Profil Kampung Sayur Mojosongo Kota Surakarta – Kelurahan Mojosongo merupakan salah satu kelurahan di Kecamatan Jebres, Kota Surakarta yang merupakan lokasi Kampung Sayur Organik Ngemplak Sutan. Kelurahan Mojosongo terdiri dari 37 RW dan terdapat 191 RT. Kelurahan Mojosongo terletak pada ketinggian rata-rata 92 mdpl dan mempunyai suhu maksimum 330 C dan suhu minimum 220 C.
Kampung Sayur Organik merupakan salah satu program pemberdayaan dalam mewujudkan pertanian perkotaan. Pelaksanaan program Kampung Sayur Organik dilakukan melalui berbagai kegiatan diantaranya yaitu kebun gizi, pengelolaan sampah, menghias ruas jalan, koperasi, dan pertemuan rutin. Program Kampung Sayur Organik ini memberikan bantuan kepada masyarakat yang berupa bantuan materi dan non materi seperti media tanam, benih, sosialisasi, serta penyuluhan agar meningkatkan minat dan ketertarikan warga dalam mewujudkan program. Didukung dengan adanya lahan perkarangan yang cukup baik, ketersedian air yang cukup, pupuk yang dihasilkan oleh ternak masyarakat.
Berawal dari inisiatif untuk memanfaatkan lahan yang dianggap kurang produktif, para warga di kampung Mojongso ramai-ramai menanam beragam sayur dan tanaman berguna lainnya di wilayah tempat tinggal mereka. Dari sinilah julukan sebagai Kampung Sayur kemudian mulai muncul. Setiap warga di Mojongso kini sibuk merawat tanaman sayur mereka dan memanen hasilnya. Kampung yang rajin mengikuti lomba kebersihan ini pun jadi salah satu tempat favorit untuk dikunjungi wisatawan.
Baca juga : Kepariwisataan Berdasarkan Falsafah Hidup Sehari-hari
Awal terbentuknya kampung sayur organik hanya beranggotakan sekitar 20 orang, karena pada awal pembentukan program itu mengalami sedikit kesusahan untuk mencari orang-orang yang benar-benar berminat untuk mensukseskan program kampung sayur organik. Pada saat itu dapat 20 orang untuk menjadi tim utama atau ujung tombak dari terbentuknya kampung sayur organik. Dari 20 orang dibentuk satu kelompok organisasi menjadi Kelompok Swadaya Masyarakat Kampung Sayur Organik. Dari 20 orang itu, ditekankan untuk menciptakan taman sayur dipekarangan rumah masing-masing. Kami berusaha untuk memberikan contoh terlebih dahulu keberhasilan dari 20 anggota itu sebelum melangkah keluar untuk sosialisasi yang lebih luas ke masyarakat yang lain. Dan ternyata dari 20 orang anggota itu, benar-benar mensosialisasikan tentang pentingnya manfaat dari konsep program kampung sayur organik dan dengan keseriusan, ternyata berhasil menciptakan taman sayur dipekarangan rumah masing-masing, dan hasilnya bisa dilihat oleh warga itu. Setelah itu kami berani melontarkan ide yang bagus ke masyarakat yaitu sebagai konsep program yang harus diikuti seluruh warga masyarakat. Dari 20 orang menjadi Kelompok Swadaya Masyarakat Kampung Sayur Organik, setelah 3th, sekitar 85% warga sudah ikut bergabung pada Kampung Sayur Organik. Setelah berhasil membuat satu kelompok organisasi kampung sayur organik, dan dikembangkan keseluruh wilayah rw 37 di 3 rt dimasing-masing rt kita bentuk struktur organisasi di 3 rw. Dan untuk mempermudah koordinasi antara kelompok KSM I, KSM II, dan KSM III kita membentuk satu struktur organisasi yang lebih luas lagi menjadi satu struktur organisasi ditingkat rw 37 yang selama ini kita canangkan sebagai Kelompok Swadaya Masyarakat Kampung Sayur Organik Rw 37.
Kami selaku konsultan pariwisata mengucapkan terimakasih kepada Instansi terkait atas kepercayaan dan kerjasamanya. Demikian artikel penelitian pariwisata ini disusun, semoga bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders) dalam pembangunan pariwisata setempat. Untuk informasi lebih lanjut mengenai pelatihan kami, anda dapat menghubungi admin (0812-3299-9470).
No responses yet