mostbet az casinolackyjetmostbet casinopin up azerbaycanpin up casino game

Persebaran Penanda Sejarah di Yogyakarta, Analisis Terhadap Tipologi Bentuk

Monumen atau tetenger pada dasarnya adalah media dokumentasi yang memiliki fungsi untuk menjaga ingatan akan suatu peristiwa penting, tempat penting, dan tokoh penting, serta sesuatu yang dianggap penting. Bentuk fisik dari monumen atau tetenger yang ada hampir bisa dipastikan memiliki bentuk yang berbeda. Dari hasil pengamatan dan inventarisasi seluruh obyek monumen dan tetenger didapatkan dari tipologi bentuk, yaitu:

  1. Prasasti pada batu, bentuk dari obyek ini adalah sebuah bongkahan batu utuh yang pada satu sisinya dibuat datar sehingga mudah dituangkan prasasti atau media lain yang kemudian dilekatkan pada bidang batu tersebut.
  2. Plakat persegi dengan dudukan batu buatan, pasangan batu bata, atau besi. Model seperti ini memiliki keunggulan yaitu mudah dalam pembuatan material yang dengan pilihan yang beragam serta keleluasan mengatur dimensi serta paduan dengan unsur lain. Model ini juga bersifat temporer yang mudah diubah, dipindah, dirusak, maupun rusak oleh pengaruh alam.
  3. Plakat menempel di dinding, model ini terkesan praktis dalam pembuatan dan juga sangat irit tempat. Tetapi, kelemahannya adalah seolah-olah keberadaan obyek tersebut terkesan tidak terlalu istimewa karena hanya ditempatkan pada satu elemen yang sudah memiliki fungsi sendiri.
  4. Relief, obyek model ini memiliki kelebihan mampu lebih membangun pemahaman, imajinasi, dan persepsi bagi orang yang memperhatikan. Karena relief ini berupa gambar timbul yang mendekati riil. Relief dipilih sebagai media penjaga ingatan menggunakan bahan permanen berupa semen dengan finishing cat dinding luar dengan warna monokrom.
  5. Tugu tematik, tugu mengesankan sebuah obyek tiga dimensi yang istimewa karena dapat diamati dari segala arah. Tugu tidak hanya dinilai sebagai alat untuk menandai atau sebagai pedoman yang disebut Landmark namun keberadaannya yang dikaitkan dengan sebuah peristiwa pengingat sesuatu yang penting.
  6. Tugu obelish dengan prasasti narasi/keterangan, obyek ini adalah salah satu karya manusia yang berhasil dirancang bahkan sejak beribu tahun yang lalu. Dahulu, awalnya tugu obelish difungsikan untuk menyembah dewa tertentu, namun belakangan tugu ini diterapkan oleh berbagai bangsa-bangsa modern dengan maksud dan misi masing-masing.
  7. Plang satu tiang, obyek dengan model ini dinilai praktis, mudah pembuatannya, tidak membutuhkan tempat yang banyak, mudah dirubah, dan murah biaya pembuatannya. Tetapi jika dinilai dari simbol, maka perlu dipertimbangkan.
  8. Patung dengan prasasti narasi/keterangan, obyek ini mirip dengan tugu namun obyek fisik yang ditonjolkan lebih ke bentuk seorang tokoh. Tokoh ini dianggap penting untuk disampaikan dalam sebuah obyek tiga dimensi, baik secara utuh atau sebagian badan saja dengan dilengkapi beberapa informasi tertulis berupa plakat prasasti atau relief. Objek ini lebih sempurna dalam menyajikan informasi sejarah, karena ada perpaduan antara tokoh, informasi tertulis, dan ruang yang cukup.
  9. Obyek instalasi (lokomotif, jam), obyek ini dinilai paling tepat untuk menyampaikan informasi terkait kemajuan teknologi yang masuk Kota Yogyakarta pada suatu periode tertentu.
  10. Komposisi struktur dinding plakat, patung, prasasti. Lengkapnya komponen fisik sebanding dengan peristiwa sejarah yang digambarkannya, peristiwa itu tidak cukup hanya sekedar diinformasikan lewat tulisan saja, namun juga memerlukan gambar relief sebuah peristiwa dan patung yang menggambarkan karakter beberapa tokoh.

No responses yet

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *