Nilai-Nilai Multikulturalisme Siraman Gong Kyai Pradah – Budaya Jawa adalahisalahisatuikebudayaanilokaliyang memiliki pengaruh penting bagi sebagian besar suku bangsaidiiIndonesia. Sebagai contoh adalahinilai-nilai Islam mempunyai iarti pentingibagi kebudayaan, khususnya diiJawa di mana masyarakatnya sebagian besar beragama Islam yang menghasilkan hubungan antara nilai-nilai Islam dan kebudayaan, khususnya budaya Jawa yang menjadi daya tarik iyangicukup dominan bagiibangsaiIndonesia. Hubungan antara budaya Islami dan budaya Jawa memangidikatakan sama halnya dengan duaisisi gambariyang ada diimataiuang sehingg tidak terpisahkan dan bersama-sama menentukan nilai dariimataiuangitersebut. Dari sebuah sudut pandang, Islam masuk dan berkembang di Jawa pastinya dipengaruhi oleh kebudayaan yang sudah ada sebelumnya, sedangkan dari kacamata lain budaya Jawa yang telah ada sebelum Islam masuk akan lebih diperkaya oleh khasanah Islam setelah Islam masuk ke Jawa.
Baca juga : Asal Mula Upacara Adat Sadranan Mbah Jobeh
Maka dari itu, percampuran antara kebudayaan Islam dan Jawa nampaknya melahirkan suatu kebudayaan yang sinkretis, meskipun Islam tidak berusaha menciptakan budaya yang monolitik, pada kenyataannya di setiap daerah tidak selalu melahirkan produk kebudayaan yang sama. Hal ini berarti sudah jelas jika Islam telah menghasilkan peluang bagi setiap pemeluknya dalam memelihara dan melestarikan kebudayaan yang sudah ada sebelumnya. Dalam kehidupan masyarakat Jawa (masyarakat Jawa di sini maksudnya yang bertempat tinggal di Jawa Tengah, Yogyakarta dan Jawa Timur yang bukan menggunakan bahasa Madura meskipun masih kultur Jawa). Memiliki sifat seremonial, terlihat dari masyarakat yang sering melakukan suatu upacara dalam meresmikan segala sesuatu. Upacara-upacara yang dilaksanakan masyarakat Jawa pasti akan berkaitan dengan siklus kehidupan manusia.
Nilai-Nilai Multikulturalisme Siraman Gong Kyai Pradah – Serangkaian tradisi upacara diselengggarakan dalam rangka menyelesaikan permasalahan yang berhubungan dengan keadaan untuk mencapai suatu tujuan (Mulder, 1986). Upacara yang dimaksudnya masih dalam kategori adat istiadat yang memiliki sifat sakral baik bentuk, tujuan, alat, dan niat dari upacara, serta prosesi pelaksanaannya (Bratasiswara, 2004). Dengan demikian, pada saat akan diselenggarakannya upacara pasti akan membutuhkan persiapan yang benar-benar matang bahkan terkesan rumit atau bahasa Jawa biasa dikenal dengan kata njlimet. Salah satu seremoni atau perayaan yang bersifat adat istiadat yang masih diselenggarakan oleh masyarakat Jawa, contohnya saat upacara siraman Gong Kyai Pradah yang diangggap sakral atau keramat dan wajib dilaksanakan setiap tahun hingga saat ini oleh masyarakat Kecamatan Sutojayan atau biasa dikenal dengan Lodoyo Kabupaten Blitar.
Untuk informasi lebih lanjut mengenai pelatihan kami, anda dapat menghubungi Admin kami di nomor (0812-3299-9470) Top of Form
No responses yet