Tradisi Kembar Mayang

Tradisi merupakan bagian yang melekat dalam kehidupan manusia. Dalam masyarakat Jawa, kita mengenal berbagai macam upacara adat antara lain bentuk berbagai model upacara tradisional. Sebagian tradisi itu sudah membudaya dalam kehidupan masyarakat di seluruh lapisan masyarakat baik dalam kehidupan yang berbeda dalam mata pencaharian, agama, maupun dalam masyarakat perkotaan dan pedesaan.

Kembang mayang adalah rangkaian bunga dan daun yang dibentuk serapi mungkin seperti susunan bunga yang berciri khas Jawa. Bentuk tertua Kembang Mayang di lingkungan Kraton Yogyakarta dibuat pada tahun 1906, zaman Sri Dultan Hamengkubuwono VII. Awalnya tradisi Kembar Mayang mengikuti penyelenggaraan kesakralan, kemeriahan, keagungan dan keindahan acara adat pernikahan anak-anak bangsawan pada zaman dulu karena dianggap penuh baik dan penuh makna menjadi keharusan yang bersifat sakral.

Kembang mayang berfungsi sebagai tanda dalam mengawali dan mengakhiri tradisi upacara perkawinan. Makna yang terkandung dalam setiap simbol kembar mayang memiliki nasehat-nasehat dalam menjalankan kehidupan berumah tangga. Unsur-unsur dalam merangkai Kembar Mayang, masing-masing memiliki makna yang ada di dalamnya. Unsur-unsur tersebut antara lain:

  • Pohon beringin, merupakan lambang perlindungan, papan atau tempat yang teduh, nyaman, menyenangkan. Maksudna bahwa pasangan suami istri itu mengusahakan papan ,perlindungan dan tempat yang menyeangkan dalam membina rumah tangga. Pohon beringin memiliki batang besar tetapi bunga nya kecil, berarti walaupun besar dan tinggi kedudukan pangkatnya dan kepintarannya namun tetap bisa melindungi yang kecil. Bahwa pasangan suami istri dapat menjadi pelndung keluarga, sanak saudara khususnya dan masyarakat pada umumnya.
  • Daun alang-alang, merupakan sejenis rumput yang sangat kuat daya tahannya walaupun dibabat, dibakar dan lain sebagainya. Bermakna semoga kedua penganten selalu diberikan perlindungan oleh Allah SWT, tiada satu arah pun walau banyak sekali masalah yang sedang dihadapi.
  • Daun dlingo, bermakna sebagai lambang penolak pengaruh gaib bermaksud agar mampu menolak bala atau penolak mara bahaya.
  • Janur, lambang manusia yang memancarkan sinar kebahagiaan, kemegahan dan keindahan untuk melangsungkan pernikahan. Untiran memiliki makna bahwa setiap manusia mampu menghadapi tantangan dalam hidup, baik suka maupun duka dan masalah hidup yang terbelit-belit.
  • Keris, bermakna bahwa setiap manusa harus senantiasa mawas diri, berjaga diri dan berpikiran tajam sehingga dapat menangkis ataupun menyelesaikan segala sesuatu persoalan yang dihadapinya.
  • Pecut-pecutan, lambang manusia tidak boleh lengah, harus memiliki pikiran yang optimis dan kreatif yang didasari hasrat dan kemauan yang keras.
  • Kupat luar, bermakna bahwa agar manusia selalu terbebas dari malapetaka atau bahaya.
  • Walang-walangan, bermakna manusia harus mempunyai sifat lincah dalam berpikir maupun bertindak.
  • Kembang potro menggolo, bermakna bahwa manusia harus berani dan tegas dalam menghadapi tantangan serta dalam menyelesaikan masalah harus dengan kelembutan hati.
  • Kelapa muda (cengkir), bermakna kemantapan pikiran. Maksudnya kemantapan dalam menjalani berumah tangga.
  • Terompet, bermakna semakin bertambahnya usia seseorang semakin dipertanggung jawabkan apa yang kita lakukan.

kembang mayang juga mempunyai nilai estetika sebagai unsur seni atau dekorasi yang menjadikan ruangan menjadi indah. Perkembangan Kembar Mayang yang penciptanya semakin kreatif sehingga masih dipertahankan keasliannya. Kembar mayang yang menggambarkan hubungan antara manusia dengan Tuhan, sesama manusia, alam semesta dengan perilaku yang baik agar dapat memperoleh kebahagiaan lahir dan batin

Kami selaku konsultan pariwisata mengucapkan terimakasih kepada Instansi terkait atas kepercayaan dan kerjasamanya. Demikian artikel penelitian pariwisata ini disusun, semoga bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders) dalam pembangunan pariwisata setempat.

Kata kunci: Konsultan pariwisata, penelitian pariwisata, kajian pariwisata

Untuk informasi mengenai penelitian pariwisata, berupa kajian atau pendampingan lebih lanjut dapat menghubungi Admin kami di +62 812-3299-9470

No responses yet

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

5 × 3 =

Latest Comments