yang sangat kaya, baik dari alamnya maupun budayanya. Keberagaman ini tak terlepas dari suku yang tersebar di berbagai penjuru
Indonesia dengan identitasnya yang beragam pula. Salah satu identitas itu dapat diidentifikasi melalui rumah adatnya, salah satu rumah adat yang ada di pulau jawa khususnya Jawa Tengah yaitu rumah adat joglo. Rumah adat joglo bukan hanya sekedar bangunan atau tempat tinggal bagi masyarakat Jawa Tengah. Namun, rumah adat joglo dianggap sebagai sebuah seni atau mahakarya arsitektur yang sakral.

Selain memiliki pesona ciri khasnya sendiri, rumah adat joglo juga memiliki filosofi dari struktur bangunannya. Secara bahasa joglo berasal dari 2 kata yaitu “tajug” dan “loro” yang memiliki arti penggabungan dari dua tajug. Tajug sendiri merupakan atap yang berbentuk piramida atau limas bujur sangkar dengan dasar persegi empat dan  satu puncak. Rumah joglo merupakan sebuah simbol yang menunjukkan setatus sosial masyarakat jawa jaman dahulu. Dikutip dari laman BPAD Provinsi Jogja, hanyalah kaum seperti raja, bangsawan, dan pangeran saja yang bisa memiliki rumah adat Joglo.

Selain mahal, proses pembuatannya pun juga membutuhkan waktu yang cukup lama. Dikutip dari MUDRA Journal of Art and Culture (2011) bahwa rumah adat Joglo merupakan tempat kehidupan dan kegiatan para penguasa saat itu. Pada beberapa bagian rumah juga memiliki filosofinya masing-masing. Contohnya, pintu yang berjumlah tiga, yaitu pintu utama, tengah, dan lainnya di kedua sisi rumah. Tata letak pintu ini tidak bisa sembarangan. Pintu ini melambangkan sebuah kupu-kupu yang sedang berjuang dan berkembang dalam sebuah keluarga besar. Joglo juga memiliki desain yang tidak sembarangan dimana strukturnya terbagi menjadi beberapa bagian.

Bagian-bagian pada rumah adat joglo

Pendapa (Pendopo)

Merupakan bagian tambahan yang letaknya berada di depan rumah.  Fungsi dari pendapa sendiri adalah untuk menerima tamu, upacara adat, pertemuan formal, dan pertunjukkan seni. Meskipun untuk menyambut  tamu bagian ini tidak memiliki meja ataupun kursi. Para tamu akan duduk lesehan dengan beralaskan tikar. Hal ini bertujuan untuk menciptakan kesetaraan atara pemilik rumah dan tamu. Selain itu, pendopo tidak memiliki dinding pada bangunannya, hal ini mencerminkan sifat orang jawa yang terbuka dan ramah.

Pringgitan (lorong penghubung)

Peringgitan merupakan bagian penghubung anatara pendopo dengan rumah utama (omah). Fungsinya adalah sebagai lorong jalan masuk ke rumah. Pringgitan biasanya digunakan untuk menggelar pertunjukkan seni

Emperan (teras depan)

Area emperan memiliki makna bahwa sesama keluarga dan tetangga harus menumpuk rasa kekeluargaan. Emperan ini berfungsi untuk menerima tamu serta ruang bersantai. Perbedaan emperan dan pendapa adalah biasanya pada emperan diletakkan meja dan kursi

Omah (bagian utama)

Omah memiliki arti rumah, omah adalah bagian utama dari rumah adat joglo. Bagian ini biasanya memiliki lantai persegi yang lebih tiggi dan luas dibandingkan bagian rumah lainnya. Atap pada bagian omah berbentuk limasan.

Dalem

Dalem adalah bagian ruang tertutup yang ada di dalam omah. Bagian ini biasanya terbagi menjadi bagian depan, tengah, dan belakang. Bagian depan digunakan untuk tempat beraktivitas keluarga. Bagian tengah digunakan untuk tempat duduk pengantin pria dan wanita ketika melangsungkan upacara pernikahan. Pada jaman dahulu area tengah digunakan untuk tempat sembahyang pada Dewi Sri. Bagian belakang merupakan kamar yang disebut senthong, senthong biasanya memiliki 3 kamar.

Gandhok (bangunan tambahan)

Terletak disebelah kiri dan kanan rumah, bangunan ini digunakan sebagai tempat tidur untuk keluarga atau tamu yang berkunjung.

Kami selaku konsultan pariwisata mengucapkan terimakasih kepada Instansi terkait atas kepercayaan dan kerjasamanya. Demikian artikel penelitian pariwisata ini disusun, semoga bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders) dalam pembangunan pariwisata setempat.

Kata Kunci : Konsultan pariwisata, penelitian pariwisata, kajian pariwisata, Architecture, Traditional Architecture, Design, Building, Construction, Joglo, Jawa Tengah

Untuk informasi mengenai penelitian pariwisata, berupa kajian atau pendampingan lebih lanjut dapat menghubungi Admin kami di +62812-3299-9470.

No responses yet

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

nine − 8 =

Latest Comments