Manuskrip merupakan koleksi langka yang dipunyai oleh setiap bangsa di belahan dunia. Masyarakat bisa mempelajari perjalanan hidup leluhurnya melalui naskah lama yang telah dianggit leluhurnya. Manuskrip sangat penting utuk dikaji dan dijaga kelestariannya karena ini merupakan jejeak sejarah yang sangat penting. Ini juga merupakan warisan masa lampau yang memuat pengetahuan yang berkaitan dengan realitas atau kondisi sosiokultural yang berlainan dengan kondisi sekarang.
Manuskrip juga mengandung informasi yang tak sembarangan dari bidang sastra, agama, hukum, adat istiadat, dan lannya. Informasi yang berada di manuskrip dapat membantu atau menjadi panduan bagi penekun sejarah maupun peneliti di bidang humaniora tatkala mempelajari topik yang dikajinya. Contohnya adalah serat memulen.
Serat memulen ini sudah dilaporkan oleh Yatini Wahyuningsih, SE, M.Si pada tanggal 28 Juni 2021 di Surakarta. Serat ini ditulis oleh K.R.A. Sastra Nagara di Surakarta pada pergantian antara abad ke XIX ke XX. Serai ini dapat dikategorikan sebagai serat simbolik yang memuat mengenai persembahan terhadap para dewa, nabi, juga roj leluhur yang biasanya dilakukan dalam upacara pernikahan.
Naskah ini merupakan panduan membuat persembahan untuk upacara pernikahan bangsawan. Persembahan khusus secara detail ditujukan kepada roh leluhue, termasuk nabi Islam dan leluhue penguasa Surakarta. Serat ini juga mengisahkan acara keraton yang dilengkapi berbagai sesaji sebagai persembahan kepada leluhur surakarta, khususnya para Nabi. Persembahan yang diberikan dalam bentuk ubarampe sesaji ini memiliki tujuan; (1) sebagai wujud rasa syukur, (2) permohonan maaf atas segala kesalahan yang pernah dilakukan, dan (3) memohon agar dijaga kesehatannya bagi orang yang bersangkutan. Tersirat juga nilai religius, yakni; (1)mengirimkan doa kepada para Nabi, (2) memohonkan maaf dan perlindungan kepada-Nya, (3)bersyukur kepada Allah SWT. sedangkan nilai budaya nya ialah melestarikan budaya peninggalan nenek moyang, yaitu memberikan ubarampe sesaji pada upacara selamatan pernikahan di Keraton Surakarta.
Serat ini dapat dikategorikan kedalam naskah berjenis simbolik karena menjelaskan perilaku adat berupa cara mempersembahkan sesaji yang penuh simbol dan makna. Serat mumulen ini memiliki ukuran 16X21 cm. Selain mengungkapkan makna dan simbol, serat mumulen mendeskrripsikan pula tokoh kerajaan Demak, Pajang, dan Surakarta yang bertemali dengan kejayaan kerajaan hingga saat teks ini ditulis.
Sampai sekarang serat ini masih bertahan ddengan upaya pelestariannya dengan cara promosi secara langsung dan promosi secara lesan, atau dari mulut ke mulut. Adapun dokumentasinya berupa naskah, mikrofilm, dan foto digital.
Kami selaku konsultan pariwisata mengucapkan terimakasih kepada Instansi terkait atas kepercayaan dan kerjasamanya. Demikian artikel penelitian pariwisata ini disusun, semoga bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders) dalam pembangunan pariwisata setempat.
Kata kunci: Konsultan pariwisata, penelitian pariwisata, kajian pariwisata
Untuk informasi mengenai penelitian pariwisata, berupa kajian atau pendampingan lebih lanjut dapat menghubungi Admin kami di +62 812-3299-9470
No responses yet