mostbet az casinolackyjetmostbet casinopin up azerbaycanpin up casino game

(Menggugah) Lokananta

Lokananta, perusahaan rekaman piringan hitam pertama milik negara yang berdiri pada 29 Oktober 1956, merupakan situs sejarah musik Indonesia yang patut dikunjungi wisatawan. Kita perlu menilik peran hebat Lokananta yang pernah jadi tulang punggung bangsa ini dalam penguatan dan penyebaran musik nasional maupun daerah di Indonesia, bahkan di dunia internasional. Negeri ini berhutang budi pada Lokananta, dan itu sulit terhapus. Departemen Penerangan (1965) kadung mencatatnya bahwa Lokananta didirikan untuk menyempurnakan diskotik Radio Republik Indonesia (RRI). Yang lebih pokok, guna memenuhi tujuan-tujuan ideal yang lebih luas, yaitu menambah produksi piringan hitam nasional, sehingga perkembangan kebudayaan via piringan hitam bisa diisi dengan kepribadian nasional demi menghambat pengaruh-pengaruh asing yang sulit dihindarkan.

Pundak Lokananta disampiri tugas mahaberat, yaitu bertempur melawan dominasi musik imperialis terhadap kehidupan musik nasional dan musik daerah. Saking bersemangatnya, pemerintah kala itu menguraikan pedoman pokok apa saja yang kudu diperhatikan pegawai Lokananta demi meraih sukses.

Pertama, mengembangkan patriotisme di lapangan musik perlu dilakukan pengembangan keberanian kreatif atas dasar pengintegrasian total. Kedua, sesuai dengan kondisi revolusi Indonesia yang sedang berlangsung, semangat patriotisme perlu dikembangkan melalui musik-musik yang dapat memberikan semangat perjuangan disertai dengan adanya optimisme untuk mengganyang musik-musik “murahan” (Barat). Ketiga, untuk membina keluarga revolusioner yang dijiwai oleh semangat perjuangan harus dikembangkan penggubahan lagu-lagu untuk anak-anak yang akan menjadi pelaksana dan pewaris revolusi.

Keempat, sebagai alat pembina kepribadian, maka piringan hitam yang dihasilkan mencerminkan watak Bhinneka Tunggal Ika dengan mengutamakan musik dan lagu daerah. Kelima, musik merupakan cabang kesenian yang dapat menjadi media pendidikan dan pembinaan watak bangsa. Selera masyarakat tidak selalu selaras dengan norma-norma pendidikan dan pembinaan watak.

Kesenian Jawa adiluhung beserta kesenian daerah lainnya, sengaja dipilih Presiden Soekarno untuk mengokohkan pondasi kebudayaan nasional Indonesia. Muncul pemikiran bahwa kebudayaan nasional bukanlah hasil impor dari negeri Barat. Alhasil, Lokananta sebagai tempat yang ikut melambungkan nama maestro keroncong Gesang Martohartono dan Waljinah si walang kekek ke penjuru dunia ini, dikasih tugas merekam gendhing-gendhing Jawa klasik dan Jawa populer ke dalam piringan hitam dan kemudian pita kaset, lalu disebarluaskan. Dhanang Respati Puguh dalam risetnya tentang pembentukan warisan budaya Jawa di Surakarta 1945-1990, menginformasikan bahwa dengan menyebarkan hasil rekamannya ke pelosok negeri, Lokananta turut berpartisipasi mengenalkan kelompok karawitan Studio RRI Surakarta dan Condhong Raos dari Semarang.

Lembaga ini juga memproduksi piringan hitam dan kaset secara mandiri alias tanpa bantuan tangan asing. Seperti kata-kata yang diucapkan Dr. Roeslan Abdulgani sewaktu berkunjung ke Lokananta: “Kepuasan jang terbesar hanja dapat diperoleh karena saudara2 dari Kerten (lokasi Lokananta) merupakan pioner2 jang berani dan dapat mengatasi segala kesulitan tehnis tanpa tuntunan dari ahli luar negeri! Madjulah terus!” Jangan dikira fokus Lokananta pada musik saja pada kurun itu. Di sini, ada rekaman suara pidato-pidato Bung Karno pada 17 Agustus 1945 dan acara KTT Non-Blok I tahun 1955 di Bandung. Lokananta memang bak gudang dokumen sejarah yang terdengar (Heri Priyatmoko, 2014).

No responses yet

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

5 × 1 =

Latest Comments

Tidak ada komentar untuk ditampilkan.