Tiga Kementerian Dorong Pengembangan Pariwisata Nias

Penelitian Pariwisata | RIPPDA | RIPOW -Tiga kementerian berkomitmen mendorong pengembangan sektor pariwisata di Kepulauan Nias, Sumatera Utara, agar menjadi poros utama penggerak perekonomian di kawasan ini. Ketiga kementerian tersebut adalah Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Kementerian Perhubungan (Kemenhub), dan Kementerian Pekerjaan Umum (PU). Komitmen ditandai dengan penandatanganan kesepakatan pengembangan pariwisata Nias antara pemerintah Pusat yang diwakili tiga kementerian dan seluruh bupati/wali kota di Kepulauan Nias.

Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sapta Nirwandar mengatakan, pariwisata merupakan sektor perekonomian di dunia yang paling besar dan cepat pertumbuhannya. Sektor ini menyumbang 9% terhadap produk domestik bruto (PDB) dunia. Tak heran banyak negara dan kota-kota di dunia menjadikan pariwisata sebagai sektor kunci ekonomi, di antaranya Prancis yang bisa mendatangkan 83 juta wisatawan mancanegara (wisman) tahun lalu dan Makau dengan 33 juta wisman.

“Ada tren positif di dunia pariwisata sehingga sektor ini dijadikan ekonomi utama mereka,” ujarnya di sela-sela Lokakarya Pengembangan Kepariwisataan Nias dan penandatanganan nota kesepakatan di aula kantor Bupati Nias, Kota Gunung Sitoli, kemarin.

Sapta mengungkapkan, salah satu kota di Sumatera Utara yang sudah memetik manfaat ekonomi dari pariwisata adalah Medan, di mana 85% pendapatan asli daerah (PAD) bersumber dari pariwisata.

Sementara, di Nias hanya 0,2% dari PAD. Kondisi ini ironis, padahal potensi wisata Kepulauan Nias yang sangat besar. “Saya tegaskan bahwa pariwisata punya multiplier effect yang besar. Pemandangan, kuliner, budaya, itu semua bisa dijual sehingga meningkatkan ekonomi masyarakat sekitar,” tandasnya.

Menurut Sapta, lambannya pengembangan pariwisata salah satunya disebabkan tidak adanya sinergi antarsektor dan kepala daerah. Padahal, pariwisata bersifat lintas sektoral dan daerah sehingga harus dikelola bersama.

Sapta menambahkan, Kemenparekraf mendukung pengembangan pariwisata Nias antara lain dengan menetapkan Nias sebagai bagian dari Destinasi Pariwisata Nasional (DPN) Nias-Simeleu dan membagi Nias dalam dua kawasan yaitu Kawasan Pengembangan Pariwisata Nasional (KPPN) Nias Barat dan sekitarnya dan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Teluk Dalam dan sekitarnya.

Promosi Nias yang populer dengan dua hal yaitu atraksi lompat batu dan surfing akan digencarkan lagi melalui event besar berskala nasional tahun ini. Staf Ahli Bidang Ekonomi dan Kawasan Kemitraan Perhubungan Kemenhub Agus Edy Susilo menambahkan, untuk mendukung pariwisata Nias, di sektor perhubungan yang akan diutamakan adalah pelabuhan penyeberangan dan penambahan fasilitas bandara Binaka di Gunung Sitoli .

Menurut Agus, bandara Binaka belum optimal dalam pelayanan internasional karena keterbatasan runway. Dalam waktu dekat akan ada MoU penyerahan tanah dari bupati Nias ke Kemenhub selaku pengelola bandara sehingga proyek perluasan bandara bisa segera dijalankan.

“Kalau landasan bisa diperpanjang dari 1.800 meter menjadi 2.500 meter, penerbangan langsung sangat memungkinkan termasuk dari luar negeri, seperti Penang dan Singapura,” katanya. inda susanti

Tags:

No responses yet

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

one × four =

Latest Comments