mostbet az casinolackyjetmostbet casinopin up azerbaycanpin up casino game

Potensi Sustainable Tourism setelah Pandemi

Potensi Sustainable Tourism setelah Pandemi, Konsep Berwisata Dengan Memperhatikan Aspek Keberlanjutan Lingkungan Di Masa Depan – Dampak dari C-19 memang sangat terasa diberbagai sektor sehigga banyak peraturan-peraturan pemerintah untuk membatasi   penyebaran   dan   berusaha   untuk   bangkit  dari   keterpurukannya. Transisi   dari   pandemi   menuju   ke endemi  membutuhkan  waktu  panjang  dan  harus  siap  untuk  berdampingan  dengan  C-19,  terdapat  indikator  dalam transisi  ini  antara  lain :

  1. Laju  penularan  harus  kurang  dari  1,
  2. Angka  positivity  rate  kurang  dari  5%,  
  3. Tingkat perawatan rumah sakit kurang dari 5%, 
  4. Angka fatality rate kurang dari 3%, dan 
  5. Level PPKM berada pada transmisi lokal level 1. 

Kasus C-19 saat endemi tidak seluruhnya hilang, tetapi sudah tidak mengganggu aktivitas sehari-hari  yang  dapat  dilihat  dari  keputusan  pemerintah  dalam  melonggarkan  mobilitas  melalui  menurunnya  level PPKM,  penghapusan  aturan  antigen  dan  PCR  sebagai  syarat  perjalanan,  mengurangi  jangka  waktu  karantina  bagi masyarakat yang telah melakukan perjalanan luar negeri. Indikator-indikator  transisi  yang  telah  tercapai  membuka  peluang  dalam  segala  aktivitas  salah  satunya  aktivias berwisata.  Belajar  melalui  fenomena  C-19  yang  berdampak  positif  terhadap  penurunan  polusi  dan  gaya  hidup  sehat dengan mengkonsumsi makanan sehat  (sayur, buah, hingga rempah-rempah) mampu menggerakkan masyarakat  untuk melakukan aktivitas berwisata yang mengutamakan keramahan lingkungannya (sustainable tourism). 

Pariwisata  ramah  lingkungan  merupakan  pariwisata  yang  mengutamakan  rasa  peduli  terhadap  unsur  alam, pelestarian lingkungan, budaya, serta masyarakat lokalnya yang harus di terapkan oleh seluruh stakeholder bukan hanya pengelola  saja,  tetapi  juga  wisatawan  yang  menikmati  destinasi  tersebut.

Sustainable  tourism bukan  serta  merta  destinasi  wisata  alam  saja  yang  meliputi desa  wisata  atau  pun  agrowisata  tetapi juga  terdapat guest  house,  hotel  atau  fasiliitas  pariwisata  yang  lainnya  dengan  konsep  ramah  lingkungan  dan  dapat menjadi   model   pembangunan   berkelanjutan   dalam   kepariwisataan   dalam   menciptakan   ekonomi   baru   dengan mengutamakan daya  dukung, edukasi,  konservasi  sumber daya  lingkungan dan  pembangunan  daerah, hingga  aktivitas budaya  lokal. sustainable  tourism merupakan  istilah  dalam  praktik pariwisata  berkelanjutan  yang  saling  menguntungkan  antara  kebutuhan  ekologi  dan  lingkungan,  masyarakat  lokal, bisnis kepariwisataan dan wisatawannya  baik untuk masa kini atau pun masa yang akan datang.

Suatu produk atau jasa dapat disebut produk ramah lingkungan jika bermanfaat bagi pengelola dan wisatawan  tanpa  merusak  lingkungan  seperti  halnya  pariwisata yang  di  kelola  secara  tradisional  dianggap  sebagai industri  dengan  konsep sustainable  tourism dengan  mengecualikan  sektor  transportasi  dan  pengembangan  lahan  untuk kebutuhan pariwisata. Ada empat komponen dasar pada sustainable tourism antara lain :

 

  1. Tanggung jawab lingkungan untuk melindungi,  melestarikan,  dan  meningkatkan  kualitas  alam  serta  lingkungan  fisiknya  untuk  jangka  anjang  kesehatan ekosistem   kehidupan.   
  2. Memperkuat   vitalitas   ekonomi   masyarakat   lokal.  
  3. Menghormati   dan   menghargai keanekaragaman budaya untuk keberlanjutan kesejahteraan budaya lokal tuan rumah. 
  4. Kaya akan pengalaman dan rasa puas wisatawan melalui partsipasi aktif dan terlibat langsug dengan alam, masyarakat setempat, dan budayanya.

Perubahan  gaya  hidup  masyarakat  juga  berubah  akibat  C-19  dengan  cara  hidup  sehat  sehingga  dapat merasakan perubahan lingkungan seperti cuaca yang lebih cerah tanpa polusi udara, mobilitas kendaraan di jalanyang lancar  tanpa  kemacetan.  Pembangunan  pariwisata  berkelanjutan  dengan  mengutamakan  kelestarian  lingkungan  dapat memperbaiki lingkungan alam sekitar yang telah rusak akibat aktifitas pariwisata.

Saat ini Indonesia perlu bertransisi ke arah pariwisata yang berkelanjutan. Mengingat banyaknya destinasi pariwisata di Indonesia yang mengandalkan alam. Pariwisata berkelanjutan ini tidak hanya baik untuk lingkungan, tetapi juga dapat mendukung pertumbuhan komunitas, UMKM, dan kewirausahaan sosial, mengingat 80 persen pelaku pariwisata global adalah UMKM.

Direktur Pemasaran Pariwisata Badan Otorita Borobudur, Dr. Drs. Agus Rochiyardi, MM. menyampaikan bahwa mindset wisatawan saat ini menjadi lebih mengutamakan sustainable tourism dan menuntut wisata dengan higiene yang tinggi. “Saat kondisi pandemi, kita harus membiasakan diri dengan menerapkan contactless dalam melakukan aktivitas apapun. Selain itu, karena perekonomian sedang sulit mindset wisatawan pun berubah dengan mencoba menahan pengeluaran serta mengutamakan sustainable tourism saat berwisata dengan higiene yang tinggi dan jangkauannya yang masih bersifat regional,” tutur Agus.

Daerah Istimewa Yogyakarta dikenal akan tiga kekuatannya dalam menarik minat wisatawan, yaitu budaya, pendidikan, serta konten event. Sehingga Yogyakarta dan Bali menjadi kota yang paling siap dalam menerima wisatawan. Sebagai langkah optimalisasi Pariwisata, Yogyakarta akan mengembangkan tujuh destinasi prioritas pariwisata, diantaranya yakni Kawasan Kraton-Malioboro, Kawasan Prambanan-Ratu Boko, Lereng Merapi, Kawasan Gunung Sewu, Pantai Parangtritis, Pegunungan Menoreh, serta Desa Wisata Tembi dan Wukirsari.

Optimalisasi pengembangan potensi daerah pariwisata dituntut untuk mempertimbangkan empat hal, yakni daya saing, sustainable, produk dan jasa unik, serta value experience bagi wisatawan. Sehingga pemerintah perlu melakukan pembinaan dengan harapan mengenalkan produk-produk wisata, baik secara langsung maupun dengan memanfaatkan media digital yang ada. 

Baca juga : Bangunan Futuristik Wangjing SOHO Zaha Hadid di Beijing

Demikian artikel ini disusun, semoga bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders) dalam pembangunan. Untuk informasi mengenai penelitian pariwisata, berupa kajian atau pendampingan lebih lanjut dapat menghubungi Admin kami di (0812-3299-9470).

Tags:

No responses yet

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *