Pelaku Wisata sebagai Penggerak Daya Tarik Wisata

Pelaku wisata dan asosiasi-asosiasi merupakan pihak yang berkompeten untuk digandeng oleh Dinas Pariwisata dalam kerangka mempromosikan DTW. Hal ini disebabkan mereka adalah pihak yang langsung berhadapan dengan situasi dan perkembangan pariwisata berdasarkan masin-masing bidang pariwisata yang dikelolanya. PHRI, ASITA dan HPI menjadi sumber informasi yang cukup kompeten dalam menilik situasi pariwisata terkini termasuk promosinya. Keberadaan asosiasi dan berbagai pelaku wisata lainnya didapat memberikan multiplier effect bagi berkembangnya pariwisata di area yang dikelolanya.

BPP PHRI Jateng mengharapkan bahwa masukan-masukan yang selama ini telah disampaikan dalam berbagai forum focus group discussion, diharapkan agar ditindaklanjuti terlebih dahulu sebelum mengadakan forum yang serupa. Mereka sudah beberapa kali diundang dalam forum yang menjaring masukan, namun hingga kini belum tampak tindak lanjutnya.

PHRI juga mencatat mengapa wisata alam dan hotel dengan konsep resort banyak mendapat perhatian wisatawan, hal ini dikarenakan keamanan dan kenyamanan dalam konteks pandemic, masih menjadi isu dominan dari dipilihnya satu lokasi oleh wisatawan. Sedangkan keluarga menjadi wisatawan dominan, karena berkaitan dengan unsur trust atas keterjagaan keamanan di sekeliling wisatawan.

Bagi dunia perhotelan, pencanangan event yang digelar oleh pemerintah dengan memanfaatkan hotel, menjadi kesempatan tersendiri bagi dunia perhotelan untuk menawarkan paket wisata, selain paket MICE lainnya. Hotel juga mampu mengelola paket yang customize, bahkan dapat memberikan suggestion mengenai destinasi pilihan. Itu  sebabnya  mengapa  dibutuhkan  kolaborasi  dengan  para  pelaku  wisata  dalam mengemas paket-paket wisata

Sementara Biro Perjalanan Wisata / Agen Perjalanan Wisata yang tergabung dalam HPI mencatat bahwa pada masa kini pariwisata yang diminati adalah wisata yang dapat melibatkan wisatawan dalam aktivitas. Dalam hal ini aktivitas yang dimaksudkan akan memberikan pengalaman bagi para wisatawan (experiential tourism).

Hal lain yang dapat dieksplorasi dari sebuah DTW adalah memperlakukannya bukan hanya sebagai daya tarik wisata, namun juga sebagai atribut kebudayaan. Dengan demikian nilai histori yang terkandung dalam DTW dapat menjadi materi yang dapat dikemas dalam berbagai media promosi dan paket menarik untuk disampaikan kepada wisatawan.

pt. Kirana Adhirajasa Indonesia, selaku konsultan pariwisata mengucapkan terima kasih kepada Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata dan semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Kajian Analisis Pasar Pariwisata Provinsi Jawa Tengah.

Untuk informasi lebih lanjut mengenai kajian atau konsultasi Pariwisata dapat menghubungi Admin kami di 081215017910.

No responses yet

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

ten − 1 =

Latest Comments