Lampu Colok adalah suatu tradisi turun temurun dari nenek moyang masyarakat Bengkalis. Dalam bahasa melayu kata “colok” berarti penerang yang berasal dari kata “suluh”. Lampu colok adalah lampu yang menggunakan kaleng ekas minuman lalu dipasangkan sumbu dan berbahan bakar minyak tanah atau solar kemudian disusun membentuk miniatur masjid ataupun hiasan kaligrafi yang dinyalakan.
Tradisi lampu colok adalah tradisi yang diadakan serentak pada malam menyambut hari ke-27 Ramadhan (malam 7 likur) menjelang hari kemenangan Idul Fitri. Dahulu, lampu colok adalah salah satu sarana penerang jalan bagi masyarakat yang hendak membayar zakat fitrah ke rumah masyarakat atau ke masjid pada malam 27 Ramadhan dikarenakan belum terdapat listrik, maka lampu colok inilah yang menjadi penerang untuk menghindar dari hewan bahaya.
Tradisi lampu colok ini memiliki nilai nilai agama karena Lampu Colok berfungsi sebagai penerangan di bulan Ramadhan, dan menjadi syiar islam melalui hiasan-hiasan lampu yang selalu bernuansa islami, terdapat bermacam-macam bentuk lampu colok, seperti: miniatur masjid. Ayat suci al-quran, lafadz Allah dan lain-lain. Selain itu, lampu colok juga memiliki nilai dan makna yang dalam, yaitu memperkuat semangat gotong royong dan persatuan antara pemuda dan orangtuam kekonpakan dan solidaritas. Tanpa adanya gotong royong dan semangat persatuan, mustahil lampu colok ini bisa berdiri dengan kokoh dan memiliki berbagai benuk. Sekain itu, lampu colok ini memiliki kekhasan dan keunikan yang dapat menarik wisatawan berkunjung ke daerang Bengkalis juga membuat orang yang sedang diperantauan berkeinginan untuk pulang ke kampung halamannya.
Lampu colok ini telah menjadi Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Indonesia yang ditetapkan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Pelestarian kebudayaan ini sudah tersematkan dalam peraturan Daerah Provinsi Riau No 9 Tahun 2015, yang menyebutkan bahwa kebudayaan Melayu Riau adalah bagian dari kebudayaan nasional yang harus dilestarikan melalui pengelolaan yang menjamin kemajuan peradaban dan mempertinggi derajat kemanusiaan serta mempertahankan identitas daerah di tengah-tengah arus globalisasi.
Kami selaku konsultan pariwisata mengucapkan terimakasih kepada Instansi terkait atas kepercayaan dan kerjasamanya. Demikian artikel penelitian pariwisata ini disusun, semoga bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders) dalam pembangunan pariwisata setempat.
Kata kunci: Konsultan pariwisata, penelitian pariwisata, kajian pariwisata
Untuk informasi mengenai penelitian pariwisata, berupa kajian atau pendampingan lebih lanjut dapat menghubungi Admin kami di +62 812-3299-9470
No responses yet