Dalam penelitian pariwisata, penelitian kualitatif telah mendapat perhatian, bahkan menjadi perdebatan diantara dari para penulis dan peneliti bidang pariwisata (Phillimore dan Goodson, 2004). Fokus utama penelitian kualitatif bidang pariwisata adalah mengumpulkan informasi atau data yang berkaitan dengan aktifitas atau kegiatan, peristiwa atau kejadian, tingkah laku yang terjadi dalam konteks sosial serta mencari pemahaman tentang tindakan, masalah dan proses yang terjadi di masyarakat dalam konteks social khususnya yang berkaitan dengan pariwisata. Dalam hal ini, penelitian kualitatif sering dibedakan dengan penelitian kuantitatif yang menghasilkan data atau hasil penelitian berupa angkaangka, pengukuran dan hipotesis (Phillimore dan Goodson, 2004). Jadi, penelitian kualitatif dianggap sebagai sebuah strategi dalam memahami realitas sosial. Penelitian kualitatif terkadang mendapat kritik dari para peneliti yang memegang prinsip positivisme (positivists). Hal ini didasarkan pada alasan bahwa penelitian kualitatif tidak dapat dikuantifikasi sebagaimana layaknya penelitian kuantitatif. Akibatnya, penelitian kualitatif terkadang dianggap lemah dalam hal objektifitas (objectivity) dan generalisasi (generalisability) (Decrop, 2004). Dalam hal ini, upaya untuk menjelaskan kriteria keilmiahan penelitian kualitatif telah menjadi kajian banyak peneliti. Penelitian kualitatif juga memiliki empat kriteria yang menggambarkan kriteria keilmiahan sebagaimana layaknya penelitian kuantitatif (Bryman, Becker dan Sempik, 2008; Decrop, 2004; Decrop, 1999; Seale, 2004; Steinke, 2004).
Kredibilitas (credibility) dalam penelitian kualitatif sering disamakan dengan validitas internal (internal validity) dalam penelitian kuantitatif. Kredibitilitas mengacu pada bagaimana temuan penelitian bernilai benar atau sungguh-sungguh. Transferabiliti (transferability) sering dikaitkan dengan validitas eksternal (external validity) yang diartikan sebagai sejauh mana hasil suatu penelitian dapat diterapkan dalam setting atau kelompok yang lain. Ketergantungan (dependability) yang disejajarkan dengan reliability diartikan sebagai apakah hasil suatu penelitian bersifat konsisten atau tidak. Selanjutnya, confirmability yang disesuaikan dengan objectivity didefenisikan sebagai bagaimana kenetralan suatu hasil penelitian. Kajian pariwisata dapat mencakup studi tentang dimensi atau aspek yang berhubungan dengan manusia. Karenanya, penelitian kualitatif sangat tepat digunakan untuk memahami segala aspek yang berkaitan dengan manusia dan kaitannya dengan pariwisata atau kepariwisataan. Sebagai contoh, pariwisata memiliki implikasi baik yang bersifat sosial, budaya, ekonomi (bahkan dapat berkaitan dengan politik) di masyarakat atau suatu destinasi wisata, sehingga untuk mengkaji aspek-aspek tersebut, penelitian kualitatif dapat menjadi metode, pendekatan bahkan strategi dalam memahami fenomena yang terjadi. Menurut Goodson dan Phillimore (2004), meskipun peneliti bidang pariwisata meneliti aspek penghitungan (kuantifikasi) mengenai aspek-aspek yang ada di lapangan, eksplorasi tentang makna dan pemahaman terhadap apa yang mereka amati dan teliti masih terbatas dalam menyelesaikan atau menangani isu-isu yang berkaitan dengan pengalaman yang melibatkan manusia.
Kami selaku konsultan pariwisata mengucapkan terimakasih kepada Instansi terkait atas kepercayaan dan kerjasamanya. Demikian artikel penelitian pariwisata ini disusun, semoga bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders) dalam pembangunan pariwisata setempat. Untuk informasi mengenai penelitian pariwisata, berupa kajian atau pendampingan lebih lanjut dapat menghubungi Admin kami di +62 812-3299-9470.
No responses yet