Patangpuluhan merupakan kelurahan yang terletak di Kemantren Wirobrajan, Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta. Nama “Patangpuluhan” diambil dari salah satu barigade atau laskar prajurit Kraton Yogyakarta yang bernama “Prajurit Patangpuluh”. Kelurahan Patangpuluhan secara geografis terletak sekitar 3 km di sebelah barat daya pusat kota Yogyakarta.
Terdapat beberapa upacara adat yang ada di Kelurahan Patangpuluhan, satu upacara adat organik, yaitu kupatan (grebeg syawal) yang dilestarikan turun temurun. Menyusul adat-adat fungsional yang melekat pada aktivitas warga terkait dengan kebutuhan terkini, lebih sebagai kegiatan budaya baru sebagai gerakan masyarakat sehingga menumbuhkan partisipasi dan gerakan budaya dalam masyarakat. Ada formulasi Perayaan Hari Kemerdekaan dan HUT Kota Yogya diformulasikan masuk ke dalam Upacara Adat. Diperkuat dengan sejumlah upacara bersama terkait tradisi ngapeman (nyadran ruwahan) dan upacara kenduri yang terintegrasi dengan kegiatan adat keagamaan. Upacara grebeg kupatan syawal sebagai satu-satunya upacara uang diselenggarakan kelompok dalam masyarakat. Nilai tambah dari adat ini adalah pada dampak lingkungan dan tingkat kerukunan warga. Upacara adat yang lain terkait HUT Kemerdekaan dan HUT Kota Yogyakarta perlu diformulasikan ulang agar menjadi peristiwa budaya. Terdapat potensi adat dan budaya lokal yang dapat diberdayakan menjadi sumber pelaksanaan adat seperti adanya tradisi-tradisi kampung lama yang perlu digali kembali.
Untuk penggunaan bahasa jawa masih mudah ditemukan komunikasi antar generasi menggunakan bahasa Jawa dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan untuk kegiatan kerajinan, kuliner, dan pengobatan tradisional sudah tercampur dengan budaya daerah lain. Khususnya untuk kuliner tersebut.
Kelurahan Patangpuluhan tergolong Kelurahan yang memiliki kekuatan seni dan budaya. Hal itu ditunjukan nama-nama jalan di Kelurahan Patangpuluhan yang diambil dari nama-nama gendong ataupun lagu jawa. Di Kampung Patangpuluhan akan menemukan nama jalan bernuansa seni, antara lain Pamularsih, Madubronto, Dorodasih, Madumurti, Pareanom, Srikaloka dan nama-nama gending lainnya. Di Kelurahan Patangpuluhan sendiri Terdapat 5 warisan budaya bendawi berupa 2 bangunan (Ndalem Purbodirjan, dan bangunan tradisional milik pribadi/lembaga Komikom), 2 situs (Bendung Tanjung, dan makam Duwet), dan Beberapa benda warisan budaya milik pribadi berupa senjata tradisional.
No responses yet