PIWULANG DALEM I.S.K.S. PAKU BUWANA

manuskrip

Manuskrip merupakan koleksi langka yang dipunyai oleh setiap bangsa di belahan dunia. Masyarakat bisa mempelajari perjalanan hidup leluhurnya melalui naskah lama yang telah dianggit leluhurnya. Manuskrip sangat penting utuk dikaji dan dijaga kelestariannya karena ini merupakan jejeak sejarah yang sangat penting. Ini juga merupakan warisan masa lampau yang memuat pengetahuan yang berkaitan dengan realitas atau kondisi sosiokultural yang berlainan dengan kondisi sekarang.

Manuskrip juga mengandung informasi yang tak sembarangan dari bidang sastra, agama, hukum, adat istiadat, dan lannya. Informasi yang berada di manuskrip dapat membantu atau menjadi panduan bagi penekun sejarah maupun peneliti di bidang humaniora tatkala mempelajari topik yang dikajinya.  Contohnya adalah piwulang dalem i.s.k.s. paku buwana.

Piwulang dalem i.s.k.s. paku buwana atau bisa juga disebut serat suluk aspiya ini telah dilaporkan oleh Yatini Wahyuningsih, SE, M.Si pada tanggal 28 Juni 2021 di Surakarta. Naskah ini digarap di Surakarta sekita tahun 1810an. Ini memuat pengetahuan tentang kisah hidup raja Pakubuwana IV, tasawuf islam, piwulang kepemerintahan dan tata negara. Naskah ini dibagi menjadi 2 bagian, pertama mengisahkan kehidupan Pakubuwana IV dan pencarian ilmu kepemerintahan.kedua, menceritakan pengajaran Sufi dari kakek pengarang bernama K.P.H kusumadilaga.

Dalam manuskrip, disebutkan Serat Suluk Aspiya (halaman 1-70) yang berisikan riwayat kehidupan Pakubuwana IV (1788-1820). Suluk in berbentuk macapat dengan 8 pupuh, yang dibuka dengan Dhandanggula: “Rarasing tyas lir niyat memanis, denirasa murweng srining raras, masalah ing rahsa reke”. Pupuh kedua dalam Mijil, “prapteng jawi wau Sri Bupati.” Pupuh terakhir dalam Pangkur, “Mangkana ta cinarita, tindakira sang nata tansah.” Atribusi dari pengarang sandiasma pada pembukaan. Pakubuwana IV (1788-1820) didampingi patih Sastradiningrat II (1812-1846) memulai pencarian ilmmu kepemerintahan. Setelah berkonsultasi dengan Kyai Jamsari dan Kyai Minhad, raja menemmui Mangkunegara II (1796-1835) untuk belajar bersama gurunya, Sayid Aspiya (musafir dari Arab).

Raja diajar Aspiya yang memiliki kekuatan supernatural dan tidak menghormati sang raja.  Aspiya menuntun raja ke sesepu Jawa, Kyai Sayang untuk pengajran lebih tinggi. Raja dan patihnya pergi ke pondok kecil milik Kyai Sayang yang miskin, dimana mereka bertemu Kyai Sayang sedang menghisap opium ditemani istri cantiknya. Kyai pun marah karena dianggap mengganggu dan menolak untuk memberi pengajaran. Lalu, raja menyuruh patihnya untuk membakar rumah sang  Kyai, klimaksnya terjadi saat Kyai sayang memberi pengajaran dari kobaran api. Setelah kematian sang sesepu, Pakubuwana IV kembali ke istana menyusun Wulang Reh.

Lalu disebutkan juga piwulanmg Darmawasita (halaman 69-113). Lagu sufi dalam versi macapat ini dibuka dengan Dhandanggula, “Boten saning dora pambudi”. Berisi pengajaran kakek pengarang (eyang), B.K.P. kusumadilaga Tinjamaya, yang disajikan pada pagi setelah menjdi dalang. Pengajaran ini  menjadi wasiat terakhir Kusumadilaga, yang merupakan dalang kondang di Surakarta dan sastrawan pertengahan hingga akhir abad XXIX. Banyak bagian dalam pengajaran sufi ini berbentuk simile wayang. Teks ini berisi nasehat dan ajaran yang disampaikan Pakubuwono IV yang ditulis dalam aksara Jawa Carik, teks ini memuat piwulang seperti halnya dalam karya pakubuwana IV yang lain. Disampaikan pula bahwa apa yang diuraikan dalam teks ini diharapkan mampu menjadi bekal bagi siapa saja untuk menjalani laku dharmaning ageng atau menjadi manusia yang berguna dalam menjalani kehidupannya di dunia. Sampai sekarang, serat ini masih bertahan dengan upaya pelestariannya dari mulut ke mulut.

Kami selaku konsultan pariwisata mengucapkan terimakasih kepada Instansi terkait atas kepercayaan dan kerjasamanya. Demikian artikel penelitian pariwisata ini disusun, semoga bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders) dalam pembangunan pariwisata setempat.

Kata kunci: Konsultan pariwisata, penelitian pariwisata, kajian pariwisata

Untuk informasi mengenai penelitian pariwisata, berupa kajian atau pendampingan lebih lanjut dapat menghubungi Admin kami di +62 812-3299-9470

No responses yet

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

one × one =

Latest Comments