Mengungkap Filosofi dan Ritual Pasola di Pulau Sumba, NTT

Pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur, dikenal akan keindahan alamnya yang eksotis dan tradisi budayanya yang kaya. Salah satu tradisi yang paling terkenal dan menarik perhatian adalah Pasola, sebuah ritual adat yang melibatkan pertarungan di atas kuda. Pasola bukan hanya sekadar festival, tetapi sebuah ritual yang memiliki makna mendalam, termasuk sebagai simbol kesuburan dan keharmonisan alam.

Filosofi di Balik Pasola

Pasola memiliki filosofi yang berakar pada kepercayaan masyarakat Sumba tentang hubungan manusia dengan alam dan spiritualitas leluhur. Masyarakat melakukan ritual ini untuk menghormati Marapu, dewa yang mereka yakini sebagai penjaga dan pelindung. Mereka melaksanakan Pasola saat musim tanam, berharap darah yang tertumpah di tanah akan membawa kesuburan bagi lahan pertanian mereka.

Menurut kepercayaan masyarakat, Pasola tidak hanya menguji keberanian, tetapi juga menjadi sarana untuk membersihkan jiwa dan memperbaiki hubungan antarindividu. Meskipun tampak keras, esensi Pasola adalah rekonsiliasi dan pemulihan harmoni, baik secara fisik maupun spiritual.

Ritual Pasola: Mengawali dengan Doa dan Ramalan

Sebelum memulai Pasola, masyarakat melakukan serangkaian upacara. Salah satunya adalah upacara Nyale, di mana mereka mengumpulkan cacing laut sebagai tanda dari alam bahwa ritual Pasola siap dilaksanakan. Mereka menghormati Nyale sebagai simbol kekayaan laut, dan mereka menganggap waktu kemunculannya sebagai isyarat ilahi untuk memulai Pasola.

Setelah Nyale terkumpul, ritual Pasola dimulai dengan peserta yang terbagi dalam dua kelompok. Mereka menunggangi kuda sambil melempar tombak kayu tumpul ke arah lawan. Meskipun terlihat berbahaya, masyarakat percaya bahwa cedera dan luka yang terjadi selama Pasola merupakan bagian dari proses ritual yang akan membawa berkah.

Pasola sebagai Daya Tarik Wisata Budaya

Saat ini, Pasola juga menjadi daya tarik wisata budaya bagi wisatawan domestik maupun mancanegara. Masyarakat lokal tetap menjaga keaslian ritual ini, sambil membuka peluang untuk memperkenalkan filosofi dan warisan budaya mereka kepada dunia. Bagi para pengunjung, menyaksikan Pasola adalah pengalaman unik yang tidak hanya memperlihatkan keterampilan berkuda, tetapi juga kekayaan spiritual yang mendalam.

Baca juga : Mengenal Tradisi Bau Nyale dan Potensinya dalam Pengembangan Pariwisata Lokal

Kesimpulan

Pasola bukan hanya pertunjukan spektakuler, tetapi juga ritual yang sarat akan makna spiritual dan filosofi. Dengan mengedepankan kesuburan dan keharmonisan, Pasola menjadi salah satu warisan budaya tak benda yang memperlihatkan betapa eratnya hubungan manusia dengan alam dan leluhur di Pulau Sumba.

Sumber Gambar : idntimes.com

Referensi:

  1. Wadley, Reed L. “Pasola in Sumba: Festival or Fight?” Indonesia and the Malay World, vol. 35, no. 103, 2007, pp. 227-245.
  2. Hoskins, Janet. Headhunting and the Social Imagination in Southeast Asia. Stanford University Press, 1996.
  3. Forshee, Jill. Between the Folds: Stories of Cloth, Lives, and Travels from Sumba. University of Hawai’i Press, 2001.

Untuk informasi lainnya hubungi admin kami di:

Whatsapp: (0812-3299-9470)

Instagram: @jttc_jogja

No responses yet

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

17 + eighteen =

Latest Comments