Desa wisata merupakan sebuah kawasan pedesaan yang memiliki keunikan dan karakteristik khusus untuk menjadi destinasi wisata, antara lain: lingkungan bernuansa alami, tradisi dan budaya masih dipegang masyarakat, makanan khas, sistem pertanian dan sistem kekerabatan. Perkembangan desa wisata di Kabupaten Sleman, DIY tumbuh dengan pesat dikarenakan adanya dukungan potensi alam yang sangat besar. Dalam pengembangan desa wisata, masyarakat lokal berperan penting dan sangat bergantung pada karakteristik penduduk setempat yang meliputi: demografi, manfaat personal yang diperoleh dari desa wisata, keberadaan komunitas, dan sikap/perilaku untuk mengembangkan pariwisata. Pengembangan desa wisata akan memberikan dampak positip seperti: menghasilkan pendapatan bagi masyarakat lokal, sumber daya ekonomi bagi masyarakat lokal, mengurangi ketimpangan sosial, membuka kesempatan kerja, menghidupkan kembali budaya lokal, melestarikan budaya dan alam, dan memberikan stabilitas dalam perekonomian.
Desa wisata Gamplong yang dikukuhkan oleh Pemetintah Kabupaten Sleman sebagai Desa Wisata Kerajinan, dikelola secara swadaya oleh masyarakat setempat yang tergabung dalam kelompok Paguyuban TEGAR (Teguh, Ekonomis, Gigih, Aman dan Rajin), beranggotakan 22 UMKM yang secara bersama-sama mengelola kegiatan di Desa Wisata Gamplong.Program kegiatan di Desa Wisata Gamplong dikemas dalam bentuk: wisata edukasi dengan belajar kerajinan tenun menggunakan ATBM, kunjungan langsung ke pengrajin untuk mengetahui proses produksi, wisata alam dengan kereta kelinci, wisata kuliner, dan homestay. Wisata edukasi diperkenalkan pada tahun 2007 kemudian tahun 2009 dikembangkan wisata kereta dan outbound. Tahun 2011 dengan adanya bantuan PNPM Mandiri bidang pariwisata digunakan untuk mengembangkan bidang kuliner dan homestay sebagai pendukung keberadaan desa wisata.
Dusun Gamplong merupakan salah satu desa yang memiliki kekerabatan masyarakat tinggi dan sampai sekarang masih dijunjung, dipertahankan baik, misalnya tradisi wiwit untuk menuai padi mbok Sri sebagai perwujudan rasa syukur atas karunia rahmat hasil bumi berupa padi. Peninggalan sejarah Pangeran Diponegoro dan beberapa bangunan yang masih terjaga baik. Kebudayaan ini yang hingga saat ini masih dipertahankan oleh masyarakat Gamplong. Dengan mempertahankan kebudayaan yang mereka miliki, maka masyarakat Gamplong menjadikan kebudayaan ini sebagai daya tarik wisata selain Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM).
Di Desa Wisata Gamplong terdapat tak kurang dari 24 perajin yang menggeluti usaha kecil yang umumnya bergerak dalam bidang tenun. Usaha dan kemampuan mereka umumnya didapatkan secara turun temurun dari leluhur mereka.
Berbagai macam kerajinan yang dihasilkan oleh desa Gamplong ini, antara lain :
- Kerajinan bahan tenun menghasilkan stagen (ikat pinggang wanita dari kain panjang) dan serbet
- kerajinan anyaman yang berasal dari eceng gondok, lidi kelapa, mendong, dan akar wangi yang menghasilkan berbagai macam kerajinan seperti: berbagai macam souvenir, pembuatan tas, dompet, asesoris wanita, gorden, tikar, dan lain-lain.