Desa Wisata Bugisan Kampung Budaya Candi Plaosan merupakan salah satu desa wisata yang ada di Kabupaten Klaten yang terletak di kecamatan Prambanan memiliki luas wilayah 165.3638 Ha berbatasan sebelah utara desa Kokosan dan desa Kebondalem Lor, sebelah selatan desa Tlogo dan desa Taji, sebelah barat provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, sebelah timur desa Kemudo. Desa Wisata Bugisan sebelumnya mepunyai potensi lokal berupa budaya yaitu banyaknya kesenian yang ada, namun Desa Bugisan dulu belum mampu mewadahi masyarakat dalam mengembangkan potensi budaya tersebut, terlebih lagi dengan adanya situs sejarah Candi Plaosan dan Candi Sewu menjadikan Desa Wisata Bugisan memiliki daya tarik wisata budaya yang perlu dikembangkan. Desa wisata Bugisan didirikan dibawah naungan BUMDes Rukun Santoso pada tahun 2013 dibawah kepemimpinan Kepala Desa Bapak Heru Nugroho. Bugisan dikatakan sebagai desa wisata kampung budaya Candi Plaosan karena potensi yang ada dalam desa tersebut merupakan situs budaya yang memiliki nilai sejarah yang tinggi. Potensi daya tarik wisata terbesar yakni pada Candi Plaosan atau candi kembar yang merupakan candi yang didirikan oleh raja mataram kuno yaitu Rakai Pikatan untuk permaisurinya yaitu Pramodyawardhani. Candi Plaosan mengisahkan kisah cinta beda agama antara Rakai Pikatan dan Pramodyawardhani yang tetap menjaga kesetiannya pada agamanya dan tetap saling mencintai. Candi Plaosan menggambarkan toleransi yang tinggi terhadap umat beragama. Candi Plaosan merupakan candi Buddha yang bernuansa arsitektur Hindu.
Akses jalan menuju Desa Bugisan sudah baik karena merupakan jalan untuk lokasi wisata Candi Plaosan. Jalan di dalam area desa bugisan juga sudah baik dan tertata rapi. Jalanan ini sudah biasa digunakan oleh para pesepeda untuk menikmati pemandangan. Selain itu terdapat pula dokar yang berkeliling di area Candi Plaosan. Di sisi timur daerah desa Bugisan, daerah nya masih cukup asri dan berpotensi untuk dijadikan sebagai desa wisata. Lokasi ini tepat berada di sebelah timur Candi Plaosan. Terdapat Rumah asli Jawa dan berbagai peralatan tradisional yang dapat digunakan sebagai salah tujuan bagi wisatawan. Selain terdapat sungai yang dapat digunakan sebagai tempat outbond. Selain itu terdapat lapangan luas yang dapat digunakan untuk berbagai kegiatan yang akan dilaksanakan. Saat ini lokasi tanah lapang yang luas hanya digunakan sebagai spot foto tanpa adanya manfaat ekonomi secara langsung. Di sisi lain desa bugisan masih banyak terdapat sawah atau lahan yang masih asri dan dikelola oleh masyarakat.
Desa Wisata Bugisan Kampung Budaya Candi Plaosan dibawah naungan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Rukun Santoso tidak hanya memberdayakan masyarakat melalui desa wisata saja melainkan terdapat berberapa unit usaha untuk peningkatan kesejahteraan dengan menciptakan produktivitas ekonomi bagi desa berdasarkan potensi yang dimiliki. BUMDes memiliki peran yang penting dalam pemberdayaan masyarakat desa dalam pengembangan desa wisata. Unit usaha yang berada dibawah naungan BUMDes yaitu paseban candi kembar, car free day, bank sampah, kantin PKK, simpan pinjam perdagangan.
