Pengembangan Budaya Dan Profil Kelurahan Budaya Kricak

Kelurahan Kricak berada di Kecamatan Tegalrejo, Kota Yogyakarta, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dengan luas wilayah 82,83 Ha. yang terdiri dari 13 RW dan 16 RT yang meliputi 3 kampung yaitu kampung Jatimulyo, Kricak Kidul, dan Bangunrejo.

Adapun Batas Wilayah Kelurahan Kricak RW 02 adalah sebagai berikut: 1) Sebelah Utara : Berbatasan dengan desa Sinduadi, Melati, Sleman 2) Sebelah Selatan : Kelurahan Bumijo, Jetis, Yogyakarta dan Kelurahan Bener, Tegalrejo, Yogyakarta 3) Sebelah Barat : Kelurahan Bener Tegalrejo, Yogyakarta dan Desa Trihanggo, Gamping, Sleman 4) Sebelah Timur : Kelurahan Karangwaru, Tegalrejo, Yogyakarta.

Kelurahan Kricak memiliki beberapa wisata budaya, diantaranya adalah seni mocopat, seni musik rebana, seni jathilan, seni kethoprak, dan seni karawitan.

Terdapat 2 sentra industri rumahan di wilayah Kelurahan Kricak, yakni Sentra Jamu Gendong dan Sentra Kuliner.

potensi yang dimiliki oleh Kelurahan Kricak yaitu beragam seni telah dikembangkan, terdapat kelompok seni yang aktif, terdapat peralatan pendukung kesenian, dan memiliki fasilitas pendukung kesenian. Kedua, aktualisasi potensi kesenian atau ekspresi berupa pertunjukan hasil pengembangan kesenian di Kelurahan Kricak meliputi frekuensi pagelaran kesenian setiap tahunnya yakni ada 2 (dua) pagelaran rutin yaitu Kricak Lor Negoro dan HUT Kota Yogyakarta. Selain itu sebagai Kelurahan Budaya terdapat Gelar Potensi Kelurahan Budaya yang dilaksanakan oleh Dinas Kota Yogyakarta bermula dari tahun 2017 kemarin dan direncanakan akan diadakan setiap tahun. Bentuk ekspresi yang lain yakni partisipasi masyarakat Kelurahan Kricak, dimana masyarakat sangat antusias berpartisipasi pada setiap pergelaran kesenian di Kelurahan Kricak.

Kelurahan Kricak mengaplikasikan 4 komponen pengembangan kesenian lokal yaitu pertama melestarikan dan menghargai budaya lokal yakni dengan memunculkan potensi unik yang dimiliki oleh Kelurahan Kricak yaitu pada seni tari dan musik. Kedua yaitu melestarikan dan menghargai budaya asli atau pribumi, dalam konteks ini bagaimana masyarakat Kricak membuat klaim istimewa pada seni jathilan dengan mengembangkannya untuk mendapatkan pengakuan oleh komunitas masyarakat luas. Ketiga multikulturalisme, sebagai daerah yang terkena dampak urbanisasi, masyarakat Kricak tidak terlepas dari masuknya berbagai budaya dari luar. Namun dengan adanya saling toleransi, masyarakat Kricak memberikan ruang untuk saling berintegrasi antar tradisi. Contohnya pada seni tari warokan, budaya Tionghoa, dan lainnya. Keempat budaya partisipatif, banyak aktivitas-aktivitas pendukung yang mendorong masyarakat untuk berpartisipasi aktif baik itu pelatihan kesenian, pementasan, dan aktivitas lainnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *