Seni Tari

Yogyakarta memiliki bermacam-macam seni tari. Tari Serimpi merupakan tariklasik yang ada di Yogyakarta. Asal muasal tarian ini adalah dari Jawa Tengah.Tari klasik sendiri mempunyai arti sebuah tarian yang telah mencapai kristalisasi keindahan yang tinggi dan sudah ada sejak zaman masyarakat feodal serta lahir dan tumbuh di kalangan istana. Tarian ini diiringi oleh gamelan jawa. Dibawakan oleh empat penari,  karena kata srimpi adalah sinonim bilangan empat. Hanya saja pada tari Serimpi Renggowati penarinya ada lima orang.

Tari Serimpi memiliki gerak gemulai yang menggambarkan kesopanan, kehalusan budi, serta kelemah lembutan yang ditunjukkan dari gerakan yang pelan serta anggun dengan diiringi suara musik gamelan.Sejak dari zaman kuno, tari Serimpi sudah memiliki kedudukan yang istimewa di keraton-keraton Jawa dan tidak dapat disamakan dengan tari pentas yang lain karena sifatnya yang sakral.Dulu tari ini hanya boleh dipentaskan oleh orang-orang yang dipilih keraton.Serimpi memiliki tingkat kesakralan sama dengan pusaka atau benda-benda yang melambang kekuasaan raja berasal dari zaman Jawa Hindu, meskipun sifatnya tidak sesakral tari Bedhaya.Dalam pagelaran, tari serimpi tidak selalu memerlukan sesajen seperti pada tari Bedhaya, melainkan hanya di waktu-waktu tertentu saja. Adapun iringan musik untuk tari Serimpi adalah mengutamakan paduan suara gabungan, yakni saat menyanyikan lagu tembang-tembang Jawa.

Serimpi sendiri telah banyak mengalami perkembangan dari masa ke masa, di antaranya durasi waktu pementasan. Kini salah satu kebudayaan yang berasal dari Jawa Tengah ini dikembangkan menjadi beberapa varian baru dengan durasi pertunjukan yang semakin singkat.Selain waktu pagelaran, tari ini juga mengalami perkembangan dari segi pakaian. Pakaian penari yang awalnya adalah seperti pakaian yang dikenakan oleh pengantin putri keraton dengan dodotan dan gelung bokor sebagai hiasan kepala, saat ini kostum penari beralih menjadi pakaian tanpa lengan, serta gelung rambut yang berhiaskan bunga ceplok, dan hiasan kepala berupa buluburung kasuari.

Dulu, tari Serimpi Yogyakarta diperuntukan hanya untuk masyarakat istana Yogyakarta, dilakukan pada saat menyambut tamu kenegaraan atau tamu agung. Namun dalam perkembanganya, tari Serimpi Yogyakarta mengalami perubahan, sebagai penyesuaian terhadap kebutuhan yang ada di dalam masyarakat saat ini. Salah satu penyesuaian yang dilakukan yakni pada segi durasi. Serimpi, versi zaman dahulu dalam setiap penampilannya bisa disajikan selama kurang lebih 1 jam. Sekarang, untuk setiap penampilan di depan umum, misalnya untuk menyambut tamu negara, tari Serimpi Yogyakarta ditarikan dengan durasi kurang lebih 11-15 menit saja dengan menghilangkan gerakan pengulangan dalam tari Serimpi Yogyakarta.

Selain tari Serimpi, Yogyakarta memiliki beberapa tarian seperti tari Golek, tari Sekar Pudyastuti, tari Topeng Putri Kenakawulan. Tari Golek menceritakan daya tarik dan keindahan seorang perempuan yang mempercantik diri. Tari Sekar Pudyastuti merupakan tarian penyambutan yang khusus dan juga menampilkan gerakan tarian gaya perempuan Yogyakarta yang anggun. Tari Topeng Putri Kenakawulan adalah tarian yang diadaptasi dari kisah Panji pada abad ke-15 dan menggambarkan putri Kenakawulan yang jatuh cinta dengan Carangwaspa.

Kami selaku konsultan pariwisata mengucapkan terimakasih kepada Instansi terkait atas kepercayaan dan kerjasamanya. Demikian artikel penelitian pariwisata ini disusun, semoga bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders) dalam pembangunan pariwisata setempat.

Kata kunci: Konsultan pariwisata, kajian pariwisata, RIPPARDA, Bisnis Plan.

Untuk informasi mengenai penelitian pariwisata, berupa kajian atau pendampingan lebih lanjut dapat menghubungi Admin kami di +62 812-3299-9470.

No responses yet

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

2 × 3 =

Latest Comments