mostbet az casinolackyjetmostbet casinopin up azerbaycanpin up casino game

Potensi Pola Kunjungan Wisatawan Setelah Pandemi Covid – 19

Penelitian Pariwisata – Covid-19 berdampak besar hampir di semua aspek kehidupan termasuk sektor pariwisata karena meningkatnya pembatasan perjalanan, pembatalan acara besar dan keengganan untuk melakukan perjalanan internasional dan domestik. Untuk membatasi penyebaran pandemi Covid-19 dan mengatasi konsekuensi sosial ekonomi tidak saja hanya pada perusahaan dengan skala besar tapi juga berdampak pada usaha kecil dan menengah.

Dampak pandemi terhadap perekonomian secara umum terjadi pada sektor akomodasi, industri pengolahan, dan transportasi ke semua itu berhubungan erat dengan pariwisata. Akhirnya, tidak sedikit sektor pariwisata yang bermodal kecil mengalami ketimpangan akses terhadap asset, sehingga terjadi kebangkrutan masal. Kondisi pariwisata mulai membaik pada pertengahan 2021, ketika pemerintah mulai mengizinkan dibukanya kawasan wisata, dengan pemantauan dari pihak keamanan untuk memastikan protokol kesehatan dilaksanakan. Masyarakat yang selama satu tahun lebih “di rumah saja” mulai berangsur-angsur kembali menjalankan rutinitas wisata, meski masih dalam zona provinsi.

Pariwisata merupakan kebutuhan bagi masyarakat masa kini, tetapi pandemi menghalangi pemenuhan terhadap kebutuhan tersebut. Perubahan pola wisata pun terjadi, terutama dari wisatawan manacanegara meskipun adaptasi telah terjadi pada wisatawan domestik. Wisatawan domestik terbukti telah kembali memenuhi beberapa daya tarik wisata yang telah kembali memenuhi beberapa objek wisata yang telah memiliki izin operasional. Travel restriction atau pengurangan frekuensi perjalanan yang sempat terjadi secara massal dan melumpuhkan supply dan demand pariwisata dalam negeri berangsur mulai berkurang.

Baca Juga : WISATA MINAT KHUSUS BUDAYA ALAM PANTAI GIRIPURWO

Salah satu perubahan yang mungkin paling terlihat adalah pergeseran pola wisata menjadi touchless, mulai dari bandara hingga check in di hotel. Pasalnya, meskipun destinasi dan tempat publik mempunyai protokol kebersihan yang ketat, masih ada risiko infeksi yang tinggi. Mulai dari pemeriksaan dokumen perjalanan (paspor dan boarding pass), sentuhan selama check-in, keamanan, dan lainnya. Karena itu, pemanfaatan teknologi di masa depan akan menjadi norma baru dimana wisatawan tidak perlu menyentuh area publik, sehingga mengurangi kemungkinan transmisi virus. Teknologi ini bisa berupa touchless document scanning, voice command, atau sensor pendeteksi gerak.

Penerapan Adaptasi Kebiasaan Baru jelas mengubah perilaku turis saat berwisata. Begitu juga dengan tren destinasi wisata. Meski belum pulih sepenuhnya, para ahli memprediksi beberapa destinasi wisata berikut akan menarik kunjungan turis. Pedesaan terpencil yang jauh dari keramaian, pendakian, atau pantai tersembunyi bakal jadi wish list wisatawan. Alam terbuka memungkinkan mereka tetap bisa menjaga jarak fisik dan terhindar dari kerumunan orang, sekaligus bisa menghirup udara segar. Selain itu, Jalan-jalan ke berbagai destinasi wisata dunia kini mungkin dilakukan lewat tur virtual, baik melalui live media sosial atau conference meeting. Berbagai museum ternama menawarkan penjelajahan sudut bangunan dan koleksi istimewa secara online. Bahkan, ada penyelenggara tur virtual lengkap dengan pemandu wisata yang siap mendampingi dan berbagi cerita seru sepanjang sesi.

Untuk informasi lebih lanjut mengenai kajian atau konsultasi Pariwisata dapat menghubungi Admin kami di 081215017910

No responses yet

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

14 − 3 =

Latest Comments