Menyoroti Kontribusi Perempuan dalam Membangun Destinasi Pariwisata Berkelanjutan

Menyoroti Kontribusi Perempuan dalam Membangun Destinasi Pariwisata Berkelanjutan – Ternyata, perempuan memainkan peran penting dalam industri pariwisata. Indonesia menjadi salah satu negara dengan dominasi tenaga kerja perempuan di sektor pariwisata. Sekretaris Kemenparekraf, Ni Wayan Giri Adnyani, mengatakan bahwa jumlah tenaga kerja perempuan di sektor pariwisata lebih tinggi dari tenaga kerja laki-laki. Tenaga kerja perempuan mencapai 54,22% sementara tenaga kerja laki-laki sebesar 45,78%. Sementara UN Tourism juga menyampaikan tenaga kerja perempuan mendominasi di angka 54%.

Namun, perempuan dalam sektor pariwisata masih berhadapan dengan tantangan ketidaksetaraan gender. UN Tourism melaporkan bawah perempuan menerima pendapatan 16% lebih rendah dibandingkan laki-laki.

Adanya potensi tenaga kerja perempuan dapat mendorong dan meningkatkan jumlah wisatawan tunggal (perempuan) untuk berwisata ke Indonesia. Perempuan berperan dalam berbagai aspek industri pariwisata, mulai dari pekerjaan di hotel dan restoran, agen perjalanan, pemandu wisata, hingga UMKM yang terkait dengan pariwisata. Dunia hospitality membuat terbukanya banyak peluang kerja bagi perempuan. Kemampuan mereka dalam memberikan layanan yang ramah, empati, dan detail menjadi kunci utama dalam memberikan pengalaman wisata yang berkesan bagi para wisatawan.

Keterlibatan perempuan dalam sektor pariwisata menunjukkan geliat positif. Beberapa kajian kepariwisataan menyebut bahwa perempuan berperan besar dalam memajukan sektor pariwisata. Kajian oleh Susanty & Yulendra (2021) mengenai keterlibatan perempuan di Kawasan Lingkar Gunung Rinjani NTB, menyebut bahwa perempuan rentang usia 23 – 32 tahun memiliki keterlibatan yang sangat tinggi. Perempuan usia muda cenderung mampu menciptakan berbagai peluang usaha seperti penginapan, souvenir, kuliner, agrowisata, dan pemandu wisata. Sementara perempuan usia 43 – 52 tahun memiliki keterlibatan tinggi dalam usaha penginapan. Keterlibatan perempuan memberikan dampak signifikan terhadap aspek ekonomi, sosial, dan psikologis para pekerja perempuan.

Sementaa kajian oleh Subekti (2017) mengenai peran perempuan di Desa Wisata Wukirsari, Imogiiri, Bantul, menyebutkan bahwa perempuan berperan dalam wisata religi, wisata batik, dan wisata wayang Desa Wukirsari. Beberapa peran perempuan di Desa Wukirsari diantaranya sebagai pedagang makanan dan instruktur atau tour guide. Sementara pendapatan perempuan dari kegiatan pariwisata dinilai masih rendah, karena mayoritas pendapatan perempuan diperoleh dari upah pembagian hasil kegiatan.

Kajian oleh Widjanarko (2019) mengenai peran perempuan dalam pariwisata Kepualauan Karimunjawa Jepara, Jawa Tengah, menyebutkan bahwa perempuan memiliki peran dalam memelihara lingkungan di Kepulauan Karimunjawa. Peran ini diwujudkan dalam bentuk pengelolaan sampah, membentuk bank sampah, serta mengajak orang lain untuk mengelola sampah.

Penting untuk mengakui dan mendukung peran perempuan dalam industri pariwisata. Memberikan pelatihan dan pengembangan diri bagi perempuan di sektor pariwisata dapat meningkatkan kompetensi dan profesionalisme mereka, sehingga meningkatkan kualitas layanan wisata dan daya saing industri pariwisata secara keseluruhan.

Baca juga : Eli and Edythe Broad Art Museum Zaha Hadid

Sumber:

https://sokoguru.id/pariwisata/peran-perempuan-di-sektor-pariwisata-masih-diskriminatif

Subekti, A. I. (2017). Peran Perempuan dalam Pariwisata di Desa Wisata Wukirsari Kecamatan Imogiri Kabupaten Bantul. Geo Educasia, 2(6), 748-755.

Susanty, S., & Yulendra, L. (2021). Keterlibatan Perempuan Dalam Pariwisata Di Kawasan Lingkar Gunung Rinjani Lombok NTB. Jurnal Ilmiah Hospitality10(1), 87-102.

Widjanarko, M. (2019). Peran Perempuan Dalam Pelestarian Lingkungan Di Kepulauan Karimunjawa. PALASTREN: Jurnal Studi Gender, 12(1), 159-180.

 

Tags:

No responses yet

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

2 + thirteen =

Latest Comments