Tradisi Mondosiyo, Potensi Desa Wisata Pancot Kabupaten Karanganyar

Potensi Desa Wisata Pancot Kabupaten Karanganyar – Desa Pancot termasuk wilayah Kelurahan Kalisoro yang terletak sekitar 2 km sebelah Timur dari kantor Kecamatan Tawangmangu. Kelurahan ini terdiri dari tiga lingkungan yakni Lingkungan Pancot Lor (utara), Pancot Kidul (selatan), dan Kalisoro. Luas wilayah Kalisoro adalah 1067,61 ha yang berbatasan dengan Tengklik di sebelah Utara, Kec. Jatiyoso di sebelah selatan, dan Kec. Tawangmangu di sebelah Barat. Batasbatas wilayah Desa Pancot yakni sebelah Timur berupa Bukit Sekipan, Grojogan Sewu di sebelah Barat, Tebing Grogol di Selatan, Sungai dari Pringgondani di sebelah Utara.

Dusun Pancot yang masuk dalam wilayah Kelurahan Kalisoro, Kecamatan Tawangmangu, Karanganyar ini berada di ketinggian 1.300 meter di atas permukaan laut (mdpl). Kesejukan dan keasriannya yang masih terjaga serta sumber daya alam yang melimpah, membuat dusun ini pantas dijuluki sebagai dusun yang gemah ripah loh jinawi, yang artinya masyarakatnya tentram serta wilayahnya subur dan makmur.

Terletak sekitar 30 km dari pusat Kabupaten Karanganyar, terdapat sebuah dusun yang dikelilingi dengan lanskap yang memukau serta hamparan ladang sayur subur. Dusun ini dikenal moncer dengan sumberdaya alam dan budaya yang dimiliki, Dusun Pancot namanya.

Asal usul Dusun Pancot, Kelurahan Kalisoro, Kecamatan Tawangmangu, Karanganyar ternyata tidak lepas dari legenda setempat (local legends) yang beredar di masyarakat secara turun temurun.

Berada tepat di kaki Gunung Lawu, Dusun Pancot memiliki iklim yang sejuk, pengairan cukup, dan tanah vulkanik yang subur sehingga cocok ditanami sayur-sayuran.

Dengan sumber daya yang dimiliki, sebagian besar masyarakat Dusun Pancot bermata pencaharian sebagai petani, pedagang, ataupun penyedia jasa untuk kepentingan pariwisata.  Tak kalah dengan desa wisata lainnya, berikut adalah daftar destinasi wisata alam dan budaya yang dimiliki oleh Dusun Pancot.

Tradisi Bersih Desa Mondosiyo di desa Pancot, Kalisoro, Tawangmangu, Karanganyar, Jawa Tengah tercatat sebagai obyek wisata Nasional di Kabupaten Karanganyar.

Mondosiyo adalah nama salah satu di urutan ke-14 dari 30 wuku berdasarkan kalender Jawa. Wuku-wuku yang dalam kalender berlangsung selama tujuh hari tersebut, dipercaya masyarakat Jawa tradisional berpengaruh terhadap watak seseorang sesuai dengan wukunya, namun, bagi masyarakat desa Pancot, Desa Kalisoro, di kawasan objek wisata Tawangmangu, wuku Mondosiyo memiliki makna sangat khusus yaitu sebuah tradisi “bersih desa” yang dilakukan masyarakat setempat setiap tujuh bulan sekali.

Baca juga : Relasi Adat dan Agama dalam Tradisi Baarak Naga pada Walimah Perkawinan Masyarakat Banjar

Potensi Desa Wisata Pancot Kabupaten Karanganyar –  Tradisi Mondosiyo kini telah ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda (WBTB) oleh Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) pada 7 Desember 2021 lalu.
Kami selaku konsultan pariwisata mengucapkan terimakasih kepada Instansi terkait atas kepercayaan dan kerjasamanya. Demikian artikel penelitian pariwisata ini disusun, semoga bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders) dalam pembangunan pariwisata setempat. Untuk informasi mengenai penelitian pariwisata, berupa kajian atau pendampingan lebih lanjut dapat menghubungi 0812-3299-9470

Tags:

No responses yet

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

18 − three =

Latest Comments