Dieng merupakan kawasan dataran tinggi dengan ketinggian diatas 2000 m diatas permukaan laut. Suhu rata-rata antara 14-19 derajat celcius dan 10 derajat celcius pada malam hari. Suhu di musim kemarau di bulan Agustus bahkan dapat mencapai 0 derajat dan saat pagi hari kita dapat menemukan embun beku. Penduduk Dieng menyebutnya embun racun, karena dapat merusak lahan pertanian.
Terdapat dua jenis pariwisata yang ada di wilayah Dieng, yaitu pariwisata yang eksiting dan potensial. Pariwisata eksisting adalah jenis pariwisata yang sudah dikembangkan atau baru dikembangkan oleh pemerintah. Sedangkan pariwisata poteensial merupakan jenis pariwisata yang belum atau akan dikembangkan untuk menjadi tempat wisata karena memiliki potensi yang sangat tinggi.
Adapun jenis wisata yang berada di kecamatan Kejajar antara lain:
- Wisata budaya, terdapat Murwobumi (ruwat), Mongen dan Mongi. Kegiatan Murwobumi adalah kegiatan terkait dengan tradisi merawat, menjaga dan melestarikan alam agar terhindar dari musibah dan bencana. Kegiatan ini merupakan perwujudan rasa syukur terhadap Tuhan YME dan Bumi. Tahapan-tahapan ini terdiri atas; penyembelihan Wedhus Kendhit, ritual Ruwatan Agung Tolak Bala, Kembul Bujono, Kirab Keliling Desa dan Pergelaran seni tradisional (wayang riwat, wayang kulit dan campur sari)
- Wisata religi, dimaksudkan dengan mengkaitkan agama, adat-istiadat dan kepercayaan umat atau kelompok masyarakat. Wisata religi yang berada disini berupa makam-makam orang besar atau orang yang diagungkan. Makam Prabu Sima dan Makam Ki Ageng Serang merupakan dua peninggalan wisata religi yang kemudian dijadikan sebagai spot penting dan harus dijaga keberadaannya oleh masyarakat. Selain itu terdapat pula Tuk Bima Lukar yang terletak di pinggir jalan raya Dieng utama. Banyak sekali “sesajen” dan kepercayaan yang menganggap tempat ini sangat sakral dan suci.
- Wisata petualangan, berupa lokasi outbound yang dapat dengan mudah dijumpai di Dieng. Kawasan outbound di wilayah ini menawarkan ragam permainan yang mengacu kreativitas dan keberanian wisatawan. Akses jalan menuju tempat ini sudah cukup baik dan dapat dilalui mobil.
- Wisata pertanian, terdapat beberapa lokasi yang dapat dimanfaatkan sebagai lokasi wisata pertanian, desa Suren Gede merupakan daerah yang potensial dikembangkan sebagai daerah pusat perkebunan dan peternakan. Yang menjadi ciri khas adalah domba wonosobo (Dombos) yang bentuk fisiknya cenderung lebih besar dari domba lain dan memiliki nilai jual yang cenderung tinggi, yaitu 40-50 juta per ekor. Selain itu terdapat buah bt merah, yakni salah satu tanaman umbi-umbian yang digunakan sebagai pewarna makanan atau minuman. Buah bit ini juga sering dimanfaatkan sebagai penawar kanker, kolesterol, jantung dan meningkatkan kekebalan tubuh.
- Wisata alam, panorama yang indah khas pegunungan yang menjadi daya tarik kuat dari kawasan Dieng. Adapun destinasi wisata yang telah dikembangkan antara lain; Gunung Prau, Bukit Sikunir, Telaga Warna, Wanawisata Petak 9 dan Agrowisata Tambi.
Selain ke lima potensi diatas, terdapat juga wisata belanja komoditas asli kompleks wisata Dieng. Komoditas asli daerah ini terdiri dari komoditas pertanian antara lain kentang Dieng dan carica. Carica biasanya diolah menjadi masnisan, sirup, selai, dodol atau wajik. Ini menjadi oleh-oleh wajib bagi pengunjung.
Kami selaku konsultan pariwisata mengucapkan terimakasih kepada Instansi terkait atas kepercayaan dan kerjasamanya. Demikian artikel penelitian pariwisata ini disusun, semoga bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders) dalam pembangunan pariwisata setempat.
Untuk informasi mengenai penelitian pariwisata, berupa kajian atau pendampingan lebih lanjut dapat menghubungi Admin kami di, 0812-3299-9470.