Keberadaan Pasarean Astana Oetara sebagai peristirahatan terakhir K.G.P.A.A. Mangkunegara VI (Mangkunegara VI) yang memerintah di Kadipaten Mangkunegaran antara 1896-1916 ini memiliki banyak keunikan yang dapat diangkat sebagai salah satu potensi wisata religi di kawasan Surakarta utara. Keunikan itu mengenai sosok Mangkunegara VI dan nilai-nilai yang dapat dikembangkan salah satunya memperkenalkan toleransi beragama dan multikulturalisme di Puro Mangkunegaran.
Pada akhir abad ke-19, penyebar agama Kristen (zending) ingin menyebarkan agama Kristen di wilayah Karesidenan Surakarta. Paku Buwana X, sebagai panatagama di Kasunanan Surakarta, menulis surat keberatan dengan aktivitas zending tersebut di wilayah Surakarta. Residen de Vogel dapat memahami keengganan Sunan Paku Buwana X tersebut. Residen juga mendengar nasihat dari C. Snouck Hurgronje, bahwa aktivitas zending di daerah mayoritas penduduk beragama Islam dapat membahayakan situasi pemerintah kolonial. Akhirnya Gubernur Jenderal van der Wijk menolak permohonan izin zending itu untuk menyebarkan agama Kristen di wilayah Surakarta (Ardhi, 2021: 119).
Upaya zending untuk menyebarkan agama Kristen tidak berhenti, meskipun tidak mengantongi izin resmi dari Gubernur Jenderal van der Wijk. Untuk menyebarkan agama Kristen di Surakarta, zending ini kemudian menempuh jalan lain, yaitu dengan cara izin rencana mendirikan rumah sakit Kristen yang pelayanannya dibuka untuk masyarakat luas. Sunan Paku Buwono X mengetahui akal-akalan dari zending ini, karena sebenarnya di wilayah Surakarta sudah didirikan rumah sakit umum beserta dokternya. Gubernur Jenderal kemudian kembali menolak aktivitas zending ini. Lembaga zending yang bergerak di Jawa Tengah dan Yogyakarta adalah Gereformeerde Zending yang dikelola oleh Gereja Gereformeerd Amsterdam, Delft, Rotterdam, Heeg, Utrecht, Middelburg dan Rotterdam (Rullmann, 1970: 58-59). Setelah mendapat penentangan dari Sunan Paku Buwana X, akhirnya zending berpalisng kepada Mangkunegara VI. Berbeda sikapnya dengan Sunan Paku Buwana X, Mangkunegara VI mengizinkan lembaga zending ini untuk mendirikan rumah sakit di Jebres (wilayah Mangkunegaran) pada 1912. Rumah sakit ini kemudian dikenal dengan Rumah Sakit Zending Jebres, yang didirikan oleh Gereja Gereformeerd Delft dan Gereja-gereja Zuid Holland ten Noorden (Rullmann, 1970: 60).
Selain membolehkan aktivitas zending di wilayah Mangkunegaran, Mangkunegara VI juga mengizinkan jika ada kerabat praja Mangkunegaran yang akan mengikuti ajaran missionaris atau zending Belanda. Sejak saat itu anggota keluarga Mangkunegaran diperbolehkan untuk memeluk agama selain agama Islam. Pada masa pemerintahan Mangkunegara VI ini jugalah untuk pertama kalinya perayaan Natal dilakukan di dalam Puro Mangkunegaran (Daradjadi, 2017). Selain itu, Mangkunegara VI juga merupakan figur bangsawan yang dekat dengan kaum minoritas. Pada masa pemerintahannya, hubungan dengan bangsa Timur Asing, terutama golongan Tionghoa, amat baik. Mangkunegara VI juga merestui pembangunan rumah duka Thiong Ting untuk pemakaman golongan keturunan Tionghoa. Rumah duka ini berlokasi di Jalan Kolonel Sutarto, Jebres, Surakarta. Sebagai bentuk penghormatan dari golongan Tionghoa kepada Mangkunegara VI, ketika beliau wafat pada 1928 dan karena kedudukannya bukan lagi sebagai raja, maka warga Tionghoa menawarkan Thiong Ting sebagai tempat persemayaman sebelum dikebumikan di Astana Oetara (Daradjadi, 2017).
Untuk menjadikan Astana Oetara sebagai salah satu potensi destinasi wisata religi (minat khusus) maka diperlukan sebuah kajian guna mengkaji kemungkinan Makam Astana Oetara sebagai destinasi untuk meningkatkan daya tarik wisatawan mengunjungi Kota Surakarta. PT. Kirana Adhirajasa Indonesia, selaku konsultan pariwisata mengucapkan terimakasih kepada Dinas Pariwisata Kota Surakarta dan pihak yang telah membantu dalam penyusunan kajian pariwisata ini. Diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam perencanaan dan pengembangan daya tarik wisata Kota Surakarta.
Untuk informasi lebih lanjut mengenai kajian atau konsultasi Pariwisata dapat menghubungi Admin kami di 081215017910.
No responses yet