Penelitian Pariwisata | RIPPDA- Kendati Bupati Bintan Ansar Ahmad sudah menegaskan akan merelokasi warga Desa Pengudang, Kecamatan Teluksebong ke tempat lain, namun Pemkab sendiri belum bisa memastikan persisnya di mana lokasi baru sebagai tujuan relokasi. Wakil Bupati Bintan Khazalik mengatakan, saat ini Pemkab tengah membentuk tim relokasi warga Desa Pengudang, terdiri dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) dan PT Buana Megawisatama (BMW). “Dari Pemkab di antaranya Bappeda dan SKPD lain yang berwenang terlibat dalam tim ini. Tapi, untuk titik koordinatnya atau lahan (untuk relokasi) masih perlu kita pastikan,” kata Khazalik, di Kijang, kemarin. Untuk warga Kampung Pengudang Dalam, hampir dipastikan seluruhnya direlokasi.
Sedangkan untuk warga kampung Sumpat, yang juga masuk Desa Pengudang masih dalam pembahasan. “Untuk warga Sumpat belum diambil keputusan, apakah sebagian di relokasi ataukah tidak direlokasi sama sekali,” jelas Mantan Kepala Dinas Pariwisata Bintan ini. Awang, salah seorang warga Pengudang mengingatkan, sebelum merelokasi warga Pengudang, Pemkab Bintan harus belajar dari relokasi warga Kampung Senggiling. Di mana, warga Senggiling yang biasa hidup di pinggi pantai, dipindahkan ke daerah daratan yang berjarak 6 kilometer dari pinggir pantai.
Alhasil, warga yang mayoritas nelayan, sebagian terpaksa meninggalkan pekerjaan mereka, karena tempat tinggal baru yang jauh dari laut, tempat biasa mereka mencari nafkah. “Warga Desa Pengudang adalah salah satu kekayaan daerah Bintan, yang berprofesi sebagai nelayan. Aset daerah ini semestinya harus dilindungi Pemkab,” kata Awang. Awang juga menyebutkan, saat ini warga Pengudang yang bekerja sebagai nelayan, memiliki 50 unit kelong apung.
Di mana, harga satu unitnya berkisar Rp 50 juta. Belum lagi kapal motor dengan ukuran 3 gross ton (GT) ke atas, maupun kapal kecil lainnya, yang biasa diandalkan untuk mencari ikan dan sarana transportasi. Hal lain yang juga patut menjadi catatan Pemkab, selama ini penghasilan warga Pengudang sebagai nelayan juga cukup menyejahterakan, terlihat dari banyaknya rumah permanen yang sedang dibangun di desa itu. Begitu juga dengan kendaraan bermotor, seperti mobil dan motor yang rata-rata dimiliki warga. “Jangan sampai relokasi ini malah mematikan mata pencarian warga yang biasa menjadi nelayan.
Kalau ini terjadi, sama saja mematikan penghasilan dan menyusahkan tanggungan keluarga para nelayan,” ungkap Awang. Diberitakan sebelumnya, puluhan warga Desa Pengudang, Kecamatan Teluksebong, Bintan bakal direlokasi, karena rumah yang mereka tempati saat ini di atas tanah milik PT BMW. Pihak perusahaan sendiri telah mengganti rugi lahan kepada warga sejak 1990-an lalu. Setelah direlokasi, rencananya kampung ini akan dijadikan kawasan pariwisata terpadu, menyatu dengan kawasan pariwisata Lagoi.
No responses yet