Tradisi Tumpeng Sewu Suku Osing

Suku Osing merupakan suku asli yang berasal dari Banyuwangi di Jawa Timur.  Potensi utama yang dimiliki desa wisata ini adalah tradisi dan budaya suku Osing yang masih dijaga dan dipegang oleh masyarakat dan dijalankan dalam aspek kehidupan seharinya.  Tradisi ini diartikan ungkapan hidup bermasyarakat dalam berinteraksi dengan penguasa alam dengan lingkungan alamnya. Karena tradisi ini merupakan warisan dari para leluhur, maka nilai-nilai yang terkandung dalam pelaksanaannya telah terkaji dari masa kemasa, sehingga dapat menjadi pendidikan non formal dalam pelajaran nilai kehidupan kepada generasi berikutnya.

Pada tradisi tumpeng sewu ini, terdapat serangkaian yang dilaksanakan masyarakat desa sebelum melaksanakan tradisi puncak di malam hari, yakni Tumpeng Sewu yang dilakukan setahun sekali, antara lain:

  1. Mepe kasur, sejak matahari terbit, masyarakat desa akan mengeluarkan kasurnya masing-masing yang khas dengan warna hitam dan merahnya untuk dijemur didepan rumah masing-masing sambil berdoa dan memercikkan air bunga di halaman mereka, bertujuan agar dijauhkan dari benncana dan penyakit. Sepanjang jalan arah barat Desa Kemiren, tampak di setiap depan rumah penduduk berjajar rapi jemuran kasur berwarna dasar hitam dan bergaris merah. Pemandangan ini menggambarkan betapa rukunnya warga desa. Kasur dianggap sebagai benda yang sangat dekat manusia sehingga wajib dibersihkan agar kotoran yang ada di kasur hilang, warna kasur juga memiliki arti, merah berani dan hitam simbol kelanggenan, yang diartikan agar hidup dalam rumah tangga langgeng dan tentram.
  2. Ziarah ke makan buyut cili, pada dasarnya seluruh upacara ditujukan kepada Buyut Cili yang dianggap sebagai penguasa atau dhanyang Desa Kemire. Buyut Cili dianggap sebagai cikal bakal yang telah membuka Desa Kemiren. Masyaarakat percaya, bahwa mereka berasal dari satu garis keturunan dengan Buyut Cili, oleh karena itu Buyut Cili dianggap sebagai leluhurnya. Warga desa akan berziarah pada makam Buyut Cili sebelum arak-arakan barong dan tumpeng sewu, hal tersebut dimaksudkan sebagai perlindungan terhadap malapetaka. Warga Kemiren percaya, bahwa roh Buyut Cili dapat meminjam tubuh atau raga seseorang untuk memberikan petunjuk dan keinginan yang harus dipenuhi oleh warga. Apabila petunjuk dan keinginannya tidak terpenuhi maka Buyut Cili akan marah dan diyakini akan terjadi suatu malapetaka.
  3. Arak-arakan barong Kemiren, barong merupakan sebutan hewan mitologis atau binatang keramat yang dijumpai dalam masyarakat Jawa dan Bali. Hewan ini diyakini memiliki kekuatan magis dan dianggap suci oleh masyarakat yang memercayainya. Upacara Barong ini yang dipercayai masyarakat sebagai bersih desa yang menjauhkan marabahaya, upacara inidilakukan pada tanggal 1 bulan dzulhijjah di Desa Kemiren. Arak-arakan barong dilakukan pada sekitar pukul 15:00-17:00.
  4. Tumpeng sewu, tradisi bersih desa yang dilaksanakan setahun sekali, pada tanggal 1 Dzulhijjah yang melibatkan segenap penduduk desa, ritual ini dimaksudkan agar desa dihindarkan dari marabahaya atau sebagai penolak bala dengan memanjatkan doa bersama memohon keselamatan melalui syukuran hidangan ini. dengan diterangi obor bambu yang dipasang pada tempat berkaki empat, yang dinamai oleh warga “oncor ajug-ajug”, tumpeng sewu menjadi tradisi yang khas dan tetap sakral. Selain itu mereka juga membakar daun kelapa kering di sepanjang jalan yang diyakini sebagai penghilang marabahaya, sebelum makan bersama warga akan berdoa bersama dan sholat maghrib berjamaah.

Kami selaku konsultan pariwisata mengucapkan terimakasih kepada Instansi terkait atas kepercayaan dan kerjasamanya. Demikian artikel penelitian pariwisata ini disusun, semoga bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders) dalam pembangunan pariwisata setempat.

Kata kunci: Konsultan pariwisata, penelitian pariwisata, kajian pariwisata

Untuk informasi mengenai penelitian pariwisata, berupa kajian atau pendampingan lebih lanjut dapat menghubungi Admin kami di +62 812-3299-9470

No responses yet

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

5 × 2 =

Latest Comments