TARI KUDA KUDA

TARI KUDA KUDA – Pada tahun 1953 (amasa Orde lama) Bagong dan Kuswadji menciptakan Tari Kuda-Kuda. Tarian ini merupakan tarian yang berdurasi singkat. Pada tahun 1954, Bagong K. diutus Presiden Soekarno untuk ikut Misi Kesenian Indonesia ke Republik Rakyat Tiongkok. Dalam misi kebudayaan itu, beliau menampilkan Tari Kuda-Kuda tersebut. Tari itu dianggap sukses karena berhasil mendapat respon positif dari masyarakat mancanegara. Selain itu, kesuksesan tarian Kuda-Kuda juga dianggap sebagai titik penting bagi Bagong K. untuk menciptakan tarian-tarian berikutnya. Pasca misi kesenian ke Tiongkok, Bagong juga menjadi utusan yang dikirim pemerintah ke berbagai negara seperti Korea, Vietnam, India, Thailand, Filipina, Singapura, Hungaria, Cekoslovakia, Austria, Italia, Perancis, Swiss, Jerman, Belanda, Swedia, dan Inggris.

Di era Orde Lama, Bagong mulau belajar melukis secara formal. Beliau menempuh pendidikan formal di Akademi Seni Rupa Indonesia (ASRI). Ia masuk sebagai angkatan pertama di institusi tersebut. Selanjutnya pada tahun 1957-1958, Bagong mendapatkan kesempatan belajar ke Amerika Serikat. Beliau belajar di Connecticut College School of The Dance dan Studio Martha Graham. Proses belajar di dua tempat tersebut sangat mempengaruhi komposisi karya-karya Bagong di kemudian hari. Sepulang dari Amerika Serikat, beliau mendirikan Pusat Latihan Tari (PLT) Bagong Kussudiardja pada 5 Maret 1958. Selain di bidang tari, Bagong juga mulai aktif di seni rupa pada masa-masa ini. Surat kabar Star Weekly yang terbit pada 23 Juli 1960 menjadi arsip pertama yang menuliskan karier Bagong sebagai seorang pelukis.

Pada tahun 1960-an, ketika kondisi politik dan seni begitu kental, Bagong dan beberapa rekannya seperti Edhi Sunarso, Rustamadji, C.J. Ali, dan Abas Alibasyah serta yang lain memutuskan keluar dari Sanggar Pelukis Rakyat. Sanggar tersebut dianggap terlalu dekat dengan Lembaga Kebudayaan Rakyat (LEKRA). Selanjutnya, bersama sejumlah kawannya seperti Kusnadi dan Sumitro, mereka mendirikan Sanggar Pelukis Indonesia (PI). Di sanggar tersebut, ketiganya memilih netral dan tidak terlibat dengan politik praktis. Walaupu begitu, Sanggar Pelukis Indonesia masih memainkan peran integratif dengan pemerintah dan sanggar-sanggar besar lainnya. Kedekatan Kusnadi dengan Bagian P. dan K. yang ada di pemerintahan juga membuat sanggar tersebut bisa memperoleh pesanan karya seni dari pemerintah dan acara-acara internasional lainnya. Selain itu, berkat Sanggar Pelukis Indonesia, Bagong sering mewakili organisasi tersebut untuk sejumlah misi kesenian seperti ke Bukarest di Rumania, Italia, dan Sri Lanka. Pada tahun 1962, Bagong melakukan pameran tunggal yang hasilnya diberikan untuk Operasi Pembebasan Irian Barat.

Tari  Kuda-kuda, adalah tari yang terinspirasi  dari seorang Joki yang menunggang kuda. Gerak dasar tari ini mengacu pada tari gaya Yogyakarta yang telah dikembangkan menjadi tarian simbolik naik kuda. Ragam ragam yang muncul pun masih seputar tari klasik kategori gagah. Tari ini diciptakan Bersama antara Kuswadji dan bagong kussudiarja, kakak beradik yang memiliki latar belaabg sebagai pelukis.  Pada awalnya tari Kuda-kuda masuk kategori kreasi baru, namun seiring perjalanan waktu, tarian ini kemudian masuk dalam kategori Klasik gaya Yogyakarta. Adapun pola gendhing yang dipilih adalah Ladrang Pangkur. Gendhing ini memberikan kesan dinamis dan semangat, sehingga cocok untuk mengiringi tarian menunggang kuda.

 

STRUKTUR TARI KUDA-KUDA

  1. Gerakan nyongklang, ngglece (menggambarkan laki-laki pemberani)
  2. Ukel jengkeng, duduk
  3. Sembahan seduwa asta, tangkep kanan kiri, kanan tengah sembahan
  4. Jengkeng, sembahan sama Ketika duduk
  5. Berdiri sirik di tempat tranjal kanan, gedruk kiri, junjung kanan
  6. Seleh menjatuhkan kiri, tranjal junjung kanan, sirik junjung kiri, seblak kiri
  7. Menjatuhkan kanantranjal ke depan gedruk kiri , junjung kanan tangan seduwa
  8. Seblak kanan, seleh kiri ningseti udhet kanan kiri kanan, sirik…
  9. Bapang megol, kanan, kiri, kanan
  10. Junjung kiri, onclangan jalan nyirik ke kanan
  11. Junjung kiri, nyongklang mecut kanan, nyongkalng maju, pecut kanan, nyongklang putar
  12. Junjung kiri ukel ndhadhap asta, maju sirik kanan kiri
  13. Tangan tarik, usap Tarik junjung kiri
  14. Nyongklang putar
  15. Junjung kiri, nyongklang kanan kiri, seleh,

Baca juga : Daya Tarik Abadi dari Arsitektur Klasik

Untuk informasi lebih lanjut mengenai pelatihan kami, anda dapat menghubungi Admin kami di nomor (0812-3299-9470)Top of Form

Tags:

No responses yet

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

4 × three =

Latest Comments