Pemberdayaan masyarakat melalui desa wisata tentunya akan melibatkan seluruh masyarakat, baik dalam kepengurusan maupun ketenagakerjaan untuk berbagai program pemberdayaan sampai terjadi kemandirian masyarakat untuk memanfaatkan peluang ekonomi yang muncul dari adanya desa wisata. Hal ini sejalan dengan konsep pemberdayaan ekonomi masyarakat yaitu pemberdayaan ekonomi rakyat merupakan usaha untuk menjadikan ekonomi yang kuat, besar, modern, dan berdaya saing tinggi dalam mekanisme pasar yang benar. Pemberdayaan ekonomi rakyat dilakukan dengan melalui perubahan struktural, yaitu dari ekonomi tradisional ke ekonomi modern, dari ekonomi lemah ke ekonomi kuat, dari ketergantungan menjadi ke kemandirian. Kebijakan yang perlu dilakukan dalam pemberdayaan ekonomi diantaranya adalah, pemberian peluang kepada aset produksi, penguatan industri kecil, mendorong munculnya wirausaha baru, dan memperkuat posisi transaksi kemitraan usaha ekonomi rakyat.
Kompleks Plaosan dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu Candi Plaosan Lor dan Candi Plaosan Kidul. Kedua candi itu memiliki teras berbentuk segi empat yangdikelilingi oleh dinding, tempat semedi berbentuk gardu di bagian barat serta stupa di sisi lainnya. Karena kesamaan itu, maka kenampakan Candi Plaosan Lor danKidul hampir serupa jika dilihat dari jauh sehingga sampai sekarang Candi Plaosan juga sering disebut candi kembar.Bangunan Candi Plaosan Lor memiliki halaman tengah yang dikelilingi oleh dinding dengan pintu masuk di sebelah barat. Pada bagian tengah halaman itu terdapat pendopo berukuran 21,62 m x 19 m. Pada bagian timur pendopo terdapat 3 buah altar, yaitu altar utara, timur dan selatan. Gambaran Amitbha, Ratnasambhava,Vairochana, dan Aksobya terdapat di altar timur. Stupa Samantabadhara dan figur Ksitigarbha ada di altar utara, sementara gambaran Manjusri terdapat di altar barat.Candi Plaosan Kidul juga memiliki pendopo di bagian tengah yang dikelilingi 8 candi kecil yang terbagi menjadi 2 tingkat dan tiap-tiap tingkat terdiri dari 4 candi.Ada pula gambaran Tathagata Amitbha, Vajrapani dengan atribut vajra pada utpala serta Prajnaparamita yang dianggap sebagai “ibu dari semua Budha”. Beberapagambar lain masih bisa dijumpai namun tidak pada tempat yang asli. Figur Manujri yang menurut seorang ilmuwan Belanda bernama Krom cukup signifikan juga bisadijumpai.Bagian Bas relief candi ini memiliki gambaran unik pria dan wanita. Terdapat seorang pria yang digambarkan tengah duduk bersila dengan tangan menyembah sertafigur pria dengan tangan vara mudra dan vas di kaki yang dikelilingi enam pria yang lebih kecil. Seorang wanita ada yang digambarkan sedang berdiri dengan tanganvara mudra, sementara di sekelilingnya terdapat buku, pallet dan vas. Krom berpendapat bahwa figur pria wanita itu adalah gambaran patron supporter dari duawihara.Seluruh kompleks Candi Plaosan memiliki 116 stupa perwara dan 50 candi perwara. Stupa perwara bisa dilihat di semua sisi candi utama, demikian pula candi perwara yang ukurannya lebih kecil. Bila berjalan ke bagian utara, anda bisa melihat bangunan terbuka yang disebut Mandapa. Dua buah prasati juga bisa ditemui,yaitu prasasti yang di atas keping emas di sebelah utara candi utama dan prasasti yang ditulis di atas batu di Candi Perwara baris pertama.
Kami selaku konsultan pariwisata mengucapkan terimakasih kepada Instansi terkait atas kepercayaan dan kerjasamanya. Demikian artikel penelitian pariwisata ini disusun, semoga bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders) dalam pembangunan pariwisata setempat.
Kata kunci: Konsultan pariwisata, penelitian pariwisata, kajian pariwisata
Untuk informasi mengenai penelitian pariwisata, berupa kajian atau pendampingan lebih lanjut dapat menghubungi Admin kami di +62 812-3299-9470